...Peristiwa...
Hari itu para siswa-siswi baru semua memulai kegiatan dengan lancar. Kegiatan pertama telah selesai. Terlihat para siswa sangat bersemangat dan juga kelelahan setelah mereka selesai mengelilingi untuk melihat-lihat fasilitas apa saja yang ada di sekolah besar tersebut.
"Hahh.. cape bener Gam, Ini sekolahan apa stadion bola sih besar amat dah, nggak sanggup gue. Gue.. gue cape, gue cape menahan lapar dan dahaga. Ini jam istirahatnya mana sih? Katanya ada tapi dari tadi keliling-keliling mulu. Cape woyy!". Celoteh Manaf kelelahan. Cowok itu emang sangat cerewet jika dalam keadaan seperti ini.
"Alaah.. gitu aja udah loyo. Lemah banget lo kaya banci". Cibir Gamma, "Tapi iya sih ni sekolah besar banget. Nggak salah gue mlilih nih sekolah". Puji Gamma sambil mengedarkan pandangannya melihat sekeliling.
Saat ini semua murid sudah kembali ke lapangan. Aziel kemudian memberikan arahan kepada mereka semua dan memberikan waktu untuk istirahat selama 30 menit. Mereka semua pun membubarkan diri dan mulai beristirahat
Seorang cewek berjalan sendiri dengan santainya menuju kantin. Cewek itu yang tak lain dan tak bukan adalah Allena. Dia menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada disana. Bukan hanya karena kecantikannya tetapi juga karena Allena berjalan sendirian tanpa seorang teman. Namun Allena tak mempedulikan tatapan orang-orang tersebut. Dia tetap berjalan santai dengan tampang datarnya menuju kantin.
Setibanya Allena di kantin, Allena kemudian mencoba mengedarkan matanya mencari tempat duduk yang kosong. Allena lalu terlebih dahulu memesan menu di kantin tersebut lalu dia menuju ketempat duduk kosong yang ada di pojok kantin.
Allena duduk dan mulai memakan makanannya dengan hikmat dan tenang. Tanpa Allena sadar, sedari tadi ada yang tengah memperhatikannya dari kejauhan. Siapa lagi kalau bukan Aziel si Ketua OSIS.
"Oyy EL, ngapain lo lihatin terus tu siswi baru. Naksir lo ama dia?". Cetus Setya pada Aziel sepupunya.
Saat ini mereka memang berada di meja lain tak jauh dari tempat Allena. Hanya ada empat meja sebagai jarak antara meja mereka dengan meja Allena.
Aziel mendelik tajam, "Huh, naksir? Ngapain gua naksir ama tu cewek? Kaya nggak ada cewek lain aja". Ucap Aziel.
"Caielehh Aziel, yakin nih? Terus ngapain lo merhatiin tuh cewek mulu dari tadi". Goda Setya sembari menaikan alisnya memandang curiga Aziel.
"Bacot lu!". Sentak Aziel, "Emang kalau gua lihatin tuh cewek udah berarti gua naksir ama dia gitu? Aneh aja lu". Ucap Aziel menggeleng.
"Siapa tau kan lo naksir ama dia. Gue lihat-lihat cantik juga tuh cewek, cantik banget malah". Puji Setya sembari memperhatikan Allena yang masih terlihat menyantap makanannya.
"Cih, peduli apa gua kalau dia cantik". Sahut Aziel berdecak sinis.
"Terserah lo dah terserah!". Balas Setya, lalu kembali menyantap makanannya.
Hingga 15 menit berlalu, kini Allena sudah selesai dari makannya. Allena lalu mulai beranjak menuju kasir untuk membayar.
BRUK!!
Namun tiba-tiba saja Allena bertubrukan dengan seseorang dan minuman orang tersebut sampai tumpah mengenai baju Allena.
"Heh, lo nggak lihat ada orang mau lewat? Main nabrak-nabrak aja. Buta mata lo ha?". Bentak orang itu yang ternyata Alexa.
Sedang Allena yang sedang membersihkan bajunya akibat tumpahan minuman jus Alexa tadi mulai mendongak mendengar Alexa yang marah.
Allena menatap Alexa tanpa ekspresi. Sangat datar. Tidak ada yang tau apa yang dipikirkannya saat ini.
Orang-orang dalam kantin juga sudah memperhatikan mereka berdua, tak terkecuali Aziel yang sedang memandangi Allena dengan serius. Dia ingin tau apa yang akan dilakukan gadis itu.
"Apa lo lihat-lihat ha?". Alexa kembali berteriak pada Allena.
Allena terus menatap Alexa datar. Tak ada jawaban darinya. Beberapa detik kemudian, Allena pergi begitu saja dari hadapan Alexa. Allena menuju kasir membayar tagihannya lalu berbalik kembali melewati Alexa dan keluar dari kantin tanpa mempedulikan Alexa yang tengah memperhatikannya.
Mendapati sikap Allena yang seperti itu Alexa menganggap aneh atas sikap Allena. Menurutnya Allena terlalu bersikap sok kecantikkan dengan reaksi yang seperti itu.
"Dih.. apaan sih tu cewe. Sok kecantikan banget. Cantikan juga gue". Gumam Alexa dengan PD nya. Kemudian Alexa juga berlalu dari sana.
...******...
Dan kini semua murid-murid baru sudah kembali ke lapangan sesuai waktu yang telah ditentukan oleh Pak Ketos Aziel.
Tapi tidak dengan Allena. Cewek itu belum juga kembali ke lapangan setelah kejadian di kantin tadi.
Aziel pun segera membuka acara ke dua. Dia mulai menjelaskan peraturan-peraturan serta norma apa saja yang ada di sekolah tersebut.
Disaat sedang menjelaskan pandangan Aziel tertuju pada seseorang yang tengah berlari menuju barisan. Belum sampai barisan, Aziel segera memberhentikan langkah orang tersebut.
"Kamu yang berlari berhenti disitu!". Ujar Aziel menggunakan pengeras suara sehingga membuat suaranya cukup menggema di lapangan itu.
"Kamu itu suka hobi terlambat ya? Atau itu cita-cita kamu?". Cetus Aziel kepada orang yang dia berhentikan. Siapa lagi kalo bukan Allena. Cewek itu terlambat karena harus membeli baju baru untuk menggantikan bajunya yang kotor tadi akibat tumpahan minuman jus Alexa.
"Saya sudah jelaskan tadi, jika ada yang tidak kembali sesuai waktu yang di tentukan maka akan diberikan hukuman atau sanksi. Dan karena kamu terlambat, maka kamu akan diberikan hukuman". Aziel berkata dengan lantangnya.
Aziel kemudian memerintah Allena untuk maju ke depan. "Kamu yang terlambat, maju ke depan sekarang. Cepat!". Perintah Aziel pada Allena.
Allena maju ke depan dengan santainya. Ekspresinya begitu datar seperti tidak ada beban. Saat Allena sampai ke depan Aziel kembali bersuara.
"Nama kamu siapa mm?". Tanya Aziel pada Allena. Namun Allena tidak menjawab. Dia hanya diam menatap Aziel.
Merasa tidak di jawab Aziel bertanya dengan sedikit berteriak. "Saya tanya nama kamu siapa? Kenapa tidak dijawab? Apa begitu susah untuk menjawab, atau kamu bisu?". Sentak Aziel pada Allena dengan nada sedikit emosi. Dari tadi Allena selalu saja diam jika diajak berbicara. Aziel sampai emosi karenanya.
"Allena. Nama saya Allena Gilmer Putri Albern". Jawab Allena akhirnya dengan ekspresi datar menatap Aziel.
Sementara itu di barisan...
"Wahh.. ternyata keluarga Albern ya. Pantas mukanya blasteran". Ucap Gamma antusias.
"Siapa tu keluarga Albern? kok gue nggak tau ya". Tanya Manaf pada Gamma sahabatnya.
"Masa lo nggak tau. Lo hidup di zaman apa dah? Keluarga Albern itu keluarga pengusaha yang paling sukses di Indonesia dan juga Amerika. Keluarga Albern itu asli dari Amerika tapi cabang perusahaannya ada juga yang di Indonesia. Sukses dah pokoknya". Ucap Gamma menjelaskan kepada Manaf.
"Hah, gitu ya. Widihh.. mantap juga tu cewe". Puji Manaf.
Para siswa yang mendengarnya pun ikutan kaget dan juga kagum setelah mendengar Allena menyebutkan nama lengkapnya.
Aziel yang telah mendengar nama lengkap Allena, cukup kaget namun dia tetap berusaha bersikap santai dan cool. Dia cukup tau tentang siapa itu keluarga Albern.
Sedang Alexa tentu saja tau siapa itu keluarga Albern. Dia memandangi Allena dari kejauhan, menilai perempuan tersebut. Alexa menatap tak suka pada Allena. Alexa merasa Allena adalah saingannya. Dia beranggapan tidak ada yang boleh lebih dari dirinya, dalam hal apa pun itu. Dia benar-benar seperti tidak menyukai seorang Allena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Masih sok Cool nih si Aziel😏😏😂
2023-03-26
0
Laksana mutiara🥀
Kerenn banget! dah, Allena ini😍😍😆
2023-03-26
0