Bab 4

...Sajadah Ku...

Ada kalanya kamu tersenyum, dan ada kalanya pula kamu bersedih setiap jalan panjang yang kamu lalui itu gak mudah tiap jalan penuh halangan dan juga rintangan, kamu ingin bahagia tapi semua butuh proses panjang gak instan kayak Indomie, bahkan kamu akan merasa semakin kamu diatas maka akan banyak orang yang akan menjatuhkan kamu.

Bagaimanpun juga semua akan terjadi dan setiap hal akan menjadi kisah perjalanan hidup yang penuh dengan fantasi, bersama dengan sosok sahabat yang selalu menemanimu di kala kamu suka maupun duka kita takkan pernah berjalan sendirian selalu ada seseorang di belakang kita entah mereka sebagai sosok penyelamat maupun sosok antagonis.

“Siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, “Aku juga mencintaimu karena Allah.” Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai karena Allah.”

ooOoo

Tak ku sangka hidupku berubah 90° ketika bertemu dengan seorang pria yang sangat alim dan bijaksana, aku Riana Marwah usiaku baru saja menginjak 18 Tahun. Tak banyak yang aku lakukan dalam hidupku selain bermain dan juga bergaul, hingga saat aku menginjak dewasa. Aku berjumpa dengan sosok lelaki misterius dia tampan dan juga baik hati, hingga akhirnya aku jatuh hati padanya.

Namun persoalannya adalah dia seorang lelaki yang sangat sempurna bagi diriku, dia sangat ta'at beribadah bahkan menjadi imam di salah satu masjid dekat rumahku. Singkat cerita banyak sekali wanita yang mendambakan dirinya, namun apakah cinta ku terbalaskan?.

Riana Marwah seorang gadis yang kuat dan juga teguh pendirian dia selalu saja jadi bahan Bullyan kalau dia itu gak laku, padahal waktu itu dia sempet punya cowok namanya Gusti Anugerah tapi sayang di pertengahan jalan Gusti malah ninggalin dia, dan gak ada kabarnya sama sekali seolah-olah menghilang bak ditelan bumi.

Sedangkan Maryam adalah sepupu Riana yang selalu ada untuk Riana, Maryam ini adalah tempat curhatnya Riana dia itu umurnya hanya beda 2 Tahun dari Rania, tapi tampangnya yang imut membuat Maryam seperti sebaya dengan Rania.

Ustadz Fadlan Al-Ghifari adalah salah satu teman Maryam, singkat cerita Rania naksir sama Ustadz Fadlan padahal sebenarnya Maryam yang udah duluan dekat sama Ustadz Fadlan dan mengenalkan Rania pada Ustadz Fadlan. Akhirnya hubungan Rania dan Maryam jadi hancur gara-gara rebutan Ustadz Fadlan yang ganteng.

Sementara itu ada Aisyah Cahya dia sangat cantik dan juga dekat sama Ustadz Fadlan tapi belum ada yang tahu siapakah Aisyah sebenarnya.

Mereka semua sempat mewarnai kisah Rania yang sangat mendebarkan ini, begitu pula dengan beban Rania yang makin meningkat karena dia harus merelakan kalau dia harus cuti kuliah karena kehabisan biaya, apalagi saat ini dia sangat sulit mencari pekerjaan.

Dalam hidup hanya ada dua pilihan, menjadi orang baik atau menjadi orang jahat. Menjadi orang baik itu memang tak mudah karena kamu harus menghadapi berbagai macam cobaan dan juga rintangan, coba bayangkan jika kamu menjadi orang jahat.

Aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku hingga aku harus berada di situasi seperti ini, aku tak tahu apa yang menimpa diriku hingga aku berada di titik ini. Aku sempat bertanya apalah ini aku? Apa ini adalah jalan hidup yang aku pilih? Ketika orang lain melihat ku mereka menatapku seolah-olah ada seseorang baru yang mereka lihat, seakan-akan berbeda dari yang dulu.

Aku Rania Marwah umurku telah menginjak 25 Tahun, banyak orang berkata mengapa aku belum menikah juga? Apa aku tak laku? Atau tidak ada yang suka pada diriku?. Jawabnya hanya diam, aku yang terbiasa mendengar semua ocehan orang-orang disekitar ku, mereka yang menatap ku seolah-olah seperti orang aneh ada juga yang menganggap bahwa aku gadis pembawa sial.

Hingga aku juga mengalami nasib malang, yaitu tidak mendapatkan pekerjaan dan juga sulit untuk mendapatkan relasi ataupun teman. Di zaman serba modern seperti ini, banyak orang yang menggunakan teknologi atau juga misalnya media sosial untuk mencari pasangan ataupun juga untuk terkenal. Tapi jangankan mereka aku saja terkadang tangan ku gatal jika melihat media sosial yang isinya tentang cowok-cowok tampan dan juga tentang hiburan.

Aku gak menyangka sih hidup aku jadi seperti ini, rasanya kayak jungkir balik ke dunia yang berbeda. Sejak aku lulus SMA aku memantapkan hatiku untuk berhijab meski sebenarnya aku belum memakai hijab sepenuhnya, terkadang aku masih lepas jilbab dan juga sering lupa kalau tak mengenakan jilbab, apalagi panas dan juga gerah yang aku rasakan.

"Hei Rania sedang apa kau di sana dari tadi?" Tanya seseorang yang berjalan ke arahku kemudian dia mendekat dan menepuk bahuku.

Akupun terkejut dibuatnya.

"Kenapa sih, kamu ngagetin aku ajah" ujarku yang sedari tadi melamun di depan jendela kamar ku.

Setiap sore sehabis pulang kuliah aku terbiasa duduk dan juga santai-santai di depan jendela kamar ku, disini udaranya sangat sejuk dan juga segar. Aku paling suka dengan pemandangan alam yang indah, apalagi di tambah dengan kicauan burung camar yang merdu menambah indahnya senja di ufuk timur.

"Kamu tahu kenapa aku paling suka duduk-duduk disini?" Tanyaku.

"Emangnya kenapa?" Jawabnya sembari menanyakan kembali.

"Aku orang yang paling takut ketinggian sebenarnya, tapi aku paling suka dengan pemandangan disini. Berbeda dengan dikota yang udaranya sudah tercemar!" Ujarku sembari melihat pemandangan asri di kelopak mataku.

Angin yang kencang riuh sepoi-sepoi menambah indahnya sore itu.

"Pemandangan cantik kayak kamu!" Serunya.

"Hahhah, bisa ajah kamu!" Jawabku.

"Ia tapi sayang kamu masih jomblo!" Ujarnya.

"Filling aku benar pasti ujung-ujungnya kamu ngata-ngatain aku, sama kayak yang lainnya!" Ungkapku.

"Ngata-ngatain apa sih emangnya?" Tanyanya.

"Memangnya ada orang yang ngata-ngatain kamu?" Tanyanya lagi.

"Hmmm..." Lalu aku hanya tertunduk diam dan merenung tanpa membalas kata-katanya.

"Kok kamu sedari tadi aku peratiin diem aja?" Tanyanya.

"Padahal aku udah nanya, tapi gak dijawab!" Ujarnya.

"Gak kenapa-kenapa kok, aku lagi males jawab ajah!" Jawabku polos sembari menitihkan air mataku.

"Sepertinya ada permasalahan yang sedang kamu tutup-tutupi?" Tanyanya.

Hanya saja cinta tak bertuan.

"Ada yang berkata kepada Rasulullah: ya Rasulullah doakanlah kecelakaan untuk orang-orang musyrik. Lantas beliau pun menjawab: Sungguh diriku tidak diutus untuk melaknat, tapi aku di utus untuk membawa kasih sayang." (HR Muslim, No. 2599)

ooOoo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!