"Rencananya adalah kamu harus berpura-pura bekerja lebih dulu di rumah mereka. Mereka harus tahu kalau kamu itu bukan wanita licik dan jahat seperti wanita lainnya, kamu harus mampu menunjukkan sisi baikmu kepada mereka, kalau perlu kamu harus bisa mengambil hati kelurga Marit, dengan begitu, maka kamu akan aman," terang Tina tampak sangat serius.
Hanya itu cara yang dirinya punya, selain itu dia tidak punya cara lain. Semua orang tahu dia dan Nora berteman, tidak mungkin Tina menggunakan profesinya sebagai Dokter, karena mereka berdua akan dikira bersengkongkol. Apalagi, Tina tak ingin melakukan tes DNA lebih awal, karena hal itu sangat berisiko, Tina tak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada sahabatnya itu.
"Maksudmu aku harus bekerja di Mansion Marit? Itu artinya aku akan menjadi pelayan di sana, Tina. Kalau Tien tahu, dia pasti akan menyeretku pergi," balas Nora sambil mengelus perutnya yang masih datar, gerakan refleks seakan melindungi nyawa di dalamnya.
"Tien tidak mungkin sekejam itu, Katakan saja kalau kamu ingin selalu bersamanya, untuk itulah kamu memilih bekerja di sana."
"Sebagai pelayan?"
"Ini demi kandunganmu, Nora. Dia tidak boleh menjadi korban keegoisan kedua orangtuanya," pukulan cukup keras Nora dapatkan dari kalimat Tina. Tapi, Tina tak mengatakan omong kosong, semuanya adalah kebenaran.
"Baiklah, aku akan turuti apa yang terbaik menurutmu," pada akhirnya Nora mengalah. Dalam situasi seperti saat ini, pikirannya tidak jernih, hingga Nora harus mengikuti apa yang Tina katakan, karena baginya apa pun yang Tina sarankan adalah demi kebaikannya dan juga calon bayinya.
"Bagus, sekarang pulang dan istirahatlah, besok aku akan pergi mengantarmu ke kediaman Marit."
"Kamu tahu?"
"Astaga, jangan bilang kamu tidak tahu. Sudah hampir setahun berhubungan dengan Tien, kamu tidak tahu di mana kediamannya?" tanya Tina kaget, sebegitunya Tien tak menganggap Nora. Sekarang, Tina merasa ragu dengan apa yang dia sarankan untuk Nora.
"Aku tidak peduli akan hal itu, aku hanya butuh uangnya untuk kelangsungan hidup adik-adik kita di panti asuhan," Tina dan Nora sebelumnya memang tinggal di sebuah panti asuhan. Keduanya memilih keluar karena tak ingin menjadi beban terlalu lama.
Apalagi sangat minim orang-orang baik hati yang menyumbang, hingga anak-anak di sana menjalani kehidupan yang begitu sulit. Bahkan, mereka harus menunggu uang pemberian Nora dan Tina baru bisa makan.
Anak panti terus bertambah setiap harinya, tapi sumbangan tak selalu datang tiap hari. Tinggal di Negera maju yang semua orang hanya mengurus hidup sendiri-sendiri. Orang-orang kaya tak peduli akan kesulitan di sekitarnya, yang mereka tahu hanyalah uang, uang, dan uang.
"Baiklah, aku akan melakukan apa pun agar bayiku memiliki keluarga," ujar Nora pasrah.
"Pilihan yang tepat, Nora. Jangan sampai bayimu tidak punya keluarga seperti kita," Tina memeluk erat Nora, memberikan kekuatan agar sahabatnya itu mampu melewati ujian terberat dalam hidupnya. Tina menepuk pundak Nora pelan, merasa bangga dengan keputusan yang Nora ambil.
"Tina!" panggil Dokter senior.
"Nora, pulanglah sekarang. Aku akan melanjutkan kembali perkejaan, berhati-hatilah, bye."
Nora memandang lama kepergian Tina, setelah Tina tak lagi tampak di pandangannya, barulah Nora bangkit dan siap pulang ke rumahnya, yaitu sebuah apartemen yang juga ditinggali oleh Tien. Tapi, hanya beberapa hari sekali, karena Tien lebih sering tinggal di rumahnya yaitu kediaman keluarga Marit yang tidak Nora ketahui di mana lokasi tepatnya, tapi yang pasti berlokasi di hunian mahal.
Kini, Nora sudah berada di dalam Bus. Duduk bersandar di punggung kursi dan siap akan memejamkan matanya di malam itu. Namun, tiba-tiba saja ponselnya berdering, melihat nama Tien bertengger di layar kaca, Nora langsung mengangkatnya.
"Halo, ada ap—"
"Cepatlah pulang! Aku menginginkanmu!"
Tutt!
"Astaga, apakah wanita hamil boleh melakukannya?"
Tien Marit
Lenora
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Imas Maela
bikin panas...
2022-12-08
1
fifid dwi ariani
trusbahagia
2022-10-16
1
Yunia Afida
boleh asal pelan pelan
2022-07-04
0