...SMA Negeri Nasional...
Suasana riuh memenuhi lapangan SMA Negeri Nasional. Semua murid-murid baru saat ini terlihat sedang berbaris untuk mengikuti kegiatan yang dilaksankan di sekolah itu yang biasa disebut dengan Masa Orientasi Siswa(MOS).
Kakak-kakak kelas yang termasuk dalam pengurus OSIS(Organisasi Siswa Intera Sekolah) menjadi panitia berlangsungnya kegiatan tersebut terlihat tengah bersiap-siap.
Siapa yang tidak mengenal SMA Negeri Nasional. Sekolah yang dipenuhi dengan para murid-murid elit yang tentu saja bukan dari kalangan biasa. Sekolah dengan segudang prestasi, dan yang pasti para murid-muridnya juga sangat berprestasi baik secara akademik maupun non-akademik.
Di SMA ini untuk kelas 11 lebih sering diikut sertakan dalam kepengurusan OSIS dibandingkan dengan kelas 12. Sebab kelas 12 untuk di sekolah ini lebih ditujukan kepada pembelajaran untuk persiapan ujian akhir dan juga persiapan untuk masuk ke universitas terbaik yang ada, baik dalam negri maupun luar negri.
Namun untuk beberapa siswa kelas 12 masih bisa masuk dalam keanggotaan OSIS dengan beberapa keadaan. Misalkan seperti orang tersebut masih dibutuhkan atau belum ada pengganti.
Dan saat ini lapangan SMAN Nasional terlihat dipenuhi dengan para siswa-siswi baru yang mengikuti kegiatan MOS hari ini. Terdengar suara para murid-murid memenuhi lapangan yang terlihat sangat luas dan dipenuhi dengan rerumputan kecil yang tumbuh menyebar.
Seorang siswa terlihat berdiri dengan gagahnya menggunakan jas berwarna abu-abu menutupi seragamnya menandakan bahwa siswa tersebut merupakan anggota OSIS dari sekolah elit tersebut.
"Selamat pagi semuanya!". Seru siswa tersebut dengan lantangnya menggunakan pengeras suara sehingga mampu membuat suaranya menggema di seluruh lapangan.
Dia Aziel. Ya Aziel! Lebih tepatnya Putra Aziel Bardy Rajasa. Ayahnya merupakan seorang pengusaha properti dan barang elektronik terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu perusahaan importar terbesar bagi beberapa untuk wilayah di luar negri.
Sedang Ibu Aziel merupakan seorang desainer terkenal sekaligus pemilik butik yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
Aziel menjabat sebagai Ketua OSIS di SMA Negeri Nasional ini. Wajahnya yang terbilang tampan mampu membius para siswi yang ada di lapangan tersebut ketika melihat dirinya.
Tingginya yang mencapai 187 cm dengan postur tubuh yang gagah dan dada yang bidang menambah kesan kharisma seorang Aziel. Alisnya yang tebal, hidungnya yang tidak terlalu mancung, dan matanya yang kecoklatan menambah kesan indah untuk terus dipandangnya seorang Aziel. Aziel benar-benar tampan khas WNI tapi di darahnya mengalir sedikit darah campuran Turki yang berasal dari Kakek Buyutnya.
"OMAIGOD OMAIGOOODD!! Lo nggak lihat itu haa? Tu cowok ganteng banget yaampun..! Mau pingsan gue". Seru salah satu murid cewek dengan histeris.
"Eh Hera, gue tau tu cowo emang ganteng, tapi reaksi lo biasa aja kali nggak usah berlebihan gitu". Cetus salah satu murid cewek lagi sembari menjitak kepala cewek yang bernama Hera itu sehingga membuatnya meringis.
"Aduh, Sakit tau Chik! Yaudah sih nggak usah pake ngejitak kepala gue segala. Sakit tau nggak". Cicit cewek yang bernama Hera itu sambil mengusap-usap kepalanya akibat jitakan dari temannya yang bernama Chika.
Saat ini kedua cewek murid baru itu memang sedang berada dalam satu barisan. Tiba-tiba saja dari arah lain muncul seorang perempuan menghampiri mereka berdua.
"Hai guys! Gue cariin dari tadi juga, ternyata kalian disini". Seru perempuan tersebut kepada Chika dan Hera.
"Waduh waduh.. Nyonya Alexa! Lo dari mana aja dah? Gue sama Hera nyariin lo dari tadi tau nggak". Cetus Chika diangguki oleh Hera.
"Yaelah Chik, lo kaya nggak tau gue aja. Biasalah!". Jawab Alexa santai.
Alexa merupakan anak yang ayahnya adalah seorang pengusaha produk makanan dan minuman yang ada di Indonesia. Sedangkan Ibunya adalah seorang model terkenal yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Alexa bernama lengkap Alexa Maelarin Adhipura. Alexa adalah gadis yang cantik, tubuh seksi dengan kulit yang eksotis ba model. Rambutnya yang hitam lurus sebahu menambah kesan dewasanya cewek itu.
Namun sifatnya begitu angkuh, tidak mau kalah, dan sombong, juga mempunyai sifat yang keras kepala, serta kehidupannya yang sangat bebas.
"Alexa Alexa! Terserah lo deh, yang penting gue udah kasih tau ya ke lo". Peringat Chika kepada temannya yang batu itu.
"Udalah.. nggak bakal ko tenang aja". Jawab Alexa santai. Perempuan itu memang susah jika dinasihati.
"Hmm.. terserah lo deh pokoknya. Susah emang kalau ngomong sama seorang Alexa". Chika menjawab dengan menggeleng heran melihat tingkah sahabatnya itu. Dia memang sudah lelah menasihati seorang Alexa yang notabennya keras kepala dan sangat susah dikasih tau.
Dilain tempat, saat ini Allena sudah memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang SMA Negeri Nasional. Ya Benar. Allena akan bersekolah di sekolah besar dan elit itu.
Allena kemudian turun dari dalam mobil dan memandangi gerbang sekolah besar yang sudah tertutup itu. Seketika Allena menghela nafas panjang, lalu berjalan menghampiri Satpam yang ada dalam sekolah tersebut.
"Pak..Pak!! Pak Satpam!". Teriak Allena dari luar gerbang memanggil Satpam yang kebetulan ada dalam pos penjaga yang terdapat di depan sekolah itu.
Sadar akan ada yang memanggil Satpam tersebut menoleh ke arah sumber suara dan mendapati seorang siswi cantik tengah memanggil-manggil dirinya. Satpam itu pun bergegas keluar dari pos penjaga dan menghampiri Allena.
"Aduhh Neng ini terlambat to! Anak-anak yang lain sudah pada berbaris dari tadi". Ucap Satpam kepada Allena dari balik gerbang sekolah.
"Yaudah Pak, kalo gitu bukain gerbangnya! Saya mau masuk". Ujar Allena sambil memandang datar Pak Satpam.
"Gimana ya Neng? Neng ini kan terlambat mana bisa masuk". Jawab Satpam tersebut ragu-ragu.
"Udah Pak bukain aja gerbangnya! Ini masih hari pertama, lain kali saya nggak terlambat lagi". Ucap Allena mencoba bernegosiasi dengan Pak Satpam. Satpam itu pun kelihatan tengah berpikir.
"Yaudah Neng saya bukain gerbangnya. Tapi lain kali jangan terlambat lagi ya, nanti saya yang dimarahi sama Kepala Sekolah disini". Ujar Satpam akhirnya menyetujuinya.
Satpam kemudian membukakan gerbang, sementara Allena kembali ke arah mobilnya lalu menghidupkannya, kemudian masuk ke dalam sekolah itu dan langsung menuju parkiran yang ada disana.
Setibanya di parkiran, Allena langsung keluar dari dalam mobil dan berlari masuk sekolah menuju lapangan. Sayang sekali akibat karena keterlambatannya, Allena langsung menjadi pusat perhatian yang ada di lapangan itu. Termasuk dengan tiga sekawan tadi Alexa, Chika, dan Hera.
Disaat semua orang tengah memperhatikannya, tiba-tiba dari arah lain...
"Hei kamu! Kenapa kamu terlambat? Baru hari pertama kamu sudah terlambat. Bagaimana dengan hari-hari lainnya setelah ini. Mau jadi apa kamu?". Tegur seorang laki-laki dengan lantangnya menggunakan pengeras suara yang membuat suaranya menggema di lapangan sekolah itu.
Siapa lagi kalau bukan Pak Ketos Aziel. Terlihat Aziel memberikan tatapan garang pada Allena.
Sementara Allena hanya diam tidak menjawab dan hanya berdiri sambil menatap datar kepada Aziel dan tidak mempedulikan tatapan cowok itu.
Merasa tidak di jawab, Aziel kemudian terlihat meletakkan pengeras suara ke atas meja yang ada di hadapannya dan menghampiri Allena.
"Lu nggak dengar apa yang gua ngomongin tadi. Gua tanya, kenapa lu terlambat? Apa lu tuli?". Cetus Aziel pada Allena dengan nada sedikit membentak.
Namun Allena malah menatap Aziel dengan datarnya seolah tak berniat berbicara dengan cowok itu. Kemudian, tanpa menjawab pertanyaan Aziel, Allena langsung saja melangkah pergi tanpa mempedulikan cowok itu.
Aziel yang merasa tak dihiraukan hanya melihat Allena yang berlari menuju barisan dengan tatapan yang begitu tajam.
"Awas lo ya". Gumam Aziel. Aziel pun juga kembali ke tempat dimana dia berada tadi.
Sementara Allena terus berlari menuju barisan yang ada di lapangan dan segera ikut bergabung tanpa mempedulikan tatapan dari siswa-siswi baru dan juga anak-anak OSIS yang bertugas disitu.
"Waduh, tu cewek berani amat, nggak ngejawab lagi pas di tanya sama Pak Ketua, main nyelonong pergi gitu aja. Cari mati sih itu namanya". Ucap Setya.
Setya termasuk anggota OSIS yang ada di sekolah tersebut. Dia menjabat sebagai Sekretaris OSIS. Namanya Setya Kusumo Bagaskara kelas 11 IPA 1. Satu kelas dengan Aziel. Dia teman sekaligus sepupu Aziel.
Setya adalah anak dari pasangan suami istri yang ayah Setya merupakan pengusaha tambang batu bara dan emas dan juga istrinya yang seorang dokter merupakan adik dari ibu Aziel.
"Iya oyy.. Berani banget tu cewe. Gua aja yang kakak kelas kaga berani". Timpal Brayen.
Brayen adalah kakak kelas yang masi menjadi anggota OSIS dalam Bidang Olahraga. Namanya Brayen Adipati kelas 12 IPA 2. Brayen adalah kakak kelas yang jago main bola basket. Dia juga mulai melakoni bola voli dan juga futsal. Maka dari itu dia masih menjadi anggota OSIS karena kehebatannya itu.
Brayen merupakan anak yang ayahnya adalah seorang pengusaha barang elektronik, dan saat ini ayah Brayen bekerja sama dengan ayah Aziel. Maka dari itu Brayen dan Aziel berteman dekat sejak lama.
Namun, disaat umur 12 tahun Brayen harus kehilangan ibunya karena meninggal akibat kecelakaan mobil yang dikendarainya sendiri akibat menabrak pembatas jalanan.
"Alahh.. lo mah emang nggak berani sama diakan? Kaga usah pake embel-embel kakak kelas segala. Takut ya takut aja". Cetus Setya ke arah Brayen dengan nada mencibir.
"Hehe iya sih. Eh tapi tu cewe siapa ya? Cantik juga kalau dilihat-lihat. Blasteran sepertinya". Ucap Brayen sembari memperhatikan cewe blasteran yang tadi terlambat.
"Aelahh playboy emang ni orang satu". Setya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kakak kelasnya yang satu itu.
"Hahaha biarin". Kata Brayen tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Gaya Allena yang cuek kepada Aziel membuat ku terpana😍😍😂 Hhm... sepertinya akan semakin seru nih!😋😆
2023-03-23
2
Kaisar Tampan
Kak aku udah mampir ni.
bantu dukung juga karyaku
simpanan brondong tampan
2022-07-10
3
Fian Fian
keren thor
2022-07-10
1