Malam telah berlarut Allen dan Arka menghabiskan malam berdua bersenang-senang malam ini. Allen tersenyum menyeringai saat rencananya berhasil. Cepat atau lambat perang rumah tangga Arka akan di mulai secepatnya. Meski Allena menyadari, jika ini rencana jahatnya. Tapi Allen bahagia karena dendamnya akan terbalas. Hingga mereka tidur pulas setelah lelah melakukan hubungan suami istri. Tak terasa malam telah berganti pagi, mentari mulai menampakan dirinya menyusup masuk melewati celah jendela. Allen terbangun dari tidur lelapnya. Ia masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dari aktifitas semalam. Setelah selesai Allen membangunkan sang suami yang masih dalam mode nyenyaknya, karena hari ini suaminya ada meeting penting bersama klien dari luar negri.
Hal itu malah membuat Arka meminta Allen untuk mengulangi hal semalam yang telah mereka lakukan. Meski Allen lelah dan baru saja selesai ia membersihkan diri. Namun ia tak mungkin menolak keinginan suaminya. Bisa jadi perang besar nantinya, ia pun menuruti permintaan suaminya lagi.
Permainan panas mereka baru saja usai, Allen yang sudah mandi untuk kedua kalinya pagi ini dan sedang merias diri di depan cermin, sedangkan Arka baru saja selesai membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian dengan outfit kantornya. Tiba-tiba pintu kamar suaminya di gedor-gedor dari luar, membuat Arka marah. Arka meminta Allen tetap berada dikamarnya, Allen menuruti permintaan suaminya. Sementara Arka melihat siapa yang membuat keributan di luar. Arka takut jika Allen ketahuan oleh istri pertamanya, meski selama 2 bulan Arka disana istri pertamanya tidak pernah mengunjunginya sama sekali alasannya tentu saja karena sibuk.
"Huh.. siapa sih pagi-pagi sudah brisik!" ucapnya kesal.
Arka membuka pintu kamarnya kasar, karena dia pikir pekerja rumah disana yang sudah membuat kebisingan di hari yang masih pagi. Meski mereka tidak berani melakukan itu kepada tuannya, selama Arka tinggal disana.
"Siapa sih pagi-pagi sudah bikin ri...!" bentaknya terhenti setelah melihat yang membuat onar adalah istri pertamanya.
"Oh... ternyata kamu berani bentak aku ya mas!" teriak Reni istri pertamanya marah.
"Sayang.. ngapain kamu kesini, tumben? Ini kan masih pagi!" ucap Arka gugup sambil menutup pintu kamarnya dengan cepat.
"Ngapain kamu bilang mas?! Aku datang kesini untuk menemui pelakor itu!!" ucap Reni marah.
Sebenarnya Allen penasaran dengan keributan ini, namun ia enggan keluar kamarnya. Allen menuruti ucapan suaminya yang memintanya untuk tetap berada di dalam kamarnya, Allen tidak mau Arka akan murka. Terdengar jelas di telinganya dengan ucapan yang dilontarkan wanita didepan kamarnya yang mengatakan jika dirinya pelakor. Allen mendengarkan dibalik pintu, pertengkaran Arka dan perempuan itu. Meski hatinya sangat sakit, namun ia akan menonton perang sengit Arka dan istri pertamanya di dalam kamarnya saja lewat celah pintu yang sedikit terbuka.
"Mana pelakor itu..?? Suruh dia keluar!!" bentak Reni kesal pada Arka.
"Pelakor apa sih maksud kamu!?" teriak Arka marah dengan kelakuan istri pertamanya.
"Kamu nggak usah pura-pura mas!! Semalam aku telfon kamu, dan kamu sedang bercinta dengan perempuan lain! Kamu pikir aku bodoh mas!!" ucap Reni tidak bisa menahan amarahnya.
~Sial.. Apa semalam Allen mengangkat telpon dari Reni saat aku dan Allen sedang bercinta? Janan bilang kalo Reni mendengar aku dan Allen sedang bercumbu! Ah.. Aku bodoh..! Aku juga belum sempat membuka ponselku dari aktifitas semalam sampai sekarang. Kalo memang Allen melakukan itu... Awas saja kamu Allen... AKAN KU BUAT PERHITUNGAN UNTUKMU!~ batin Arka dalam hati. Arka mengepalkan tangannya menahan amarahnya.
"Sayang.. Kamu salah dengar kali!" elak Arka pada istrinya.
Arka tetap menjaga pintu karena istri pertamanya tetap memaksanya masuk ke dalam kamarnya.
"Salah dengar apanya! Telingaku masih waras mas!, Aku mendengar suara kamu bersama seorang perempuan mendesah!" ucap istri pertama Arka. "Mana perempuan murahan itu? Kamu sembunyikan di kamar ini kan?!" cerocos Renita sambil menyingkirkan tangan Arka yang masih menahan dirinya.
"Sayang... Udah deh ini masih pagi. Nggak usah teriak-teriak! lebih baik kita keluar cari sarapan. Kamu pasti lelah dan lapar karena perjalanan jauh kesini kan? Ayo kita pergi!" ajak Arka sambil merangkul dan memeluk mesra istri pertamanya.
Akhirnya Reni luluh juga, memang Arka luar biasa membujuk istrinya yang sedang ngambek. Memang biasanya kalo Reni sedang marah-marah, dengan pelukan dan rangkulan Arka amarahnya sedikit reda. Mungkin karena qualiti time antara mereka yang terbatas karena keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Arka mengajak Reni pergi dari rumah itu.
Melihat suaminya merangkul wanita lain, Allen mengepalkan tangannya menahan amarah. Allen merasa iri melihat kemesraan Arka dan istri pertamanya, andainya Allen berada di posisi itu. Mungkin hatinya akan bahagia, namun itu semua bagai pungguk merindukan bulan. Hati Allen amat sangat sakit melihat suami yang menikahinya secara siri merangkul mesra wanita lain. Meski Allen sadar posisinya hanya istri siri yang di nikahi hanya untuk menyalurkan hasrat terpendam Arka. Tetap saja hati kecilnya merasa cemburu, meski Arka menikahinya bukan atas dasar cinta.
~Sabar Allen.. Ada saatnya mereka berdua pasti akan berpisah. Kamu harus tetap ta'bah dan ikhlas menjalani belenggu kehidupan ini, meski Arka selalu mengekangmu. Meski Arka sudah menjebakmu, tapi Arka sudah melunasi semua hutang ayah.. Setidaknya kedua orang tuaku terbebas dari bayang-bayang orang-orang suruhan renternir yang selalu menyakiti bahkan melukai keluargaku. Termasuk diriku sendiri yang pernah diposisi itu.. Meski batinku tersakiti, tapi aku rela. Tidak mungkin juga aku pergi meninggalkan Arka, ancamannya pasti tidak main-main!!~ tangis Allen pecah meski ia menguatkan dirinya dalam hati.
Tangisnya terhenti saat perempuan paruh baya bernama bi inem pembantu yang bekerja rumah suaminya mengetuk pintu perlahan. Meski dirinya tahu jika Allen adalah istri siri tuannya, namun bi inem tetap menghormati Allen sebagaimana menghormati majikannya. Terlebih lagi bi inem tahu dari pak udin rekan kerjanya yang mengatakan alasan mengapa Allen mau di nikahi tuannya. Hati bi inem kasihan pada Allen, sungguh miris nasibnya. Begitulah pikir bi inem,
Tok.. tok.. tok..
"Boleh saya masuk nona muda." ucapnya pelan karena pintu masih sedikit terbuka.
"Iya bi.. masuk saja" sahut Allen sambil menyeka air matanya.
"Begini non.. Tadi tuan Arka menelfon kerumah menyuruh nona Allen mengantarkan ponsel tuan Arka yang ketinggalan ke kantornya." ucapnya pelan.
"Hm.. tapi aku tidak tahu dimana alamat kantornya bi?" jawab Allen jujur.
"Pak udin yang akan mengantar nona Allen, begitu kata tuan Arka.." ucap bi inem.
"Bukannya pak udin mengantar mas Arka dan istrinya pergi ya bi?" tanya Allen penasaran.
"Tidak non.. Tuan Arka mengemudikan mobilnya sendiri." imbuhnya
"Baik bi, sebentar lagi aku akan pergi. Allen siap-siap dulu ya bi." ucap Allen sopan.
"Baik non.. Bibi pamit ya non. Permisi..." sahut bi inem sopan.
"Iya bi.. Terima kasih.." ucap Allen.
Allen bersiap-siap dan mengambil ponsel suaminya diatas nakas, kemudian memasukannya kedalam tas kecil miliknya yang biasa di bawa pergi sebelum akhirnya pergi menuju kantor suaminya Leonil Persada Nusantara.
.
.
.
Mohon dukungannya untuk karyaku ya🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Maya●●●
udah aku masukin fav kak.
semangattt
2022-08-25
2
Dehan
makin seru
2022-08-09
1
...
Terima kasih sudah mampir ya kak🙏🏻
2022-07-22
1