Sudah sebulan Karin menjadi simpanan Aldo. Semua kebutuhan Karin dipenuhi oleh Aldo. Meskipun Aldo masih sendiri tapi ia tidak ada niat untuk menjadikan Karin sebagai pasangan hidupnya.
Baginya Karin hanya simpanan yang hanya memuaskan nafsunya di atas kasur. Karin tinggal di apartemennya Aldo. Tapi tidak dengan Aldo, ia hanya datang ketika membutuhkan Karin.
Aldo juga sering clubbing bersama temannya Farhan. Tapi mereka tidak suka gonta – ganti wanita tidurnya.
Hari ini Karin dan Rara sedang makan diluar. Mereka sedang menikmati menu yang disajikan restoran xx. Lalu tak lama kemudian datang Aldo dan Farhan. Karin selama ini tidak pernah bertemu dengan Farhan. Ia hanya mendengar nama Farhan dari cerita teman – temannya.
Jantung Karin berdetak lebih kencang dari biasanya. Entah apa yang dinamakan ini, Karin pun tidak mengerti. Rasa yang ia rasakan ketika bersama Aldo berbeda. Aldo melihat sesuatu dimata Karin. Ia tidak pernah melihat tatapan Karin seperti itu kepadanya. Aldo menyenggol Karin yang masih memberikan tatapan sukanya kepada Farhan.
“rin, kenalkan ini sahabatku Farhan, han ini Karin, kamu taulah siapa dia.” ucap Aldo mengenalkan Karin ke Farhan sahabatnya.
“ Farhan.” Farhan mengulurkan tangannya.
“ Karin” Karin menyambut uluran tangan Farhan.
Aldo duduk disebelah Karin dan Farhan. Ketika makan tatapan mata Karin masih juga tertuju kearah Farhan. Aldo sering melihat Karin diam – diam mencuri perhatian Farhan. Ia juga melihat bagaimana Farhan menghindar dari tatapan Karin.
Aldo sangat geram dengan ulah Karin hari ini. Bagaimana bisa ia melihatkan tatapan seperti itu kepada sahabatnya didepannya.
“Bang Farhan ini temanan sama kak Aldo sudah lama ya bang?”tanya Karin masih dengan tatapan cintanya ke Farhan.
“Iya kami sudah sahabat dari jaman SMP.” jawab Farhan mulai muak dengan tatapan Karin.
“Lama juga ya, pasti sudah dekat banget ya.” ucap Karin lagi sambil tersenyum.
“Iya, maaf han gua duluan ya, ada sesuatu yang penting, yok rin” Aldo menarik tangan Karin.
“Baiklah, hati – hati dijalan gaes” jawab Farhan yang tau Aldo mengerti kegelisahan dirinya.
Aldo menarik tangan Karin dengan agak keras sampai tangannya memerah. Ia menariknya sambil berjalan terburu – buru. Karin yang merasa aneh bertanya:
“Kita kemana sih kak?”
“Diam dan masuk." Aldo mendorong Karin masuk
kedalam mobilnya.
“Apa Aldo cemburu ya? Tapi masa iya?” ucap Karin dalam hatinya ketika sudah duduk didalam mobil.
Karin melihat Aldo membawa mobil dengan emosi. Ia yang takut Aldo marah padanya hanya melihat keluar mobil. Baginya marahnya Aldo sangat berbahaya bagi kelangsungan hidupnya. Aldo dan Karin sudah sampai apartemennya.
Aldo yang dalam keadaan emosi lansung mendorong Karin dengan kasar. Karin terjerembab kelantai karena dorongan Aldo begitu keras. Lutut Karin sangat sakit, tapi ia tidak berani mengeluh. Ini pertama kalinya Aldo marah padanya. Karin berdiri lalu mendekati Aldo.
“kamu kenapa?” Tanya Karin lembut.
“Aku tidak suka ya dengan tatapanmu seperti tadi ke Farhan." Aldo menghempas tangan Karin yang sudah diwajahnya.
“Tatapan apa maksudmu? Apa kamu cemburu” Tanya Karin dengan suara pelan.
“Hey PD loe ketinggian, loe pikir gua bakal tertarik dengan pelacur macam loe, loe itu hanya wanita gue selama dikasur, jangan mimpi loe jika gua bakalan suka sama loe.” ucapan Aldo membuat Karin sakit hati.
Rasanya ia ingin menangis ketika mendengar ucapan Aldo tapi ia coba tahan dengan sebaik mungkin.
“Gua menegur loe karna Farhan itu sahabat gua, loe nggak liat Farhan menatap jijik loe, dari awal gua udah bilang terserah loe, terserah mau suka sama siapa, tapi jangan sahabat gua, dan gua ingatin lagi jangan pernah menaroh hati sama gua karena gua nggak akan pernh suka ama loe.”
“ Apa nggak ada kata – kata yang baik yang bisa keluar dari mulut loe?” Tanya Karin mulai terpancing emosi.
“ Apa ada kata yang baik untuk dirimu, sekali pelacur tetap aja pelacur, bahkan pelacur lebih lebih baik dari loe mungkin, nggak ada pelacur yang coba rayu laki – laki lain didepan kliennya, paham kamu.” Aldo keluar sambil membanting pintu.
Karin kaget mendengar suara pintu dibanting. Karin terduduk dilantai sambil menangis meratapi kata - kata kasar Aldo.
Ia sudah tidak bisa menahan air matanya. Hatinya begitu sakit sekali mendengar cacian yang dilontarkan Aldo. Namun ia sadar bahwa dirinya memang kotor. Karin lelah untuk bertahan tapi dia tidak punya pilihan lagi. Ia pun berdiri lalu menghamburkan badanya kekasur empuk. Ia masih menangis dengan terisak – isak. Setelah lelah menangis akhirnya Karin tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Susi Lawati
sharusnya jng terlalu agresif
2024-08-10
0
Nining Wahyuningsih
ya emang salah karin , wanita tuh punya prinsip
2022-09-03
0
Sukliang
racunin si aldo
2022-08-27
1