Dia Milikku

Namun tiba-tiba, ada suara dari samping mereka yang terdengar mengerikan. "Siapa yang memberikanmu Hak untuk menampar murid Kesayanganku!! " Suara bariton itu terdengar tegas namun mengerikan di telinga ketiga gadis di hadapan Fiya.

Ternyata dia adalah guru Bahasa Indonesia di sekolah itu, namanya ialah Tuan Ardiansyah. "Beraninya kamu ingin memukul Fiya! Dia adalah calonku, mengerti?!" Tegas Pak Ardiansyah di depan semua orang yang ada di situ, kata-katanya terdengar tegas dan datar tersebut sungguh mengejutkan mereka.

"Apaaa??!". Teriak mereka bersamaan.

Sosok disampingi Fiya pun akhirnya mulai angkat bicara.

"Apa bapak tidak bercanda dengan yang bapak ucapkan?" "Ya, yang kamu dengar memang tidak salah. Dia Milikku!" jawabnya dengan santai sambil merangkul pundak Fiya dari samping.

Sedangkan yang dirangkul mulai angkat bicara. "Maaf pak, saya bukanlah milik anda, saya hanya siswa yang ingin menuntut ilmu disini." Fiya berkata dengan sopan sembari melepas pelukan gurunya itu.

"Hahahaa, bapak memang suka bercanda" Rizki tertawa saat mendengar jawaban sahabatnya yang menurutnya sungguh berani. "Untung saja Fiya menolaknya lagi, itu berarti aku masih punya kesempatan" suara hati Rizki yang berbicara kali ini.

Ya, lelaki yang menjadi sahabat sekaligus teman sebangku Fiya ini memang memiliki rasa suka terhadapnya namun via tidak pernah menyadarinya karena dia hanya menganggap Rizki sebagai sahabat sejak masa kecilnya. Bisa dibilang cinta yang bertepuk sebelah tangan, namun Rizki juga tidak pernah berani untuk menyatakan perasaannya langsung pada Fiya, karena itu Fiya terus menganggap Rizki sebagai sahabat karibnya saja.

Sedangkan Pak Tito berusaha menahan rasa malu yang ia rasakan, karena Fiya baru saja menolaknya mentah-mentah dan itupun dihadapan muridnya sendiri.

Eh, Pak Ardi lupa kalau Fiya juga muridnya 😆

"Sudahlah, aku tadi memang tidak serius, sekarang kalian cepat masuk ke kelas karena ini sudah hampir jam tujuh, dan ingat hari ini ada Apel pagi untuk pembukaan acara Liga Champions antar sekolah yang dilaksanakan pekan ini. Jadi cepat berbaris di lapangan!"

"Siap Pak" jawab kelima siswa itu bersamaan.

"Hari ini kau masih selamat, tapi aku ingin melihat seberapa lama kau bisa tetap berada di sekolah elite ini!" ucap Vio dengan ketus kepada Fiya yang hanya menanggapinya dengan senyuman kecut. Kemudian ketiga gadis tadi segera pergi untuk kembali ke kelas mereka masing-masing.

"Huft,, ku kira aku hari ini nggak akan ketemu mereka, tapi mereka udah stand by aja di parkiran, dah kayak kang parkir aja." Fiya duduk dan menghembuskan nafasnya dengan kasar saat mengingat kejadian di lapangan parkir tadi.

Lima menit kemudian, terdengar bel masuk berbunyi "Ting... tingg.. jam pelajaran segera dimulai, silahkan semua masuk ke kelas dan selamat menikmati hari yang menyenangkan.." suara bel yang terdengar familiar di telinga anak-anak di SMA Negeri 1 Kedungwaru. Tak lama kemudian ada lagi pengumuman dari ruang operator sekolah jika seluruh penghuni kelas harus berbaris di lapangan utama untuk melaksanakan apel pembukaan.

Para murid pun segera berhamburan keluar dari kelas dan berjejer rapi di lapangan, hari ini mereka menggunakan batik khas Smariduta yang berwarna ungu dengan motif batik putih yang dipadankan dengan bawahan hitam, batik tersebut nampak elegan dan juga menunjukkan kesan berwibawa SMA Negeri 1 Kedungwaru yang bahasa gaulnya disebut Smariduta.

"Kok lama banget sih ini.. kapan nih mulainya, kulitku yang putih bersih seperti kristal ini bisa rusak dong.." keluh gadis cantik bernama April yang merupakan teman baik Fiya, namun mereka baru bertemu saat duduk di bangku SMP. "Tuan Putri harap bersabar dong, nanti kalau marah-marah lekas tua lohh" ledek Fiya dengan terkekeh geli. "Oh Tidak!! calm down girl, you can't to be tua secepat inii.." April bicara menggunakan bahasa Inggris nya yang kacau balau dengan nada yang terdengar menggelikan.

"Hahaha sudah-sudah kita ikuti saja apel pagi kali ini dengan tangan, jangan sampai berisik nanti ditegur sama pak guru loh." Fiya mengingatkan teman baiknya itu karena ia tahu jika saat apel begini bapak ibu guru pasti ada yang mengintai di belakang mereka sambil memberikan tatapan elang yang sedang mencari mangsa. "Oh iya yaa, aku lupa."Jawab April yang baru merasakan ada aura supranatural yang berasal dari belakang.

Dan benar saja di belakang mereka sudah ada sepasang mata yang mengawasi dengan tajam, setajam mata rajawali yang siap untuk mematuk anak ayam yang kehilangan induknya.

Tiba-tiba terdengar kegaduhan dari arah barat, yakni di kelas 21 MIPA 05. Dan ternyata di sana ada murid yang sedang kerasukan. Sontak saja hal tersebut membuat seluruh siswa panik, bahkan ada yang sampai mengompol karena phobia pada hal-hal yang berbau hantu.

Namum tak lama, seseorang yang mengawasi Fiya tadi berjalan menuju ke arah kegaduhan tersebut. Kemudian dengan tegas ia berkata "Hentikan semua ini!!!" Tak lama setelah ia berkata seperti itu.

Terpopuler

Comments

Inru

Inru

Kak, boleh follback tidak? Mau tanya sesuatu di pc

2022-08-10

1

Rizki Dwi

Rizki Dwi

mengompol kah?

2022-07-03

2

Rizki Dwi

Rizki Dwi

tenang*? 😉

2022-07-03

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!