"Makasih Bu Gea! Anda memang notaris yang hebat!"
Pujian tersebut membuatku tersenyum seiring aku berjalan meninggalkan ruangan sidang pengadilan negeri kota Makassar.
Sudah empat tahun semenjak kejadian dimana adalah tahun paling buruk bagi keluargaku, yah setelah kakakku pergi aku memilih melanjutkan kuliahku dan lulus dengan nilai terbaik sehingga membuat terkenal sebagai notaris sekarang.
Setelah mendapat cukup uang, aku memilih memboyong Abah dan Mak beserta anak kakak atau bisa ku sebut anakku ke kota meninggalkan desa yang menjadi saksi bisu penderitaan dan penghinaan atas keluargaku.
Aku lupa, Perkenalkan namaku Geavanni Asraf Ardan, anak kedua dari dua bersaudara yah sekarang aku anak tunggal karena kakakku ~Ratna, sudah pergi empat tahun yang lalu menyimpan dendam dihatiku kepada pria yang sudah membuat kakakku menderita begini.
"Mama!"
Aku berbalik, tampak sesosok tubuh pendek dengan langkah kecil berlari ke arahku, dia adalah anak dari kakakku, walaupun dia kerap di cap anak haram di desa yang mengetahui asal usulnya, aku selalu berpikir bahwa anak itu adalah anak yang lahir dari rahimku, jadi jangan heran jika aku kerap mendapat julukan janda tapi perawan.
"Gibran, kamu sama siapa kesini Nak?" tanyaku meraih Gibran ke dalam gendongan ku.
Gibran Adriansyah Ardan, nama yang aku berikan sendiri empat tahun lalu setelah aku mengikat janji kepada kakakku.
"Sama Tante Enjel," jawab Gibran yang tak lama kemudian Enjel datang menghampiriku.
Enjel adalah sahabatku, kami sudah berteman sejak kuliah dan dia satu-satunya orang yang tidak mengecap buruk keluargaku setelah aku menceritakan masa lalu ku.
"Njel, kok Gibran bisa sama kamu?" tanyaku yang membuat Enjel tersenyum.
"Tadi aku ke rumahmu, tapi kata Abah kamu ada ngurus kasus, eh pas mau pergi, Gibran minta ikut sekalian aja aku bawa," jawab Enjel yang mengajakku duduk di sebuah bangku yang tak jauh dari tempat kami berdiri. "Gea, duduk disini bentar deh, aku ada mau ngomong sesuatu."
Aku mengangguk, dari raut wajahnya tampaknya Enjel serius karena dia tidak pernah seserius ini jika hanya untuk membicarakan sesuatu, aku menaruh Gibran di pangkuanku kemudian menatap Enjel dalam.
"Ada apa Njel?"
"Ini tentang Bapak dari Gibran," jawab Enjel yang membuat aku seketika antusias.
"Ada apa dengan pria sialan itu?" tanyaku sedikit emosi.
"Aku sudah mengetahui keberadaannya, apakah kau masih ingin melanjutkan rencanamu balas dendam atas penderitaan keluarga dan kakakmu?" jawab Enjel yang berujung pertanyaan.
"Jujur semuanya tidak akan pernah ku lupakan Njel, bagaimana penghinaan yang ku terima bahkan sewaktu kakakku meninggal tidak ada seorangpun yang mau membantu menguburkan, sehingga Abah dan Ustad setempat lah yang menggali kuburan kakakku, kau pahamkan betapa menderitanya keluargaku karena ulah pria tidak bertanggung jawab itu?"
"Aku paham posisimu, Gea, makanya sudah mencari informasi tentang bapak dari Gibran dan aku sudah menemukannya."
"Dimana dia?" tanyaku yang membuat Enjel mengeluarkan sebuah kertas dari tasnya.
"Dia sekarang adalah seorang kepala desa di desa gertomulia yang ada di kabupaten Pangkep, kalau kau ingin menemuinya bagaimana rencanamu?" jelas Enjel yang membuatku berpikir sejenak.
"Aku mempunyai ide Njel."
"Apa?"
"Aku akan datang ke desa itu sebagai mahasiswa yang sedang menjalani praktek, aku tidak ingin menghancurkannya dengan begitu mudah, aku akan membuatnya menderita secara perlahan sama seperti yang di hadapi keluargaku."
"Karirmu?"
"Tidak penting tentang itu, aku hanya pria yang membuat kakakku menderita menerima balasan setimpal!"
"Bagaimana dengan Gibran, bukankah dia tidak bisa berpisah lama denganmu?"
"Aku akan membawanya."
Sepertinya aku berucap ragu tentang ingin membawa Gibran turut membawa Gibran, tapi aku sudah yakin tentang balas dendam ku.
"Dan membuatnya bertemu dengan Bapaknya?"
"Selama pria sialan itu tidak tahu kalau Gibran anaknya, semuanya akan baik-baik saja, lagipula aku sudah memberi pemahaman kepada Gibran kalau ayahnya sudah meninggal dan ayahnya itu orang jahat."
Mendengar penjelasan ku sepertinya membuat Enjel berpikir panjang, aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tahu-tahu dia hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku akan membantumu Gea, menyembunyikan semua identitasmu sebelum kau pergi ke desa itu," jawab Enjel yang membuatku tersenyum.
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan Lupa Like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Henny Rossana
fauzan adinata anak babah adam kh....???
2023-10-16
2
Maria Magdalena Indarti
suka critanya
2023-09-02
0
Nila
👍💪❤️
2023-03-27
0