Dengan raga berhadapan cermin sepinggang ke atas, Safa membeberkan kain persegi empat pada pantulan. Kemudian dilipat menjadi segitiga yang setelahnya diletakkan atas kepalanya, lalu tangannya mengapit bagian dagu dengan tangan lainnya memasang pentol. Safa menarik sisi kain yang di bawa ke sisi lainnya dan memakai penahannya juga. "Jadi 'deh. الحمدالله."
..............
"صلى الله على محمد صلى الله عليه وسلم صلى الله على محمد رب اجرنا من النار.
Haa... Senangnya hati ini ditinggalkan suami pas hari kedua setelah nikah. Aman 'deh pinggang," lantun Safa sambil terus melangkah santai.
Dilanda bosan yang begitu mendalam, Safa memutuskan berkeliling di taman yang jauh dari rumah baru sekarang namun dekat dengan rumahnya terdahulu. Tempat yang sering dikunjunginya di kala senggang atau gundah gulana.
Pandangannya beralih ke kiri yang lantas menerbitkan senyum miring tipis di bibirnya. Hanya sebentar, karena setelahnya Safa memutuskan duduk di kursi panjang yang membelakangi pemandangan tadi.
Safa menghela napas. Kemudian menengadah ke atas untuk memandang langit yang sedang cerah hari ini. Ia tersenyum. "فباي الاء ربكما تكذبان (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan)."
"Oi!"
Seketika senyuman itu hilang digantikan bibir mengkerut dengan wajah malas memandang laki-laki yang menyerunya sambil mengangkat tangan kanannya.
"Baru kemarin nikah tapi mukanya udah masam aja nih. Kenapa, ditinggal pas lagi sayang-sayangnya?" sembur laki-laki tersebut di hadapan Safa.
Safa memutar bola matanya. "السلام عليكم."
Lantas disambut kekehan yang dilanjutkan senyuman. "وعليكم السلام, Ukhti."
Safa memutar bola mata. "Tumben pagi-pagi ke sini? Nggak kayak biasanya yang masih nyangkut di kasur."
Laki-laki itu mengusap belakang lehernya canggung. "Yeah, sengaja sih. Gue pengen lihat Lo."
Lantas Safa menutup mulut. "Pfft.... Telat bro. Kalau kata orang sebelum janur kuning melengkung masih bisa ditikung, lah ini i'm udah pindah rumah baru aja setelah nikah. Berarti harus moon and door. Ngerti 'kan, Ril?"
Khairil mendengus. "Kesimpulan lo terlalu jauh. Gue pengen lihat Lo bukan berarti gue kangen karena suka, tapi sebagai orang yang udah lama nggak lihat sahabatnya."
"Yakin?" Safa menaik-turunkan alisnya.
Jadilah raut Khairil selurus jalan tol. "Lo tau, Saf? Tangan gue gatal pengen cakar muka Lo yang sekarang."
"Sama, tanganku juga gatal pengen metik mangga di belakang kamu itu." Sambil menunjuk pohon yang reflek Khairil menoleh karena Safa menunjukkan ke belakangnya.
"Mangga itu kayaknya masih muda. Jangan bilang lo ngidam?" Memandang Safa kembali sambil menaik sebelah alisnya.
"Nggak ada kesimpulan lain apa? Aku 'kan baru nikah kemarin." Safa menampilkan raut datar.
Sontak Khairil menampilkan ekspresi jahil. "Ya, mana tau...."
Safa melotot. "Apa? Itu pikiran mau di londry 'ya?"
Khairil tertawa. "Yaudah, petik gih. Lo kan juara lomba panjat pinang."
"Hei, kamu nggak lihat aku pakai gamis?" Kesal Safa memonyongkan bibir.
"Iya-iya, Ukhti, Akhi ambilin dulu ya. Ukhti duduk manis aja di sana biar Akhi yang berjuang," jawab Khairil sambil melengok kepala.
Safa tertawa kecil. "Iya, harus itu."
Cukup memakan waktu bagi Khairil memetik mangga yang terletak ujung cabang, namun berhasil dengan lompatan menuruni pohon dan memperlihatkan tiga mangga pada Safa. "Nah, untukmu dua."
Gadis berhijab itu menerima dengan senang hati. " اجركا لله الحيرا ;Ajarakallahul khaira (Telah membalas Allah kepada si man yang berbuat kebaikan). Aku pulang dulu ya, السلم عليكم."
"وعليكم السلم." Khairil tersenyum sambil melambai tangan pada orang yang sudah berpaling dan berjalan menjauh, memperhatikan lirih pundak yang dulunya ringan kini terlihat berat.
"Aku tidak tau harus menyesal atau tidak melihatmu yang sekarang, karena bagaimanapun aku bukan lagi bagian dari hidupmu. Dan juga.... Pantaskah aku berterima kasih? Kamu tau apa yang terjadi barusan adalah perbuatan dosa, namun demi kenangan terakhir untukku kamu rela melakukannya."
Safa menghapus air matanya yang terjatuh setelah jauh dari Khairil. "Kamu tau, Khairil.... Bagiku ini berat, namun inilah jalan yang aku pilih. Sudah berakhir ya, kita jadi aku dan kamu."
...🌼🌼🌼...
Do'a saat melihat ada orang yang menolong kita : Ajarakallahul khaira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ksatria_90
topeng persahabatan ya Thor, ngakunya teman dalam hati nyatanya cinta 🤭
2024-02-16
1