Allen duduk di kursi belakang sopir, ia hanya memandangi jalanan yang sudah mulai lengang siang itu hanya beberapa kendaraan yang berlalu-lalang . Hatinya masih sedih mengingat pemandangan yang menyakitkan hatinya tadi pagi saat Arka memeluk mesra istri pertamanya. Tidak lama kemudian mobil yang di tumpanginya berhenti tepat di depan kantor suaminya, ia tersadar dari lamunannya saat sopir pribadi Arka mengatakan pada Allen jika mereka telah sampai di kantor tuannya.
Allen turun dari mobil itu, dan memandangi gedung yang begitu megahnya tepat di depannya. Ada rasa haru dan terpesona dengan apa yang Allen lihat, hingga dia melangkahkan kakinya masuk ke lobby kantor itu. Langkahnya di sambut hangat oleh seorang gadis cantik mungkin umurnya tidak jauh berbeda darinya. Allen di antarkan ke ruangan suaminya oleh gadis yang bernama Sita, yang mengatakan jika Arka yang meminta dirinya untuk mengantarkan Allen keruangan Arka. Namun yang membuat Allen heran ini pertama kalinya bagi mereka untuk bertemu, tapi kenapa Sita sudah tahu Allen. Allen tidak begitu memikirkan hal itu, Sita mengantarkan Allen ke lantai 3 tepat di ruangan CEO Leonil Persada Nusantara itu. Setelahnya Sita pamit ke Allen untuk menjalankan tugasnya lagi.
Allen masih berdiri di depan pintu ruangan Arka, ia masih ragu antara mengetuk pintu atau pergi dari sana. Allen takut jika istri pertama Arka berada di ruangan suaminya, bisa ribut lagi nantinya. Allen menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, supaya kegugupannya sedikit berkurang. Ia memberanikan dirinya mengetuk pintu ruangan Arka,
Tok.. tok.. tok..
~Masuk ~ sahut Arka dari dalam.
Allen membuka pintu perlahan, lalu masuk ke ruangan suaminya dan menutup pintu. Allen sedikit mengedar pandangan ke ruangan itu, ia tidak melihat kekeradaan istri pertama suaminya.
"Selamat siang mas Arka.." sapa Allen pelan.
"Siang.. Mana ponselku?!" sahut Arka dingin sambil mengulurkan tangannya pada Allen.
Allen merogoh saku tas yang di jinjingnya, kemudian memberikan ponsel Arka. Hatinya sangat sakit dengan perlakuan dingin suaminya yang menyambut kedatangannya. Tanpa menyuruh Allen duduk, Arka mengintimidasi istri sirinya. Arka berdiri dari kursi kebesarannya, menghampiri Allen lalu menyelaraskan tubuhnya dengan tubuh Allen yang masih berdiri.
"Kenapa kamu menjawab panggilan dari istri pertamaku, tanpa kamu memberitahuku?!" cecar Arka sambil mencengkeram dagu Allen kasar.
"Maaf mas.. Aku tidak sengaja!" jawab Allen gemetaran menahan air matanya yang mengalir begitu saja.
"Apa kamu bilang? Tidak sengaja! Kamu tahu, gara-gara kamu Renita, istri pertamaku jadi kesini! Dia juga marah besar padaku!!" bentak Arka kesal.
"Ma..af mas..!" jawab Allen, menahan rasa sakit.
"Tidak ada kata maaf untuk kamu, Ingat akan ku buat perhitungan untukmu karena berani menjawab panggilan dari istriku!!" sahut Arka lagi sambil melepaskan cengkeraman tangannya dari dagu Allen.
Allen hanya menangis dengan perlakuan kasar suaminya, ternyata selain dingin suaminya juga kasar kepadanya. Meski fisiknya sakit, tapi Allen bahagia dalam hatinya karena Arka ketahuan oleh istri pertamanya. Dan mereka jadi bertengkar tadi pagi, meski Allen harus di musuhi oleh Arka karena dirinya ketahuan oleh Renita. Namun Allen melawan suaminya, ia bahkan tidak takut jika suaminya akan menyakiti fisiknya lagi.
~Kamu boleh menyakiti fisik ku mas, tapi ingat satu hal aku tidak akan pernah menyerah! Sebelum hubungan kamu dan istri pertama kamu benar-benar hancur, karena kamu sudah menjebakku dalam hubungan terlarang ini. Meski kamu menyakiti fisik ku, aku tidak peduli!!. Sebelum aku menikah dengan kamu, aku sudah biasa menghadapi sikap kasar orang-orang~ batin Allen.
Allen keluar dari ruangan suaminya yang memanggailnya beberapa kali, ia berlari keluar meski membuat Arka semakin marah padanya. Allen tidak peduli, bahkan sekalipun Arka akan menyakiti fisiknya lagi. Allen segera pergi dari kantor itu, meski tujuannya adalah masih rumah suaminya, ia tidak mungkin memberi tahu kedua orang tuanya tentang apa yang telah terjadi kepadanya. Allen berjanji akan memendam rasa sakitnya sendiri, meski hidupnya terkekang dan batinnya tersiksa. Asalkan kedua orang tua terkasihnya bisa hidup bahagia, itu harapan terbesar Allen. Meski Allen harus mempertaruhkan nyawa nya sekalipun.
Orang-orang yang bekerja di kantor Arka memandanginya dengan tatapan aneh karena Allen berlari sambil menangis, bahkan tidak jarang juga ada yang mencibirnya namun Allen tidak peduli. Allen sengaja menghentikan taksi di depan kantor Arka, daripada menyuruh sopir pribadi Arka. Ia takut suaminya semakin membabi buta, dan malah menyalahkan orang yang tidak tahu apa-apa.
Allen masuk ke dalam taksi itu, dan menyuruh sopir taksi melajukan mobilnya. Allen memberikan alamat yang akan dituju pada sopir taksi, meski sopir taksi itu kebingungan kenapa penumpangnya menangis, namun ia tidak berani bertanya dan hanya memandangi Allen lewat kaca spion.
Dalam tangis Allen ponselnya berdering beberapa kali,
Drett.. drett.. drett..
Allen melihat di layar ponselnya, jika Arka yang menghubunginya. Namun dirinya tetap membiarkan panggilan suaminya, ia malas berdebat apalagi kini dia berada di dalam taksi. Lebih baik Allen menenangkan pikirannya untuk sementara waktu. Arka juga mengirimkan pesan kepada Allen.
~**Kenapa kamu tidak menjawab panggilanku, rupanya kamu sudahberani padaku..Allen!! ~
~*Awas saja nanti setelah aku pulang, jangan salahkan aku jika aku berbuat kasar kepadamu lagi*!! ~
Arka kesal karena Allen tidak menjawab panggilannya, namun lagi-lagi Allen hanya membacanya saja dan sama sekali tidak membalas pesan Arka yang di kirimkan padanya. Membuat Arka semaki marah dan kesal, Arka mengepalkan tangannya di atas meja. Dirinya benar-benar tidak menduga jika Allen berani melawannya, meski hanya melawan Arka jika dalam terdesak saja.
Sopir taksi itu berhenti tepat di depan gerbang berwarna gold, sesuai alamat yang di berikan Allen. Allen segera turun dari taksi tersebut, setelah membayar ongkos. Langkah kaki Allen menuju ke lantai atas dan masuk ke kamarnya, ia menghempaskan tubuhnya kasar di kasur empuk itu dan menangis sejadi-jadinya.
~Kamu begitu tega padaku mas.. Aku hanya di jadikan sebagai pelampiasan amarahmu saja, kamu sama sekali tidak pernah peduli dengan perasaanku!! ~ tangis Allen.
Allen sampai lupa jika waktu sudah menunjukan pukul 14.45 WIB, dirinya juga melupakan kalau ia belum makan siang meski bi inem sudah menyuruhnya dari tadi. Hingga dirinya terlelap dalam posisi tengkurap, karena rasa kantuknya yang datang tiba-tiba di sela tangisnya.
Allen bangun tepat pukul 16.30 WIB, ia segera mandi karena waktu sudah sore dan sebentar lagi Arka akan pulang. Allen merasa jenuh berada di kamarnya, hingga ia keluar menuju balkon yang berada di kamar suaminya. Allen duduk di kursi yang berada di balkon itu ia menghirup udara segar, lalu tangannya mengusap layar ponselnya Allen melihat Arka menghubunginya berpuluh-puluh kali semenjak dirinya meninggalkan kantor suaminya.
.
.
.
**Mohon dukungan untuk karyaku ini ya🙏🏻..
Mana nih like dan komennya, biar author tetap semangat💪🏻**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Putri Cikal
keren ceritanyah thor
2023-02-19
0
Maya●●●
aku mampir lagi😊😊
2022-08-26
1
Dehan
sudah aku favoritin ya kak..
mampir lagi ke novelku ya kak, penjahit cantik
2022-08-09
0