Bab 4 : ADA MASALAH APA?

"Ya udah, nggak apa-apa kalau nggak mau di depan. Tapi ... aku minta tolong hal ini jangan sampai diketahui ayah atau bunda."

"Kamu pikir aku tukang ngadu?" sindir Embun lagi.

Aby benar-benar kehilangan kata-kata menghadapi sikap Embun yang mendadak galak. Padahal, sepanjang resepsi sampai memasuki kamar tadi, ia menilai bahwa Embun adalah sosok gadis yang sedikit pemalu dan lembut.

"Maafin aku, Embun. Maksud aku bukan begitu. Hanya saja ... kamu tahu kan keadaan ayah sekarang."

Embun tak lagi menyahut. Baginya lebih baik diam dari pada harus banyak berdebat dengan Aby.

Akhirnya, mobil pun melaju meninggalkan rumah Vania. Sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan antara Embun dan Aby. Keduanya tenggelam dengan pikiran masing-masing. 

Hingga mobil memasuki halaman rumah setelah penjaga di pos membuka gerbang. Sebelum turun, Aby menoleh ke belakang.

"Embun, aku minta maaf. Aku juga nggak mau seperti ini," ucap Aby. Dengan raut wajah penuh sesal.

Embun masih tampak acuh tak acuh. Ia bahkan tampak malas untuk sekedar menatap suaminya.

"Kamu sama pacar kamu itu sama, Mas." 

"Maksudnya?" tanya Aby dengan kerutan tipis di dahi. 

"Kalian sama-sama senang minta maaf. Apa kalian merasa sebersalah itu sama aku?" 

Seketika Aby membungkam. Untuk ke sekian kali ia harus merasakan semburan halus dari istrinya itu. 

Embun segera turun dari mobil setelah berhasil membungkam suaminya. Begitu memasuki rumah, ayah dan bunda terlihat masih duduk di ruang televisi. Bunda sedang menikmati tayangan sinetron kesukaannya, sementara Ayah dengan majalah bisnis. 

"Assalamu Alaikum, Ayah, Bunda," sapa Embun sopan.

"Wa'alaikum salam, Nak. Kalian sudah pulang?" tanya Bunda ketika Embun mencium tangannya. 

"Iya, Bunda." 

Terlihat kerutan di dahi wanita paruh baya itu kala mendapati suram di wajah menantunya. Padahal sebelum pergi, Embun terlihat ceria. Namun, yang terlihat sekarang sangat jauh berbeda.

"Kamu kenapa mukanya lesu begitu?" 

Embun memulas senyum tipis. Teringat pesan Aby tadi yang meminta agar semua dirahasiakan dari orang tuanya. "Nggak apa-apa, Bunda. Lagi capek aja hari ini." 

Namun, jawaban Embun tak serta Merta memuaskan sang mertua. Apalagi melihat Aby yang masuk ke rumah begitu saja tanpa menyapa kedua orang tuanya terlebih dahulu.

"Kalian nggak ada lagi ada masalah, kan?" Bunda menatap Embun dan Aby bergantian.

"Nggak kok, Bunda. Mas Aby mungkin capek." Meskipun merasa sakit dengan pengkhianatan suaminya, namun Embun tak langsung membongkar di hadapan sang mertua.

"Ya sudah, kamu istirahat," ujar bunda kemudian.

"Iya, Bunda. Aku duluan." 

"Ya, Sayang." 

Keduanya lantas beranjak menuju kamar tanpa saling tegur. Tak seperti saat berpamitan untuk makan malam berdua, di mana Aby merangkul pinggang istrinya dengan mesra. Hal ini pun membuat bunda semakin curiga.

"Mereka kenapa, Yah? Apa habis bertengkar?" tanya bunda mulai kepo dengan urusan rumah tangga putranya.

"Itu urusan mereka, Bun. Biarkan mereka selesaikan sendiri," jawab ayah yang memilih tidak ingin ikut campur dengan masalah anak-anaknya.

"Bukan mau ikut campur. Mereka itu kan menikah mendadak. Takutnya Embun disakitin sama Aby."

Pria paruh baya itu masih tampak terfokus dengan bacaannya. "Aby bukan orang seperti itu, Bunda. Dia pasti memperlakukan Embun selayaknya istri."

"Semoga aja begitu. Aku tidak enak sama Embun. Dia harus kehilangan ayahnya karena kesalahan Galang. Sekarang Galang hilang dan dia harus menikah dengan Aby."

Ayah melipat koran di tangan dan meletakkan di bawah meja kaca. Ia pun merasakan hal yang sama dengan bunda. Keadaan membuat segalanya berada dalam posisi sulit.

"Galang belum ada kabar, Bun?" tanyanya.

Bahu bunda terangkat sebagai jawaban. Sudah tiga hari putra sulungnya menghilang tanpa kabar.

"Belum ada, Yah. Semoga Galang nggak kenapa-kenapa."

.

.

Sementara itu di kamar .... 

Embun memilih duduk di sofa setelah mengganti pakaiannya dengan piyama. Sementara Aby tak terlihat di kamar.

Pria itu sedang berada di balkon kamar. Sesaat setelah memasuki kamar, ponsel miliknya berdering. Embun yakin suaminya itu sedang menerima telepon dari kekasihnya. 

Perlahan Embun mendekat ke arah pintu yang setengah terbuka. Dari sana ia dapat mendengar suara sang suami.

"Iya, Van. Aku janji nggak akan menyentuh Embun. Aku akan tidur di sofa biar Embun di kasur." Entah sudah berapa kali Aby mencoba meyakinkan Vania. 

"Oke. Aku percaya sama kamu," ujarnya. "Aku cinta sama kamu, Aby." 

"Hemm ... aku juga," jawab Aby. 

Seperti disayat belati tajam, begitu lah perih yang dirasakan Embun sekarang. Ingin marah pun entah harus marah kepada siapa. Hidup seperti sedang mempermainkan dirinya.

Rasa lelah mulai menjalar ke seluruh tubuh. Kejutan menyedihkan yang diberikan Aby di malam pertama mereka benar-benar mengoyak hatinya.

Wanita itu melirik ke arah tempat tidur. Keraguan merasuk ke hati untuk membaringkan tubuhnya di sana, apa lagi setelah Aby sudah menolaknya secara terang-terangan. 

.

.

"Aku capek hari ini, Van. Mau istirahat," ucap Aby, berniat mengakhiri panggilan. Hampir setengah jam ia dan Vania berbicara di telepon.

"Ya udah kamu istirahat aja."

Panggilan pun terputus.

Aby menghabiskan waktu beberapa menit untuk merenung, sebelum akhirnya kembali ke kamar dengan tubuh yang sangat lelah. Ia membuka kemeja dan melemparkan ke keranjang pakaian kotor. Pandangannya lantas mengarah kepada Embun yang terbaring di sofa.

Perlahan Aby pun mendekat dan berdiri tepat di samping sofa. Selama beberapa saat ia begitu terpaku memandangi wajah teduh Embun yang terlelap. Rasa bersalah merasuk ke jiwa kala mendapati cairan bening yang mengalir di ujung mata istrinya.

"Maafin aku, Embun."

Tanpa sadar jemarinya mengusap sisa air mata. Tetapi, bayang-bayang Vania seketika terbesit dalam ingatan. 

"Embun ...." Aby mencoba membangunkan istrinya dengan mengguncang bahu pelan. Namun, Embun tak kunjung terbangun, bahkan hingga beberapa kali Aby mencoba.

Tak tega melihat Embun tidur sofa, Aby memilih mengangkat tubuhnya perlahan untuk memindahkan ke ranjang. Namun, belum mendarat sempurna, wanita itu sudah membuka mata saat merasakan tubuhnya mendapat guncangan. 

"Aaa!" jerit Embun, membuat Aby terlonjak. 

Ayah dan Bunda yang berada di lantai bawah pun dibuat terkejut dengan jeritan tengah malam menantunya. 

"Kenapa itu Embun teriak?" tanyanya khawatir. "Apa jangan-jangan bertengkar dengan Aby?" Ia menatap suaminya yang juga tampak khawatir. "Ayo kita lihat, Yah. Jangan sampai Aby berbuat kasar sama anak orang." 

"Iya, Bun."

Spontan sepasang suami istri itu berlomba-lomba menuju lantai atas. Kebetulan pintu kamar Aby tak tertutup rapat dan menyisakan sedikit celah, yang membuat keduanya yakin untuk mendorong pintu. Namun, apa yang mereka temukan di dalam sana sungguh mengejutkan. Posisi Aby tepat berada di atas Embun. 

"Oh ... maaf, hehehe ...," ujar sang bunda dengan senyum malu-malu.

Posisi keduanya yang terbilang intim sepertinya cukup untuk mematahkan kecurigaan ayah dan bunda. Apa lagi Aby dalam keadaan bertel@njang dada.

Aby yang syok dengan kedatangan kedua orang tuanya lantas bangkit, sementara ayah langsung keluar begitu saja. Hanya bunda yang masih terdiam di ambang pintu. 

"Pelan-pelan aja kamu, By. Kasihan anak perawan." Ucapan bunda yang mengandung ledekan itu menciptakan semburat merah di wajah Embun dan Aby.

"Iya, Bunda. Maaf," jawab Aby, seraya menggaruk kepala.

Bunda tersenyum menatap keduanya. Ia dapat bernapas lega setelah merasa kecurigaannya tidak benar adanya.

"Satu lagi, jangan lupa kunci pintunya. Takut ada yang nyelonong." 

............

Terpopuler

Comments

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

𝙤𝙖𝙡𝙖𝙝 𝘽𝙪𝙣, 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙥𝙖𝙝𝙖𝙢 𝙞𝙩𝙪 𝙖𝙣𝙖𝙠𝙢𝙪 𝙜𝙖𝙠 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙪 𝙥𝙞𝙠𝙞𝙧𝙠𝙖𝙣

2024-02-08

0

Ukhty Nur Siahaan

Ukhty Nur Siahaan

Jgn mau kalah sm pacarny suamimu
Ayok rebut isi hati suamimu

2024-01-28

0

Ney maniez

Ney maniez

, 🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2 Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3 Bab 3 : Salah Atau Benar?
4 Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5 BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6 Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7 Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8 Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9 Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10 Bab 10 : AYAH SAKIT?
11 Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12 Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13 Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14 Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15 Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16 Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17 Bab 17 : Akhiri Saja
18 Bab 18 : MENYUSUL?
19 Bab 19 : HILANG
20 Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21 Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22 Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23 Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24 Bab 24 : Dia Kembali?
25 My Hot And Sexy Wife
26 Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27 Bab 27 : Aku Mau Pulang
28 Bab 28 : PERGI ....
29 Visual Tokoh Utama
30 Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31 Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32 Bab 32 : HANCUR
33 Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34 Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35 Bab 35 : Menagih Janji
36 Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37 Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38 Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39 Bab 39 : Masih Berusaha
40 Bab 40 : Bersamamu
41 Bab 41 : Menikah Ulang?
42 Bab 42 : Terpental Jauh
43 Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44 Bab 44 : Dear Mas Aby
45 Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46 Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47 DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48 Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49 Bab 49 : Kiriman Foto
50 Bab 50 : Tunggu Aku
51 Bab 51 : Ijab Ulang?
52 Suamiku Om-Om Galak
53 Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54 Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55 Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56 Bab 56 : Kehujanan
57 Bab 57 : Misi Berhasil
58 Bab 58 : Sudah Baikan?
59 Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60 Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61 Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62 Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63 Bab 63 : Dua Kali Menang
64 Bab 64 : Ancaman Lagi?
65 Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66 Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67 Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68 Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69 Bab 69 : Kasihan Embun ....
70 Bab 70 : Sisi Lain Vania
71 Bab 71 : Tetangga Baru
72 Bab 72 : Sebatas Kagum
73 Bab 73 : Makan Siang
74 Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75 Bab 75 : Kinder Boy
76 Bab 76 : Jauhi Dia!
77 Silahkan Mampir
78 Bab 78 : Mudah Berubah
79 Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80 Bab 80 : Memohon Keringanan
81 Bab 81 : Masalah Baru
82 Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83 Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84 Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85 Bab 85 : Ada apa ini?
86 Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87 Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88 Bab 88 : Saling Terbuka
89 Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90 Bab 90 : Salah Sasaran!
91 Bab 91 : Atur Damai?
92 Bab 92 : Dipecat?
93 Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94 Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95 Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96 Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97 Menjadi Posesif
98 Apakah Sudah Ada Isi?
99 Oma Tidak Suka
100 Belum Ada Tanda
101 Pingsan!
102 Khawatir Semakin Parah
103 Generasi Tuan Krabs!
104 Membawa Pulang Embun
105 Kabar Bahagia Untuk Semua
106 Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107 Tidak Suka Cara Oma
108 Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109 Catatan Kelam Gadis Malang
110 Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111 Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112 Ulang Tahun Perusahaan
113 Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114 Jurang Pemisah
115 Apa Kamu Pernah Menyesal?
116 FINAL EPISODE
117 Ingat Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : EMBUN DAN ABIMAYU
2
Bab 2 : Kamu Akan Luluh Dengan Dia
3
Bab 3 : Salah Atau Benar?
4
Bab 4 : ADA MASALAH APA?
5
BAB 5 : Hanya Ingin Memastikan
6
Bab 6 : Tidak Perlu Malu
7
Bab 7 : Kamu Serakah Juga, Ya?
8
Bab 8 : Kamu Sepeduli Itu Dengan Dia?
9
Bab 9 : Kalau Kamu Tidak Mau ... Maka Aku Yang Akan ....
10
Bab 10 : AYAH SAKIT?
11
Bab 11 : Posesif dan Kekanakan
12
Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
13
Bab 13 : Apa-Apaan Ini?
14
Bab 14 : AKU TIDAK BERMAKSUD
15
Bab 15 : Camping Di Luar Kota?
16
Bab 16 : Apa Kamu Pernah Peduli?
17
Bab 17 : Akhiri Saja
18
Bab 18 : MENYUSUL?
19
Bab 19 : HILANG
20
Bab 20 : EMBUN DI MANA?
21
Bab 21 : Tidak Perlu Khawatir
22
Bab 22 : Kamu Lihat Orangnya?
23
Bab 23 : Siapa Pelakunya?
24
Bab 24 : Dia Kembali?
25
My Hot And Sexy Wife
26
Bab 26 : Pembatalan Pernikahan?
27
Bab 27 : Aku Mau Pulang
28
Bab 28 : PERGI ....
29
Visual Tokoh Utama
30
Bab 30 : Kesempatan Terakhir
31
Bab 31 : Bukankah Sudah Jelas?
32
Bab 32 : HANCUR
33
Bab 33 : Memperbaiki Segalanya
34
Bab 34 : Talak Di Malam Pertama
35
Bab 35 : Menagih Janji
36
Bab 36 : Upaya Untuk Rujuk?
37
Bab 37 : Mengakhiri Dengan baik-baik
38
Bab 38 : Meluruskan Kesalahpahaman
39
Bab 39 : Masih Berusaha
40
Bab 40 : Bersamamu
41
Bab 41 : Menikah Ulang?
42
Bab 42 : Terpental Jauh
43
Bab 42 : DEAR EMBUN ....
44
Bab 44 : Dear Mas Aby
45
Bab 45 : MEMBUTUHKAN KAMU
46
Bab 46 : FAKTA MENGEJUTKAN
47
DIBUANG SUAMI DAN DINIKAHI BOSS
48
Bab 48 : KETERLIBATAN VANIA?
49
Bab 49 : Kiriman Foto
50
Bab 50 : Tunggu Aku
51
Bab 51 : Ijab Ulang?
52
Suamiku Om-Om Galak
53
Bab 53 : Bertemu Orang Tua Vania
54
Bab 54 : Rencana Pindah Ke Rumah Baru
55
Bab 55 : Apa Sudah Boleh?
56
Bab 56 : Kehujanan
57
Bab 57 : Misi Berhasil
58
Bab 58 : Sudah Baikan?
59
Bab 59 : TERNYATA KAMU?
60
Bab 60 : PELAKU SEBENARNYA
61
Bab 61 : Tidak Akan Membuatnya Lagi
62
Bab 62 : Aktor Paling Berjasa Di Muka Bumi
63
Bab 63 : Dua Kali Menang
64
Bab 64 : Ancaman Lagi?
65
Bab 65 : Kamu Sendiri Yang Harus
66
Bab 66 : Kamu Tidak Pernah Sendirian
67
Bab 67 : Memperbaiki Semuanya
68
Bab 68 : Sedang Apa Kamu Di Sini?
69
Bab 69 : Kasihan Embun ....
70
Bab 70 : Sisi Lain Vania
71
Bab 71 : Tetangga Baru
72
Bab 72 : Sebatas Kagum
73
Bab 73 : Makan Siang
74
Bab 74 : HARUS KELUAR KOTA?
75
Bab 75 : Kinder Boy
76
Bab 76 : Jauhi Dia!
77
Silahkan Mampir
78
Bab 78 : Mudah Berubah
79
Bab 79 : Surabaya Atau Bogor?
80
Bab 80 : Memohon Keringanan
81
Bab 81 : Masalah Baru
82
Bab 82 : Keinginan Berlebihan?
83
Bab 83 : Menyembunyikan Air Mata
84
Bab 84 : Mulai Tidak Mengerti Dengan Kamu!
85
Bab 85 : Ada apa ini?
86
Boss Mafia's H0t Girl by Anak Kost
87
Bab 87 : Keadaan Sebenarnya
88
Bab 88 : Saling Terbuka
89
Bab 89 : Kedatangan Wanita Asing
90
Bab 90 : Salah Sasaran!
91
Bab 91 : Atur Damai?
92
Bab 92 : Dipecat?
93
Bab 93 : Kedatangan Ibu Mertua
94
Bab 94 : Hasil Tidak Mengkhianati Usaha!
95
Bab 95 : Kebetulan Menyebalkan!
96
Bab 96 : Maaf, merepotkan kamu.
97
Menjadi Posesif
98
Apakah Sudah Ada Isi?
99
Oma Tidak Suka
100
Belum Ada Tanda
101
Pingsan!
102
Khawatir Semakin Parah
103
Generasi Tuan Krabs!
104
Membawa Pulang Embun
105
Kabar Bahagia Untuk Semua
106
Kamu Sudah Cantik Sejak Masih Berbentuk Zigot!
107
Tidak Suka Cara Oma
108
Menjaga Oma Di Rumah Sakit
109
Catatan Kelam Gadis Malang
110
Tidak Banyak Menantu Seperti Kamu!
111
Yang Tulus, Tapi Mau Enaknya Juga
112
Ulang Tahun Perusahaan
113
Bertemu Sang Pemilik Perusahaan
114
Jurang Pemisah
115
Apa Kamu Pernah Menyesal?
116
FINAL EPISODE
117
Ingat Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!