Butuh kesabaran

🌹🌹🌹🌹 HAPPY READING 🌹🌹🌹🌹

💞💞💞💞💞

Dua tahun menikah dengan amar, sekali pun belum pernah ibu mertua delia bersikap baik kepada delia yang ada mertua nya justru benci dan membenci delia. Dulu amar akan di jodohkan dengan anak teman ibu siti yang bekerja sebagai PNS di kantor kabupaten, tetapi amar lebih memilih delia.

Suami delia bekerja di salah satu perusahaan swasta dengan gaji 6 juta per bulan. Namun gaji itu tidak semua di berikan kepada delia, amar memberikan 2,5 juta kepada ibu nya dan 1,5 juta kepada delia. Dan untuk bayaran kridit motor 800 ribu, 500 ribu untuk bayar kontrakan. Sisa nya amar pegang untuk keperluan nya.

Delia bukan tidak tahu jatah bulanan mertua nya yang lebih banyak dari uang jatah bulanan milik nya. Namun delia hanya diam dan tidak mempermasalahkan nya, dia membiarkan suami nya berbakti kepada ibu nya.

" Bu bagi duit dong, aku mau beli makanan " Ucap tini sambil menengadagkan tangan nya.

" Uang terus kamu itu, suruh dulu suami mu itu bekerja tin jadi tidak mengandalkan uang bulanan ibu terus " Ucap ibu siti yang sudah mulai geram dengan tini dan suami nya, joko.

" Mas joko itu sudah usaha cari pekerjaan bu, tapi memang belum dapat saja. Lagi pula dia baru dua bulan menganggur, itu pun bukan karena dia yang tidak mau bekerja dia menganggur karena kena PHK bu " Ucap tini tetap membela suami nya.

" Ini belikan sekalian buat ibu " Seru ibu siti sambil memberikan uang 50 ribu kepada tini.

Tini menerima uang itu dan berlalu pergi membeli makanan yang tidak jauh dari tempat tinggal nya.

" Ehh mbak tini, mau beli makanan mbak ?" Tanya ibu - ibu yang sedang duduk di warung bu ambar.

" Iya bu, sudah waktu nya makan siang jadi beli makanan dong. Malas mau masak ribet, jadi beli saja kan praktis. Uang suami saya kan masih banyak jadi tak masalah dong kalau makan harus beli " Ucap tini membanggakan suami nya dengan kebohongan nya sendiri.

Ibu - ibu itu pun hanya mengiyakan dan percaya dengan ucapan bohong tini.

" Bu ambar nasi pakai ikan tiga bungkus ya " Seru tini memesan makanan.

" Kok pakai ikan mbak, tidak mau daging atau ayam gitu kan uang nya banyak " Seru ibu - ibu yang ada di warung ibu ambar.

" Lagi pengen makan pakai ikan bu " Jawab tini sedikit bingung.

Ibu ambar sudah paham dengan kelakuan tini, apa yang di ucapkan tini memanglah bohong tetapi ibu ambar memilih diam, tah tini beli makanan sama dia.

" Ini mbak total nya 45 ribu " Ucap bu ambar memberikan pesanan tini.

Tini menyerahkan uang lima puluh ribu nya, dan setelah mendapat kembalian nya dia segera pergi. Dia malas berlama - lama ada di warung, menurut nya ibu - ibu yang ada di sana bukan level kasta nya.

" Ini bu makanan nya " ucap tini sambil meletakkan nasiul bungkus yang baru saja dia beli di atas meja makan.

Ibu siti langsung mengambil nasi bungkus nya dan segera memakan nya dengan lahab.

" Makan siang untuk harun mana bu ?" Tanya harun yang baru saja pulang untuk makan siang. Sebenarnya gaji nya cukup besar dan tidak rugi jika dia makan siang di luar, tapi karena malas mengeluarkan uang dia lebih memilih makan siang dibrumah.

Biasa nya ibu nya akan selalu membawa makan siang dari rumah kakak nya, tentu nya tanpa sepengetahuan sang kakak, amar. Amar hanya tau jika ibu nya kadang saja ikut sarapan di rumah nya. Sebenarnya hampir tiap hari ibu nya minta sarapan di rumah amar , ibu siti akan datang setelah amar berangkat kerja.

" Hari ini ibu tidak ke rumah kakak mu, delia sedang sakit jadi dia tidak masak. Kamu beli saja sih run kan gaji kamu juga utuh sesekali beli aja " Ucap ibu siti sambil memakan nasi bungkus nya.

" Kalau istri bang amar sakit, ibu atau mbak tini kan bisa masak . Bang amar juga sudah memberikan uang bulanan kan bu. " Ucap harun seenak jidat nya.

" Kamu itu run, mana mau mbak mu tini itu masak. Dia masak air saja belum tentu bisa apalagi masak makanan yang ada rusak semua barang - barang ibu di dapur. " Ucap ibu siti sambil melipat dan membuamg bungkus nasi nya di tong sampah dekat kompor.

Harun melangkah menjauh dari ibu nya, dia malas berdebat dengan ibu nya. Lebih baik dia beli makan siang di luar saja, keluar uang 50 ribu untuk dirinya sendiri juga tidak merugikan.

* Ini semua gara - gara mbak delia, gara - gara dia tidak masak aku jadi beli makan di luar. Awas saja besok aku akan meminta ganti kepada mbak delia, awas saja dia * Gumam harun dalam hati nya.

Sedangkan di tempat lain delia sudah mulai sehat kembali dan kini delia mulai membereskan rumah nya yang sudah seharian tidak dia bereskan. Delia mulai menyapu dan mengepel lantai rumah, lalu menyiapkan makanan untuk suami nya. Karena jam sudah menunjukan jam lima sore delia bergegas mandi agar saat suami nya pulang delia sudah wangi dan bersih.

" Mas amar bentar lagi pulang jadi aku harus terlihat cantik, dari kemarin aku tidak menunaikan kewajiban ku sebagai isteri karena aku sakit. Malam ini akan aku buat mas amar bahagia, semoga kamu pun segera di beri momongan oleh Allah. Aamiin " Ucap delia sambil berkaca di meja rias nya.

Sambil menunggu amar pulang, delia menonton televisi cukup lama delia menunggu suami nya pulang akhir nya yang di tunggu pun pulang. Suara motor amar terdengar sampai dalam rumah, delia langsung berlari kedepan untuk membukakan pintu dan menyambut kepulangan suami nya.

" Mas sini tas nya aku bawain" Ucap delia dengan senyum mengembang menghiasi bibir tipis nya.

Amar terpesona melihat istri nya yang sudah rapi dan cantik, pada dasar nya delia memang sudah cantik tanpa mek up. Tapi kali ini berbeda delia mengenakan mek up walau tipis.

" Emhh.. iya dek " Seru amar dengan gugup.

Delia pun mengambil tas kerja amar tak lupa dia juga mencium punggung tangan kanan amar. Delia membawa tas amar masuk kedalam rumah dan di ikuti amar dari belakang.

" Mas mau mandi dulu ya , sebentar lagi magrib selesai sholat kita makan malam bersama. Aku sudah memasak makanan ke sukaaan mas amar" Ucap delia.

" Iya dek, mas mandi dulu ya " Ucap amar lalu mengambil handuk yang tergantung di samping lemari.

Delia mengangguk sambil tersenyum manis , kamar mandi memang ada yang di dalam kamar sehingga amar tidak perlu memakai kamar mandi yang ada di dapur lagi.

" Dek... " Panggil amar yang hendak membuka pintu kamar mandi.

" Iya mas, ada apa ? " Tanya delia sambil menyiapkan baju ganti untuk suami nya.

" Emhh... kamu.. kamu cantik banget " Seru amar yang akhirnya menyampaikan yang sedari tadi dia ingin sampaikan. Tanpa menunggu delia, amar langsung masuk ke kamar mandi.

Delia hanya senyum - senyum mendengar pengakuan dari suami nya, delia memang sengaja berdandan cantik untuk suami nya. Jarang sekali delia berdandan, delia memang wanita yang sederhana jika dia pergi hanya mek up tipis yang dia pakai. Bedak dan lipglos saja tidak perlu yang tebal - tebal.

Suara gemercik air di dalam kamar mandi sudah mulai terdengar, delia keluar dari kamar dan menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur untuk mengambil air wudhu karena lima menit lagi adzan magrib.

💞💞💞💞💞

******

Tetap berikan dukungan untuk karya Author ya kak, tanpa kakak pembaca author tidak bisa sampai seperti sekarang ini ❤

TERIMAKASIH 🙏❤

Terpopuler

Comments

babygirl♡

babygirl♡

keluarga nya bikin emosi...

2024-05-15

0

jhon teyeng

jhon teyeng

keluarga kuman yg perlu dibasmi, ini suami jg bodoh spt apapun istri hrs dibela bkn dibuat spt itu.

2023-12-05

0

Lina Maulina

Lina Maulina

knp rata2 novelmu mertua pada g ska am menantu g bs gt Nerima menantu ap ada nya

2023-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 Selalu salah
2 Butuh kesabaran
3 Demi mertua aku mengalah
4 Gara-gara uang bonus
5 Bisnis Online Delia
6 Perdebatan soal uang
7 Kesabaran ekstra
8 Pakaian kotor
9 Perkara cucian
10 Hutang kredit baju
11 Keluarga yang aneh
12 Live di toko
13 Fitnah terbayar lunas
14 Air mata palsu
15 Masalah uang bulanan
16 Amar tahu
17 Biaya pernikahan
18 Ternyata dia bohong
19 Soal gaji
20 Beli perhiasan
21 Baju Couple
22 Aku bukan parasit
23 Amar mulai tegas
24 Masih biaya pernikahan
25 Orderan Tas tini
26 Lupa bayar
27 Masalah keturunan
28 Menyewa ruko
29 Grand opening DL Shop
30 Tidak boleh bekerja
31 Jual Kosmetik
32 Acara teman kantor
33 Pernikahan harun
34 Aku tidak pelit
35 Ucapan adalah doa
36 Keributan di toko
37 Ungkapan cinta rosa
38 Mulai berbohong
39 Mengintai amar
40 Makan malam
41 Kado dari delia
42 Kenyataan pahit
43 Bukti sudah di tangan
44 Mengundang rosa
45 Cerita mpok onah
46 Pernikahan dan gugatan
47 Status rumah
48 Membawa rosa ke rumah
49 Suara rosa
50 Keluar dari rumah
51 Surat untuk amar
52 Rumah baru delia
53 Resmi bercerai
54 Cerita tentang tini
55 Rencana liburan
56 Toko semakin besar
57 Beli mobil
58 Gara - gara mobil
59 Tidak sengaja bertemu
60 Perceraian tini
61 Pesan dari amar
62 Bertemu mantan mertua
63 Prasangka tini
64 Amar tahu semua
65 Tentang rani
66 Harun mentraktir rosa
67 DL ternyata delia
68 Maksud terselubung
69 Mengajak rujuk
70 Sewa kontrakan
71 Amar galau
72 Arjuna
73 Tamu pagi hari
74 Dulu dihina sekarang di puja
75 Rasa aneh dalam hati
76 Delia tahu semuanya
77 Menginap
78 Delia dan Juna
79 Makan malam
80 Amar mulai curiga
81 Melamar delia
82 Amar bingung delia sah
83 Menghajar amar
84 Pengkhianatan harun dan rosa
85 Luapan amarah amar
86 Datang ke showroom
87 Hadiah juna untuk harun
88 Puasa seminggu
89 Menemui delia
90 Silau karena harta
91 Amukan warga
92 Perut berisi
93 Kabar bahagia
94 Takut terulang
95 Susah di dekati
96 Masuk rumah sakit
97 Obrolan para wanita
98 Tini dan rosa
99 Tingkah rosa
100 Makan di restoran
101 Keributan di restoran
102 Kebahagiaan delia
103 Pekerjaan untuk harun
104 Mobil di ambil
105 Pov. Amar
106 Permintaan harun
107 Kisah mama mertua
108 Cerita mama mertua
109 Apakah sudah gila
110 Tagihan hutang
111 Masih soal hutang
112 Cari kontrakan baru
113 Bertemu lagi
114 Meminta maaf
115 Keluarga benalu
116 Bertemu para mantan
117 Harus pindah
118 Saran cuti
119 Menginap
120 Pernikahan rani
121 Mengunjungi keluarga
122 Terjatuh
123 Keluarga yang hangat
124 Bertemu dia
125 Tabrak lari
126 Nasib mantan mertua
127 Perdebatan amar dan ibu
128 Telepon dari tini
129 Rosa ketahuan
130 Mini market
131 Tini mulai resah
132 Pekerjaan tetap
133 Mencoba tidak perduli
134 Pertemuan Asti dan Amar
135 Melahirkan
136 Restu orang tua
137 Bekerja di warteg
138 Calon mertua
139 Tidak berubah
140 Hanya masalalu
141 Tentang amar vs amar sah
142 Hidup baru amar
143 Rahasia tentang amar
144 Asti belanja
145 Kedatangan rendi rani
146 Cerita tentang delia
147 Rumah sakit
148 Sikap Asti
149 Malu dan Egois
150 Menasehati tini
151 Menolak pengobatan
152 Keluarga delia
153 Semakin terlihat
154 Rosa melahirkan
155 Meminta maaf
156 Keberadaan hartawan
157 Kesalah pahaman selesai
158 Biaya rumah sakit
159 Asti ingin kerja
160 Butuh babby siter
161 Pengasuh si kembar
162 Masalalu Asti
163 Menjenguk ibu siti
164 Perdebatan amar dan asti
165 Cerita ibu jujuk
166 Nasehat Amar
167 Gara-gara asti
168 Terpaksa dipecat
169 Menjemput asti
170 Tuduhan selingkuh
171 Ternyata parah
172 Ibu dan istri amar
173 Meminta cerai
174 Belajar ikhlas
175 Mengantarkan barang asti
176 Pernikahan mama silvi
177 Rani datang menjenguk
178 Mengamuk lagi
179 Rosa berulah lagi
180 Rosa di usir
181 Permintaan ibu siti
182 Kepergian ibu siti
183 Datang ke rumah mona
184 Bertemu mantan istri
185 Rezeki tidak terduga
186 Bonus liburan
187 Rosa sakit
188 Tiga kali gagal
189 Liburan tiba
190 Rosa yang malang
191 Sakit nya rosa
192 Mengingat masalalu
193 Kertas hasil pemeriksaan
194 Bertemu lagi
195 Tiga bersaudara
196 Dikira pacar amar
197 Trauma menikah
198 Pinjam uang
199 Lebih galak yang berhutang
200 Naik angkot
201 Cari pinjaman
202 Malam mingguan
203 Rencana lamaran harun
204 Rosa terusir
205 Pencuri di kontrakan
206 Cerita palsu rosa
207 Mencari barang bekas
208 Pemulung itu rosa
209 Ribut di jalan
210 Tabur tuai
211 Juna pasrah
212 Pernikahan harun
213 Rosa kembali sakit
214 Delia bertemu rosa
215 Makan bakso
216 Acara makan siang
217 Beli rumah
218 Soal kartika
219 Amar dan Kartika
220 Bertemu mantan suami
221 Orang tua kartika
222 Surat dari rosa
223 Menjenguk Rosa
224 Biaya rumah sakit
225 Anak siapa
226 Butuh mama baru
227 Acara si kembar
228 Rosa makin parah
229 Lala menginap
230 Kepergian Rosa
231 Ketemu di rumah makan
232 Joko menemui amar
233 Ajakan untuk rujuk
234 Baju dinas malam
235 Joko Tini kembali sah
236 Asti pulang
237 Berharap bersatu lagi
238 Penolakan Amar
239 Bertemu di salon
240 Jadi romantis
241 Pesta mewah
242 Bertemu di supermarket
243 Asti mengusir ajeng
244 Akhirnya buka puasa
245 Kekantor Amar
246 Wahana permainan
247 Kartika dan Asti
248 Menasehati ibu jujuk
249 Amar bersedia
250 Nasehat amar
251 Keanehan kartika
252 Masuk rumah sakit
253 Kehamilan kartika
254 Mangga muda
255 Kabar bahagia
256 Semuanya bahagia
257 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Selalu salah
2
Butuh kesabaran
3
Demi mertua aku mengalah
4
Gara-gara uang bonus
5
Bisnis Online Delia
6
Perdebatan soal uang
7
Kesabaran ekstra
8
Pakaian kotor
9
Perkara cucian
10
Hutang kredit baju
11
Keluarga yang aneh
12
Live di toko
13
Fitnah terbayar lunas
14
Air mata palsu
15
Masalah uang bulanan
16
Amar tahu
17
Biaya pernikahan
18
Ternyata dia bohong
19
Soal gaji
20
Beli perhiasan
21
Baju Couple
22
Aku bukan parasit
23
Amar mulai tegas
24
Masih biaya pernikahan
25
Orderan Tas tini
26
Lupa bayar
27
Masalah keturunan
28
Menyewa ruko
29
Grand opening DL Shop
30
Tidak boleh bekerja
31
Jual Kosmetik
32
Acara teman kantor
33
Pernikahan harun
34
Aku tidak pelit
35
Ucapan adalah doa
36
Keributan di toko
37
Ungkapan cinta rosa
38
Mulai berbohong
39
Mengintai amar
40
Makan malam
41
Kado dari delia
42
Kenyataan pahit
43
Bukti sudah di tangan
44
Mengundang rosa
45
Cerita mpok onah
46
Pernikahan dan gugatan
47
Status rumah
48
Membawa rosa ke rumah
49
Suara rosa
50
Keluar dari rumah
51
Surat untuk amar
52
Rumah baru delia
53
Resmi bercerai
54
Cerita tentang tini
55
Rencana liburan
56
Toko semakin besar
57
Beli mobil
58
Gara - gara mobil
59
Tidak sengaja bertemu
60
Perceraian tini
61
Pesan dari amar
62
Bertemu mantan mertua
63
Prasangka tini
64
Amar tahu semua
65
Tentang rani
66
Harun mentraktir rosa
67
DL ternyata delia
68
Maksud terselubung
69
Mengajak rujuk
70
Sewa kontrakan
71
Amar galau
72
Arjuna
73
Tamu pagi hari
74
Dulu dihina sekarang di puja
75
Rasa aneh dalam hati
76
Delia tahu semuanya
77
Menginap
78
Delia dan Juna
79
Makan malam
80
Amar mulai curiga
81
Melamar delia
82
Amar bingung delia sah
83
Menghajar amar
84
Pengkhianatan harun dan rosa
85
Luapan amarah amar
86
Datang ke showroom
87
Hadiah juna untuk harun
88
Puasa seminggu
89
Menemui delia
90
Silau karena harta
91
Amukan warga
92
Perut berisi
93
Kabar bahagia
94
Takut terulang
95
Susah di dekati
96
Masuk rumah sakit
97
Obrolan para wanita
98
Tini dan rosa
99
Tingkah rosa
100
Makan di restoran
101
Keributan di restoran
102
Kebahagiaan delia
103
Pekerjaan untuk harun
104
Mobil di ambil
105
Pov. Amar
106
Permintaan harun
107
Kisah mama mertua
108
Cerita mama mertua
109
Apakah sudah gila
110
Tagihan hutang
111
Masih soal hutang
112
Cari kontrakan baru
113
Bertemu lagi
114
Meminta maaf
115
Keluarga benalu
116
Bertemu para mantan
117
Harus pindah
118
Saran cuti
119
Menginap
120
Pernikahan rani
121
Mengunjungi keluarga
122
Terjatuh
123
Keluarga yang hangat
124
Bertemu dia
125
Tabrak lari
126
Nasib mantan mertua
127
Perdebatan amar dan ibu
128
Telepon dari tini
129
Rosa ketahuan
130
Mini market
131
Tini mulai resah
132
Pekerjaan tetap
133
Mencoba tidak perduli
134
Pertemuan Asti dan Amar
135
Melahirkan
136
Restu orang tua
137
Bekerja di warteg
138
Calon mertua
139
Tidak berubah
140
Hanya masalalu
141
Tentang amar vs amar sah
142
Hidup baru amar
143
Rahasia tentang amar
144
Asti belanja
145
Kedatangan rendi rani
146
Cerita tentang delia
147
Rumah sakit
148
Sikap Asti
149
Malu dan Egois
150
Menasehati tini
151
Menolak pengobatan
152
Keluarga delia
153
Semakin terlihat
154
Rosa melahirkan
155
Meminta maaf
156
Keberadaan hartawan
157
Kesalah pahaman selesai
158
Biaya rumah sakit
159
Asti ingin kerja
160
Butuh babby siter
161
Pengasuh si kembar
162
Masalalu Asti
163
Menjenguk ibu siti
164
Perdebatan amar dan asti
165
Cerita ibu jujuk
166
Nasehat Amar
167
Gara-gara asti
168
Terpaksa dipecat
169
Menjemput asti
170
Tuduhan selingkuh
171
Ternyata parah
172
Ibu dan istri amar
173
Meminta cerai
174
Belajar ikhlas
175
Mengantarkan barang asti
176
Pernikahan mama silvi
177
Rani datang menjenguk
178
Mengamuk lagi
179
Rosa berulah lagi
180
Rosa di usir
181
Permintaan ibu siti
182
Kepergian ibu siti
183
Datang ke rumah mona
184
Bertemu mantan istri
185
Rezeki tidak terduga
186
Bonus liburan
187
Rosa sakit
188
Tiga kali gagal
189
Liburan tiba
190
Rosa yang malang
191
Sakit nya rosa
192
Mengingat masalalu
193
Kertas hasil pemeriksaan
194
Bertemu lagi
195
Tiga bersaudara
196
Dikira pacar amar
197
Trauma menikah
198
Pinjam uang
199
Lebih galak yang berhutang
200
Naik angkot
201
Cari pinjaman
202
Malam mingguan
203
Rencana lamaran harun
204
Rosa terusir
205
Pencuri di kontrakan
206
Cerita palsu rosa
207
Mencari barang bekas
208
Pemulung itu rosa
209
Ribut di jalan
210
Tabur tuai
211
Juna pasrah
212
Pernikahan harun
213
Rosa kembali sakit
214
Delia bertemu rosa
215
Makan bakso
216
Acara makan siang
217
Beli rumah
218
Soal kartika
219
Amar dan Kartika
220
Bertemu mantan suami
221
Orang tua kartika
222
Surat dari rosa
223
Menjenguk Rosa
224
Biaya rumah sakit
225
Anak siapa
226
Butuh mama baru
227
Acara si kembar
228
Rosa makin parah
229
Lala menginap
230
Kepergian Rosa
231
Ketemu di rumah makan
232
Joko menemui amar
233
Ajakan untuk rujuk
234
Baju dinas malam
235
Joko Tini kembali sah
236
Asti pulang
237
Berharap bersatu lagi
238
Penolakan Amar
239
Bertemu di salon
240
Jadi romantis
241
Pesta mewah
242
Bertemu di supermarket
243
Asti mengusir ajeng
244
Akhirnya buka puasa
245
Kekantor Amar
246
Wahana permainan
247
Kartika dan Asti
248
Menasehati ibu jujuk
249
Amar bersedia
250
Nasehat amar
251
Keanehan kartika
252
Masuk rumah sakit
253
Kehamilan kartika
254
Mangga muda
255
Kabar bahagia
256
Semuanya bahagia
257
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!