Farhan duduk melamun dimeja kerjanya memikirkan gadis yang dibawa Aldo kemaren sore. Ia pertama kali jumpa dengan simpanannya Aldo namun merasa ada kedekatan.
Ia seperti tenggelam pada mata yang ada di gadis itu. Mata yang bewarna amber itu seakan- akan sering melihatnya. Ia mencoba mengingat – ingat lagi. Ia seperti pernah bertemu wanita itu sebelumnya.
Tatapan mata wanita seperti menyimpan kepedihan dibalik mata genitnya. Ia risih melihat Karin yang terang – terangan memandangnya dengan suka. Padahal didepannya ada Rara dan Aldo.
Farhan tidak sadar ketika Aldo masuk kedalam ruangannya. Melihat Farhan yang melamun, Aldo lansung mengebrak meja. Farhan begitu kaget mendengar suara gebrakan meja yang keras dan spontan melempar penanya kearah Aldo.
“Loe mikirin apa sih, sampai gua masuk loe nggak sadar.”
“Nggak kenapa – napa sih, loe udah lama kenal sama Karin?” Tanya Farhan menatap Aldo.
“Baru juga sebulan, loe suka ma dia?” Tanya Aldo balik sambil tersenyum duduk di hadapan Farhan.
“Ya nggak mungkinlah gua suka sama simpanan sahabat gua sendiri.”jawab Farhan dengan cepat.
“Trus kenapa loe tanyanya kaya gitu?” Aldo menatap curiga.
“Nggak ada sih, gua merasa familiar sama matanya Karin, cuma entahlah, loe masih niat make dia buat lama?” jawab Farhan sambil membayangkan kembali mata Karin.
“Yah begitulah, gua belum nemuin wanita yang pas buat gue, loe sendiri?”
“Gua kayaknya mau udahan dengan Rara, gua mau jadi laki – laki baik, bagaimanapun gua punya adik perempuan, gua nggak mau karma gua jatuhnya ke mereka.”
“Emang Rara mau?”
“Mau nggak mau dia harus mau, emang dia punya pilihan?” Farhan tersenyum mengejek.
“Loe yakin dengan keputusan loe?”
“Yakinlah, gua mau fokus kekarir gua, dan loe sampai kapan kayak gini?” tanya Farhan yang merasa pergaulannya sudah salah.
“Sampai Karin meninggalkan gua, gua yakin dia nggak bisa meninggalkan gua, dia mata duitan.”
“Perempuan kayak gitu mana ada yang nggak mata duitan bro, tapi gua liat dia suka sama gua deh bro.” ejek Farhan lagi.
“Makanya loe jijikkan sama dia, mungkin dia tergiur dengan jabatan loe, bagaimanapun dirimu CEO."
“Sudahlah, dirimu cari yang lain aja, nanti dia bergantung padamu atau kamu jatuh hati padanya”
“Mana mungkin bro, dia masih SMA loe bro”
“Masa iya, SMA sudah simpanan kamu, anak sekarang memang nakal – nakal.” ucap Farhan semakin kaget.
“ Ya udah bro, gua mau cabut dulu, nanti siang ada meeting sama klien.” Aldo berlalu meninggalkan Farhan.
Farhan yang melihat Aldo keluar juga ikut keluar. Hari ini dia ingin jumpa dengan Rara mau menyelesaikan omongan mereka kemaren.
Farhan berjalan menuju apartemennya karena sudah janji dengan Rara disana. Dalam perjalanan menuju apartemennya dia melihat Karin sedang berpelukan dengan seorang lelaki di lobi apartemen.
Farhan mencoba mengabaikannya dengan mengalihkan pandangannya kearah lain dan berjalan dengan cepat masuk lift menuju lantai 10. Namun belum sempat lift tertutup tiba – tiba ada yang masuk. Farhan sangat kaget karena itu adalah Karin.
“Bang Farhan” senyum Karin merekah karena tidak sengaja bertemu dengan Farhan.
“eh Karin, mau kelantai berapa?” Tanya Farhan menatap mata amber Karin.
Mata itu pernah membuat ia jatuh hati tapi ketika ia ingat siapa pemilik mata itu membuatnya jijik.
“Lantai 11 bang, apartemen abang disini juga?” tanya Karin memencet tombol 11.
“Hmmm” jawab Farhan mulai jutek.
“Bang boleh minta nomor Hpnya?” Tanya Karin dengan senyum mautnya.
“Buat apa ya, minta sama Aldo saja ya.” Lift sudah sampai kelantai 10.
Farhan bergegas keluar dari liftnya karena mulai jijik dengan senyuman menggoda Karin. Ia tidak akan tergoda lagi dengan senyum – senyum wanita seperti Karin. Ia memang suka dengan matanya Karin namun tidak dengan senyuman murahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments