Mitos Dari Teman

"Bos bisa diam dulu? Aku mau mengangkat telpon dari temanku," ucap Elyana.

Maxsimus tak menjawab. Dia memasang headset dan mulai mendengar lantunan ayat suci dari handphone miliknya.

'Bagus deh si Bos pewe.'

Elyana langsung mengangkat telpon dari Aisyah.

["Assalamu'alaikum."]

["Wa'alaikumsallam."]

["Elyana tolong aku!"] Suara Aisyah seperti terancam bahaya.

["Aisyah kenapa? Kau ada dimana?"] Elyana khawatir mendengar Aisyah dalam bahaya.

["Aku ada ..."] Aisyah memberikan alamat dimana dia berada dan mengirim shareloc pada Elyana.

Pembicaraan mereka terputus. Untungnya Aisyah sudah shareloc. Elyana bergegas meminta supir untuk pergi ke tempat yang diinginkannya. Sesuai yang sudah diberikan Aisyah.

"Sudah jam sebelas malam, semoga Aisyah tidak kenapa-kenapa," ucap Elyana. Sepanjang jalan dia terus mendoakan sahabatnya. Elyana tidak tahu persis apa yang terjadi pada sahabatnya. Dia hanya berharap Aisyah baik-baik saja.

Mobil terus melaju. Lama-lama Maxsimus tertidur di kursi dengan headset yang masih terpasang di telinganya. Sedangkan Elyana tampak gelisah memikirkan temannya.

Sampai di sebuah jalan. Elyana turun tanpa memberitahu Maxsimus karena bosnya itu sedang tidur pulas. Elyana tidak ingin membangunkannya. Elyana hanya bergegas berlari menuju ke dalam gang-gang. Masuk ke dalam jalan-jalan sempit. Melewati gedung-gedung kosong. Untuk mencari dimana lokasi Aisyah berada.

Di sisi lain Aisyah sudah tersudutkan di jalan buntu yang kanan, kiri dan belakangnya pagar tinggi. Setinggi pohon. Aisyah mundur-mundur ke belakang. Tiga preman sudah mengepungnya. Dia sudah tidak mengenakan cadarnya. Tadi cadarnya ditarik salah seorang preman itu.

"Mau kemana cantik?" tanyanya.

"Iya cantik, sudahlah! Puaskan kami setelah itu kau bisa bebas."

"Malam ini dingin kami butuh kehangatan."

Aisyah menggeleng. Dia ketakutan melihat ketiga preman nakal itu. Mereka tampak bernafsu melihat Aisyah. Di dalam hatinya Aisyah terus berdoa meminta pertolongan Allah subhanallahu wa ta'ala. Tiada tempatnya mengadu dan meminta pertolongan selain padaNya.

"Tolong! Tolong!" teriak Aisyah meminta tolong. Matanya berkaca-kaca. Preman-preman itu mengepungnya.

"Teriak aja! Gak akan ada yang denger."

"Nanti kau malah capek cantik. Mending sama Abang."

"Kita main yang enak-enak."

"Tidak, Istighfar Bang. Kalian terbawa nafsu setan," jawab Aisyah.

Preman-preman itu justru tertawa mendengarkan nasehat dari Aisyah.

"Ya Allah lindungilah hamba," batin Aisyah. Tangan gemetaran, jantungnya berdebar kencang dan nafasnya ngos-ngosan. Dia sudah berlari sejak tadi. Tapi preman-preman itu terus membuntutinya hingga ke jalan buntu itu.

"Cantik, Abang akan membuatmu merasakan nikmatnya surga dunia."

"Tiga kali sekaligus."

"Rasanya melayang terbang ke langit. Kau akan ketagihan."

"Tidak. Astagfirullah," jawab Aisyah sambil menangis.

"Tolong! Tolong!" teriak Aisyah saat preman-preman itu semakin mendekat. Mereka menarik gamis Aisyah hingga sobek di bagian lengannya. Salah satu preman menarik hijab lebarnya. Untungnya Elyana segera datang.

"Tikus-tikus got!" kata Elyana. Berdiri di belakang mereka bertiga.

Preman-preman itu berbalik. Melepaskan tangannya dari baju dan hijab Aisyah yang sudah robek sebagian.

"Wah rejeki nomplok dapet dua sekaligus."

"Bisa sampai pagi kalau gini."

"Yang ini dulu lebih menantang."

Elyana tersenyum licik pada ketiga preman menyebalkan itu.

"Kemarilah akan ku puaskan kalian!" sahut Elyana.

Ketiga preman itu tersenyum. Mereka langsung menghampiri Elyana. Namun gadis cerewet itu langsung melayangkan pukulan pada ketiganya bergantian. Meskipun mereka membalasnya dengan menyerangnya. Elyanya menyikut salah satu dari mereka dan menendang yang lainnya. Dia bahkan melompati mereka dan menendang mereka dengan kencang.

Bruuug ...

Ketiga preman itu terjatuh bersamaan di bawah.

"Aku belum puas!" kata Elyana. Dia mendekati ketiga preman itu. Mereka pun tak tinggal diam. Bangun dan melawan Elyana. Mereka baku hantam. Dengan pukulan, tendangan, dan menghindar. Sampai ketiga preman itu kualahan melawan Elyana yang memang jago bertarung. Namun sayangnya ada yang tiba-tiba datang dan memukul Elyana dengan kayu dari belakangnya.

Dug ...

Punggung Elyana terkena pukulan itu sampai Elyana kesakitan dan terjatuh ke bawah saat salah satu preman menendang kakinya.

"Ha ha ha." Preman-preman itu tertawa. Mereka tak hanya bertiga tapi ada satu orang lagi yang baru datang.

"Sok jagoan," ucapnya. Dia menghampiri Elyana dan menginjak-injak punggungnya.

"Elyana!" teriak Aisyah. Elyana hanya tersenyum ke arah Aisyah. Wajahnya tampak kesakitan.

Aisyah berlari mendekat namun kedua preman menghadangnya.

"Lepaskan Aisyah!" teriak Elyana yang masih bertahan meski punggungnya diinjak-injak salah satu preman itu.

"Kuat juga loh cewek," ucapnya.

"Elyana!" teriak Aisyah.

"Lari Aisyah!" titah Elyana.

Aisyah menggeleng. Air matanya jatuh bercucuran.

"Lari!" teriak Elyana sambil menahan sakit.

Aisyah tak punya pilihan. Dia menendang kedua preman itu. Berlari meninggalkan tempat itu.

"Sial dia lari!"

"Kejar!"

Dua preman mengangguk. Mereka mengejar Aisyah. Sedangkan dua preman lainnya menghajar Elyana. Membuat Elyana mulai tak mampu bertahan dan hampir pingsan. Namun sedikit celah di matanya melihat sesosok laki-laki yang menghajar kedua preman itu. Laki-laki yang selalu membuat Elyana merasa aman dan nyaman.

"Max," ucap Elyana yang tengkurep di bawah. Dia melihat Maxsimus menghajar kedua preman itu sampai babak belur. Setelah itu Elyana tidak ingat apapun lagi.

Beberapa menit kemudian Elyana membuka matanya. Dia sudah ada di punggung Maxsimus. Ternyata Maxsimus menggendongnya menuju jalan dimana mobil mereka terparkir. Elyana juga melihat Aisyah berjalan di samping Maxsimus. Tubuhnya mengenakan jas hitam milik Maxsimus karena gamisnya sempat robek. Elyana tersenyum kecil. Senang melihat dia dan Aisyah selamat. Elyana kembali berbaring di punggung Maxsimus. Tubuhnya belum kuat untuk berbicara atau bergerak. Dia membiarkan Maxsimus membawanya pergi.

Rumah Sakit Citra Medika

Elyana masuk ke ruang UGD ditemani Maxsimus. Sedangkan Aisyah menunggu di luar. Maxsimus berdiri di luar tirai menunggu Elyana ditangani Dokter dan perawat. Terlihat jelas rasa khawatir di wajahnya.

"Otak kecil kenapa tidak bilang padaku kalau temanmu dalam bahaya. Sekarang kau sendiri dalam bahaya," ucap Maxsimus marah. Dia tak tenang sebelum melihat Elyana baik-baik saja dan cerewet seperti biasanya.

Tak lama Dokter mengajak Maxsimus bicara. Untuk menyampaikan keadaan Elyana. Maxsimus duduk bersama Dokter di ruangannya.

"Gimana keadaan Elyana Dok?" tanya Maxsimus.

"Alhamdulillah, Elyana gadis yang cukup kuat. Sejauh ini dia hanya mengalami lebam dan luka goresan. Selebihnya baik-baik saja," jawab Dokter.

"Alhamdulillah," jawab Maxsimus.

"Saya sarankan lebih baik Elyana dirawat di sini sampai pulih. Agar dia bisa istirahat dan mendapatkan perawatan yang baik," sahut Dokter.

"Iya Dok, lakukan yang terbaik untuk Elyana," jawab Maxsimus.

Setelah itu Maxsimus menghampiri Elyana yang masih di ruang UGD. Dia membuka tirai dan masuk ke dalam. Terlihat Elyana sedang merapikan hijabnya.

"Otak kecil, kau sudah puas jadi pahlawan kemalaman?" tanya Maxsimus.

"Eee ... iya Bos. Makasih ya sudah menolongku," jawab Elyana.

'Gawat kalau aku tidak manis padanya. Gimana kalau dia mencantumkan biaya berobatku ke dalam list hutang yang sudah panjang. Aku harus cute biar dia lupa.'

Elyana memasang wajah manis dan lucunya. Dengan mata berbinar tanpa dosa.

"Semua ini tidak ..."

"Bos, aku sebatanh kara. Hanya Bos yang baik padaku. Mau menampung remahan sepertiku. Bahkan ibuku sendiri tidak mau mengakui debu sepertiku hik .. hik .. hik ..."

"Sial, pintar sekali dia berakting. Membuatku sulit berkutik," batin Maxsimus. Baru mau mencantumkan dalam bon yang harus dibayar Elyana tapi Elyana jauh lebih pintar darinya.

"Bos sangat baik, bersahaja, dermawan, tampan, berbudi pekerti yang luhur ... bla ... bla ..." Elyana memuji-muji Maxsimus. Berharap Maxsimus akan iba dan terharu.

"Hmmm!" Maxsimus menghembuskan nafas berat.

"Otak kecil kau harus dirawat beberapa hari sampai pulih," ujar Maxsimus. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Elyana. Maxsimus yakin Elyana hanya menutupi rasa sakitnya.

"Tidak perlu Bos, aku baru saja bekerja. Rasanya tidak enak kalau aku izin sakit berhari-hari," jawab Elyana.

"Kau ingin mati?" tanya Maxsimus marah.

"Aku baik-baik saja. Bos lihat aku cerewet seperti biasa dan manis seperti saat Bos menemukanku kan?" jawab Elyana.

'Kalau aku dirawat lumayan sih makan tiga kali sehari. Aku bisa jadi kaum rebahan. Tapi pekerjaanku bisa melayang. Masa depanku suram. Lebih baik aku pulang mana tahu Maxsimus makin perhatian.'

"Ya sudah, ayo pulang otak kecil!" ajak Maxsimus.

"Alhamdulillah, iya Bos," jawab Elyana. Kegirangan.

"Tadi kau sudah sholat Magrib dan Isya?" tanya Maxsimus.

"Sudah Bos, aku juga sudah hafal," jawab Elyana.

"Kalau begitu besok sore aku mentraktirmu makan," sahut Maxsimus.

"Alhamdulillah, matahari bersinar setelah hujan dan petir menyambar," jawab Elyana.

Maxsimus memutar bola matanya. Dia harus terbiasa mendengan celotehan konyol Elyana. Namun satu hal yang dia kagumi. Elyana tetap ceria meski dia terluka dibagian punggungnya. Elyana tidak memperlihatkan rasa sakit itu. Seolah tidak terjadi apa-apa.

Maxsimus dan Elyana ke luar dari ruang UGD. Mereka berjalan bersama menghampiri Aisyah yang duduk sendirian.

"Max, ini temanku namanya Aisyah Nayyara Zahra," ucap Elyana.

Maxsimus memperhatikan wanita bercadar di depannya. Nama itu seperti familiar dan pernah didengar olehnya.

Terpopuler

Comments

jumirah slavina

jumirah slavina

pasang juga pupe eyes menggemaskan 🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-12-09

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

cinta memang bisa membutakan akal sehat dan semuay sprti aurel dia tdk menganggap ibuy yg sdh bekerja keras demi dia sedangkn ibuy sangat berbakti tp knp aurel jsu dr kt bati..smg aurel sadar atas kesalahany...

2022-07-06

1

Wildan Faqih AL Mubarak

Wildan Faqih AL Mubarak

ngmng2 Aurel ank Amanda Sam suami yg nomer berapa ya Thor....dan semoga Viktor dan Aurel pacarannya belum kebablasan cuma pegangan tangan doank Lum cium2an apalagi sampai jebol gawang aaahhhh itu ngeri .... jangan ya Thor

2022-07-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!