Hasil tes

Wanita cantik itu melepaskan pelukannya dari tubuh Tuan Leonel, sedikit mundur, memberi jarak di antara tubuh mereka.

Tuan Leonel masih menatapku dalam diam, tanpa pergerakan.

"Kau siapa?" tanya wanita cantik itu berbalik, melihatku yang masih berjongkok memeluk Darren.

Aku berdiri, melihat Tuan Leonel yang masih diam, sepertinya ia tak berniat untuk memperkenalkan kami.

"Ehm,,,, saya,,,, saya Retania, Nyonya." kuulurkan tanganku ke hadapan wanita itu, namun sayang, tak mendapat sambutan. Wanita cantik itu menyipitkan kedua mata menatapku tajam, penuh tanya.

Kutarik kembali tanganku yang terlanjur terulur, ada rasa malu karena aku diabaikan.

"Dia pengajar Tuan Muda, Nyonya Annora," Sisil yang sedari tadi seperti nyamuk, hanya diam berdiri di belakang bak makhluk tak kasat mata, akhirnya buka suara.

Wanita cantik itu tak menanggapi omongan Sisil, tapi matanya menelisik melihatku dari ujung kaki sampai ujung kepala, menilai penampilanku, mungkin.

"Kau tidak terlihat seperti seorang pengajar," komentarnya yang seperti dugaanku, ia tengah memindai penampilanku.

"Mommy,,,," seru Darren, menarik perhatian wanita cantik yang dipanggil Sisil Nyonya Annora.

"Iya, sayang!" Nyonya Annora mendekati Darren.

"Ayo kita masuk, aku sudah bisa berhitung penjumlahan sekarang, Re sudah mengajariku dengan baik, ayo, biar aku tunjukkan,"

"Oh, ya? Anak mommy memang pintar, bukan masalah siapa yang mengajar, anak mommy pasti paham siapapun yang akan mengajarinya, karena Darren dasarnya memang sudah pintar, kalau begitu ayo. Sisil?"

"Iya, nyonya."

Sisil bertindak cepat, mendorong kursi roda Darren, mereka bertiga sudah mulai melangkah masuk menuju pintu utama. Sedangkan aku dan Tuan Leonel masih berdiri di tempat semula.

"Leon? Ayo masuk!" seru Nyonya Annora, ia berhenti sesaat untuk memanggil Tuan Leonel.

"Aku permisi, Tuan."

Aku berbalik cepat, berjalan keluar dari mansion Tuan Leonel dengan perasaan carut marut, cemburu? Mungkin. Tapi kenapa? Apa hubunganku dengan Tuan Leonel sehingga aku berhak untuk merasa cemburu?

Kami tak memiliki hubungan spesial apapun, selain aku yang hanya berperan sebagai mainan ranjangnya. Catat, mainan ranjang.

Tapi itulah lucunya perasaan, ia bisa merasakan sakit karena cemburu pada sesuatu yang bukan menjadi miliknya.

Aku terus melangkah cepat menuju gerbang hitam, air mataku sudah mulai menetes bercucuran. Dan aku tak mau Tuan Leonel sampai melihatnya. Atau apa katanya nanti? Aku menangis tanpa sebab yang pasti.

***

Daun-daun kering kuning kecoklatan dari pepohonan trembesi yang berjejer di trotoar jalan dekat halte bus terlihat mulai berjatuhan, berserakan di jalanan, beberapa lain terhempas angin maupun ban mobil yang melaju kencang. Menandakan jika musim gugur telah tiba.

Aku berdiri di halte seperti biasa, saat pagi hari mengawali kesibukan, dan daun-daun kering yang jatuh sebagai penanda musim gugur itu menarik perhatian.

Musim gugur, adalah masa peralihan dari musim panas ke musim dingin, sombongnya matahari panas perlahan mulai terkikis luluh oleh musim gugur, kemudian redup oleh datangnya musim dingin.

Seperti warna musim yang bervariasi berganti, begitu pula suasana hati, yang berubah sesuai alur waktu dan situasi.

Bus tingkat merah yang kutunggu sedari tadi telah tiba, aku naik, bersama beberapa penumpang lain yang tadi juga menunggu di sekitarku, tempat tujuanku kali ini adalah rumah Crishtie. Kami akan ke rumah sakit, mengambil laporan hasil tes DNA.

***

Kini kami sudah duduk melingkar mengitari meja kaca, di ruang tamu apartemen Erdhan.

Ada aku, Crishtie, tanpa kedua orang tuanya, Erdhan dan Tuan Leonel. Kami berempat.

Amplop berisi laporan hasil tes DNA berada di tangan Tuan Leonel.

Kulihat Crishtie yang terus menunduk, meremas kedua tangannya sendiri, sesekali ia mencubit jari jemarinya sendiri, cemas, Crishtie dilanda kecemasan.

Segera kuraih tangan Crishtie, menggenggamnya, menghentikan jemari yang saling menyakiti, ia mendongak menatapku, dan aku tersenyum tulus padanya, sambil memejamkan mata dan menganggukkan kepala pelan, seolah menyakinkan, jika semua akan baik-baik saja.

"Kalian siap?" tanya Tuan Leonel memulai.

"Cepatlah, buka. Aku sudah tidak sabar, untuk melihat kebenaran," beo Erdhan meremehkan. Melihat Crishtie dengan cara yang? Ah,,,, tapi senyum liciknya sangat jelas mengartikan apa maksudnya.

Aku tahu apa isi kepala si bangsat muda itu, dia pasti sangat yakin jika janin yang dikandung Crishtie bukanlah anaknya.

"Apa kau begitu tidak sabar untuk menjadi seorang ayah? Setidaknya tunggulah sampai beberapa bulan ke depan, Tuan Muda Erdhan Dankar. " celotehku menyahuti.

Aku sedikit kesal dengan tingkah laku pria muda itu, bahkan aku masih heran, bagaimana Crishtie bisa bermain dengan pria modelan serbuk kayu seperti dia. Tampan sih, tapi 0 attitude, selain itu? Dia juga cuma bocah.

Tuan Leonel mulai membuka amplop, mengeluarkan satu lembar kertas berisi laporan hasil tes.

_

Hening,

***

Aku, Crishtie, dan Tuan Leonel berdiri di dalam lift yang bergerak turun, senyumku terus mengembang sambil memeluk hangat Crishtie yang jelas nampak bahagia. Mungkin, dialah yang menjadi orang paling bahagia saat ini.

Hasil laporan menyatakan jika 99.99% DNA antara Crishtie, si janin, dan Erdhan cocok. Membuktikan jika janin yang dikandung Crishtie memang benar-benar anak kandung Erdhan, calon keturunan Dankar.

"Kau harus menikahi Crishtie, Erdhan," ucap Tuan Leonel tegas pada Erdhan adiknya, usai membacakan isi laporan.

"Tidak,"

"Tidak,"

Sahut Crishtie dan Erdhan bersamaan. Crishtie memang menginginkan Erdhan untuk mengakui anaknya, tapi hanya sebatas itu, untuk menikah dengan Erdhan? Tentu Crishtie tidak mau, memangnya apa yang bisa diharapkan dari pria seperti dia? Sedangkan Crishtie sendiri sudah hidup dalam lingkup keluarga yang berantakan.

Menikah bukanlah menjadi solusi akhir paling terbaik ketika seorang perempuan hamil diluar nikah, tanpa adanya cinta, kedewasaan, saling menerima dan pengertian, pernikahan justru akan menjadi momok menyeramkan untuk menjalani kehidupan suram usai pernikahan.

Pertengkaran, pengkhianatan, sakit hati, tak peduli, dendam, semua itu akan berputar saling bersahutan tanpa adanya ujung penyelesaian.

"Re, terimakasih,,,," lirih Crishtie mengeratkan pelukannya memeluk tubuhku dari samping.

"Berjanjilah, apapun yang akan terjadi nanti di masa depan, jangan pernah bertindak bodoh dengan ingin mengakhiri hidup sendiri, itu bukanlah solusi," peringatku.

Crishtie mengangguk beberapa kali.

Di depan pantulan dinding lift, kulihat Tuan Leonel yang hanya diam menatap lurus ke depan, tanpa berniat mengajak kami bicara.

Apa yang sebenarnya tengah ia rasakan? Apa yang sedang ia pikirkan? Andai aku adalah seorang cenayang, akan kutelusuri lebih dalam lubuk hatinya yang sempit, dan isi pikirannya yang luas.

Tidak, untuk apa? Jika membayangkannya saja sudah sukses membuatku sakit hati. Karena cemburu.

Nyonya Annora telah kembali, pasti Tuan Leonel sangat senang, dan dia tak lagi membutuhkan mainan kecil sepertiku di atas ranjangnya yang berukuran besar.

"Ada yang ingin kau tanyakan, Nona?"

"Hah?" aku kelabakan, tertangkap basah tengah memperhatikannya dari pantulan dinding lift.

"Ah,,,, oh,,,, t-ti tidak."

Aku memalingkan muka cepat, berusaha kuat agar tak lagi melihatnya, kau tahu? Ketika hatimu merasakan desiran halus yang menghangat saat melihat seseorang, bahkan hanya ketika namanya disebut, dan kau merasakan desiran itu, maka kau akan terus merasa ingin untuk melihatnya, meliriknya, memperhatikannya, seperti magnet yang terus menarikmu, lagi dan lagi.

"Datang jam 3 tepat, jangan terlambat, Darren menunggumu," suara Tuan Leonel menyita perhatianku, begitupun Crishtie.

"T-ta tapi, Tuan?"

"Apa?"

"Istrimu telah kembali, dia telah pulang, Darren pasti tak lagi membutuhkan saya untuk sekedar mengajarinya, Mommynya pasti_"

"Pukul 3 tepat!" pungkas Tuan Leonel memutus ucapanku.

Pintu lift terbuka dan Tuan Leonel melangkah terlebih dulu keluar meninggalkan kami.

***

Terpopuler

Comments

Erni Hernawan

Erni Hernawan

hadueh hati br gk sinkron tuhh😂😂

2022-08-10

0

mama yuhu

mama yuhu

kenapa nangis?

2022-08-05

1

Fauziah Putri

Fauziah Putri

kayaknya leonel juga menaruh hati hehehe

2022-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Mendatangi mansion
2 Ke kamar tuan Leonel
3 Menyerahkan diri
4 Bertemu Di Seminar
5 Datang ke cafe
6 Diantar pulang
7 Tumpangan ke rumah sakit
8 Pergi menemui Tuan Dankar
9 Menemui Tuan
10 Datang ke apartemen Erdhan
11 Bertemu Darren
12 Monster
13 Bersama Erick
14 Mainan ranjang
15 Dibantu Bass
16 Diminta ke kamar
17 Ketiduran
18 Meta?
19 Mommy,,,
20 Hasil tes
21 Mengenang
22 Ke cafe bersama Darren
23 Darren patah hati
24 Cerita Sisil
25 Moment bersama
26 Pergi ke Club.
27 Pemandangan yang tak enak
28 Kau cemburu?
29 Pesan yang terabaikan
30 Tugas selesai
31 Perasaan yang menyiksa
32 Block
33 Ucapan selamat tinggal
34 Dua kisah yang berbeda
35 POV Leonel 1
36 POV Leonel part 2
37 POV Leonel part 3
38 POV Leonel part 4
39 POV Leonel part 5
40 POV Leonel part 6
41 3 tahun kemudian
42 Mr, CEO baru
43 Sedikit bermain
44 Ke mall bersama
45 Bayaran kecil
46 Ia melakukannya
47 Keputusan Leonel
48 Pov Author
49 Laura
50 Re datang
51 Perdebatan
52 Makan siang bersama Erdhan
53 Mereka Bertemu
54 Dia datang
55 Kembalilah padaku
56 Flash back on
57 Satu kecupan halus
58 Bangun pagi
59 Nyonya Annora datang
60 Vila?
61 Kebakaran
62 Matahari yang tenggelam
63 Bab #63
64 Bab #64
65 Bab #65
66 Tersangka sebenarnya
67 Bab #67
68 Bab #68
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Mendatangi mansion
2
Ke kamar tuan Leonel
3
Menyerahkan diri
4
Bertemu Di Seminar
5
Datang ke cafe
6
Diantar pulang
7
Tumpangan ke rumah sakit
8
Pergi menemui Tuan Dankar
9
Menemui Tuan
10
Datang ke apartemen Erdhan
11
Bertemu Darren
12
Monster
13
Bersama Erick
14
Mainan ranjang
15
Dibantu Bass
16
Diminta ke kamar
17
Ketiduran
18
Meta?
19
Mommy,,,
20
Hasil tes
21
Mengenang
22
Ke cafe bersama Darren
23
Darren patah hati
24
Cerita Sisil
25
Moment bersama
26
Pergi ke Club.
27
Pemandangan yang tak enak
28
Kau cemburu?
29
Pesan yang terabaikan
30
Tugas selesai
31
Perasaan yang menyiksa
32
Block
33
Ucapan selamat tinggal
34
Dua kisah yang berbeda
35
POV Leonel 1
36
POV Leonel part 2
37
POV Leonel part 3
38
POV Leonel part 4
39
POV Leonel part 5
40
POV Leonel part 6
41
3 tahun kemudian
42
Mr, CEO baru
43
Sedikit bermain
44
Ke mall bersama
45
Bayaran kecil
46
Ia melakukannya
47
Keputusan Leonel
48
Pov Author
49
Laura
50
Re datang
51
Perdebatan
52
Makan siang bersama Erdhan
53
Mereka Bertemu
54
Dia datang
55
Kembalilah padaku
56
Flash back on
57
Satu kecupan halus
58
Bangun pagi
59
Nyonya Annora datang
60
Vila?
61
Kebakaran
62
Matahari yang tenggelam
63
Bab #63
64
Bab #64
65
Bab #65
66
Tersangka sebenarnya
67
Bab #67
68
Bab #68

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!