...Ini Kisah Ku...
Sudah hampir setahun aku tinggal di Jakarta, awalnya aku masih takut karena belum kenal siapa-siapa tapi untungnya ada Iz yang ternyata orang dari Tasik juga. Kalau ada dia aku berasa kayak ada keluarga, maklum aku sendirian dan juga belum ada tempat tinggal. Tapi untungnya Iz datang dan menolong aku, aku merasa terbantu dengan adanya Iz meskipun aku juga merasa malu karena terlalu merepotkan dia.
"Bagaimana sih Pak Tisna ini udah jatuh tempo kalau gak di lunasin juga maka semua barang di rumah bapak akan saya sita!" Ujar seorang lelaki berpakaian serba hitam, wajahnya menyeramkan dan sorot matanya tajam. Dia seorang depkolektor yang datang untuk menagih hutang, dan yang di tagih ialah salah seorang Bapak yang anaknya mengaji dengan ku.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya Ustadz Fadlan.
"Hmmm" Bapak Tisna hanya tertunduk diam.
"Ini dia belum bayar hutang!" Ujar Depkolektor tersebut.
ooOoo
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 165 yang artinya:
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah...."
"Memangnya hutangnya berapa si pak sampai ribut-ribut begitu, malu atuh diliat banyak orang!" Ujar Ustadz Fadlan.
"Hutangnya sebesar dua juta" Jawab Depkolektor itu tegang, dengan bringasnya ia menatap Ustadz Fadlan.
"Ia, ia sabar atuh Pak!" Ujar Iz sembari memegang Bapak Depkolektor tersebut.
"Mau apa kamu pegang-pegang saya!" Seru Depkolektor tersebut.
"Sudah Iz tak apa, biar saya saja yang urus!" Jawab Ustadz Fadlan sembari memegang Abang Iz, karena ia hendak meleraikan.
"Ini saya ada uang satu juta sisanya bapak bisa ambil lagi nanti, atau bapak simpan saja nomor telepon saya. Nanti biar saya saja yang urus, dan saya minta jangan ada keributan lagi kasian Bapak Tisna hanya seorang buruh pekerjaannya juga tak menentu" Ujar Ustadz Fadlan kepada Depkolektor tersebut, kemudian Depkolektor itu pergi.
"Hmmm, astaghfirullahaladzim!" Ujar Iz, sembari melihat kelakuan Depkolektor yang seolah-olah tak punya hati.
"Makasih Pak Ustadz!" Ujar Pak Tisna sembari memegang tangan Ustadz Fadlan.
"Makasih Pak Ustadz, kalau tak ada Pak Ustadz, sama siapa lagi saya bisa minta bantuan. Sebab orang-orang disini sama sekali tak ada yang mau meminjamkan saya uang, sementara saya gak punya uang dan anak-anak saya butuh makan" Ujar Pak Tisna sembari meneteskan air matanya.
"Sudah Pak Tisna gak usah dipikirin, insyaallah rezeki gak akan kemana" Ujar Ustadz Fadlan.
"Hmmm" tangisan seorang anak kecil yang tadi bertemu Pak Ustadz Fadlan di jalan.
"Kenapa kamu nangis Tito?" Tanya Pak Ustadz.
"Saya sedih aja Pak Ustadz liat bapak saya" Jawab bocah kecil itu sembari menghapus air matanya.
"Yawdh jangan nangis lagi tadi kan sudah di bantu sama Pak Ustadz" ujar Ustadz Fadlan.
"Ia makasih Ustadz" Jawab bocah kecil itu sembari memeluk Ustadz Fadlan.
"Udah kamu jangan nangis lagi, nih buat kamu!" Ujar Ustadz Fadlan.
"Apaan nih Ustadz?" Tanya bocah tersebut.
"Ini nasi bungkus!" Jawab Iz
"Makasih Ustadz, makasih Abang Iz!" Ujar bocah tersebut sembari memegang bingkisan yang diberikan Ustadz Fadlan.
"Terimakasih Pak Ustadz, saya gak tahu lagi harus ngomong apa. Pak Ustadz sudah mau menolong keluarga saya tanpa Pak Ustadz, saya bisa apa Pak tapi insyaallah uang Pak Ustadz akan saya ganti" Ungkap Pak Tisna.
"Gak usah pak, bapak gak usah ganti. Semuanya saya lakukan ikhlas kok" ujar Ustadz Fadlan.
Namun di balik semua itu pasti saja ada orang-orang yang tak bertanggung jawab yang juga mencemooh dan juga tak suka pada Ustadz Fadlan.
Ia, siapa lagi kalau bukan Pak Haji Komar. Ia adalah ayahnya Aisyah, dia sangat kaya raya dan juga terpandang di kampung tersebut tetapi saya meskipun dia sudah pergi haji dua kali tetapi sifatnya sangatlah sombong dan juga angkuh. Dia juga yang memberikan pinjaman hutang kepada para warga di kampung Pulo dengan bunga yang sangat besar dan mencekik sehingga para warga di kampung Pulo sangat mengeluh dan juga semakin miskin karena terlibat hutang dari Pak Haji Komar yang merupakan seorang rentenir.
"Ngapain kamu pulang lagi?" Tanyanya.
"Apa ada hasilnya?" Tanyanya lagi.
"Hmmm, palingan juga gak mampu bayar lagi?" Ujarnya sinis sembari melihat wajah Depkolektor yang merupakan karyawannya.
"Ini Pak Haji!" Jawabnya sembari memberikan sepuluh lembar uang seratus ribuan kepada Pak Haji Komar.
"Gampang amat kamu nagih dia?" Tanyanya sinis sembari menghitung lembaran uang seratus ribuan di tangannya.
"Ia, tadi untungnya ada yang bayarin Pak Tisna!" Ujar si Depkolektor penagih hutang tersebut.
"Siapa yang bayarin utang dia?" Tanyanya sinis sembari menghisap cerutu di bibirnya.
"Itu biasa Ustadz Fadlan!" Jawab Depkolektor bertampang seram dengan tato-tato di tangannya.
"Hmm, bisa-bisanya si Bocah tengil itu nolongin warga!" Ujarnya sambil memarahi orang suruhannya.
"Ia tadi saya lagi nagihin hutang ke Pak Tisna, tapi kemudian ada Ustadz Fadlan yang lewat kemudian dia nolongin Pak Tisna. Dan dia juga bilang sisanya akan di bayarkan nanti." Ujarnya sembari menundukkan kepalanya seraya takut di marahi oleh Pak Haji Komar yang terkenal jahat, kejam dan juga arogan.
Sifatnya Pak Haji Komar memang berbeda dengan Title yang ia gelar meskipun dia sudah pergi haji dua kali tetapi kelakuannya sangat tidak terpuji, dia bisa melakukan apa saja dengan uang yang ia punya. Namun ia tak menyadari kalau semua warga di sekitar rumahnya, semuanya tak ada yang menyukai dirinya tetapi tetap saja ia berprilaku seolah-olah dia adalah sesepuh kampung Pulo padahal warga tak ada yang mau mengakui dirinya. Namun karena mereka semua takut kepadanya akhirnya semua memilih Pak Haji Komar sebagai RW di kampung Pulo Jakarta.
Banyak warga yang menyesal telah memilih Pak Haji Komar sebagai seorang RW, mereka semua sebenarnya tak ingin memilih Pak Haji Komar untuk menjadi RW. Tetapi karena Pak Haji Komar sangat garang maka tak ada yang berani menentang beliau, alhasil selama tiga periode berturut-turut tak ada yang menggantikan posisi Pak Haji Komar yang merupakan seorang RW di kampung Pulo.
"Ayah!" Panggil seorang putri yang cantik jelita, siapa lagi kalau bukan Aisyah seorang gadis belia yang sangat cantik dan juga baik hatinya.
"Kenapa nak?" Tanya Pak Haji Komar kepada putrinya yang cantik
"Ini tadi ibu nelpon katanya dia akan pulang hari ini!" Jawab Aisyah
"Owh ibu kamu akan pulang!" Ujarnya santai.
ooOoo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments