SR 3

Tiga tahun di bawah naungan sekolah yang sama membuat Rio bisa lebih mengenal tentang kepribadian Rahma.

Tanpa terasa sebentar lagi ujian kelulusan sekolah, selain itu juga ulang tahun Rahma. Rio telah menyiapkan sebuah surat cinta untuk sang pujaan hati. Sayang sekali Dewi Fortuna dan Dewa Cupid tidak bersahabat dengannya. Sehingga surat tersebut malah berpindah tangan menjadi milik sang sahabat, dan diakui sebagai tulisan tangannya.

Sejak saat itu Rio lebih memilih untuk diam dan mundur. Dia tidak ingin bersaing dengan sahabatnya itu. Baginya lebih baik kehilangan cinta dari pada kehilangan sahabat rasa saudara. Apalagi sahabat itu telah begitu banyak membantunya.

"Yo, antar Gue nyari rumah Rahma!" ucap Frans suatu siang.

"Nggak salah dengar Gue?" balas Rio menaikkan alisnya.

"Gue pengen dia menerima beasiswa yang ditawarkan sama Papa. Hanya dia yang pantas mendapatkan beasiswa itu!" jawab Frans.

"Dia tinggalnya jauh dari sini! Sanggup Lo ke sana?"

"Kenapa tak sanggup? Demi cinta apa pun akan Gue lakuin asal bisa dapetin dia!"

"Terserah Lo aja!" ujar Rio sembari berjalan meninggalkan Frans sendiri.

Rio merasa kesal karena dirinya tidak memiliki keberanian, untuk mengungkapkan perasaannya ataupun berbuat nekat agar sang pujaan hati didapat dengan mudah.

Sesampainya di rumah, Rio masuk ke dalam kamarnya dan mulai membuka galeri di androidnya. Terdapat foto Rahma yang dia ambil diam-diam saat Rahma mengikuti kegiatan di sekolah.

"Aku memang pengecut! Tidak berani untuk mendekati apalagi mengungkapkan isi hati. Aku hanya bisa melihatmu dan mengagumimu dari kejauhan. Aku merasa tidak pantas bersanding denganmu."

"Hhh... andainya kehidupanku seperti Frans sudah pasti aku akan mendekatimu dengan cara yang manis. Agar kamu terkesan dan menerimaku dengan suka cita," gerutu Rio, menyayangkan keadaannya saat ini.

Saat ini Rio sudah berada di kamarnya setelah pulang sekolah. Dia menolak menemani Frans mencari keberadaan rumah Rahma. Sebenarnya Rio sudah tahu dimana letak rumah Rahma, hanya saja dia pura-pura tidak tahu. Lebih baik diam dan pura-pura tidak tahu apa-apa dari pada menjadi orang yang sok tahu.

Rio duduk di meja belajarnya melihat pigura foto yang menampilkan dirinya dan sang adik. Mereka bergandengan tangan dengan posisi badan sangat rapat. Seperti itulah mereka dulu, sangat dekat dan saling menyayangi.

Rio sangat menyayangi keluarganya, terutama ibunya. Dulu saat ayah dan adiknya masih hidup, hidupnya sangat bahagia. Memiliki orang tua yang sangat menyayangi, juga seorang adik yang cantik serta menggemaskan. Akan tetapi Tuhan lebih sayang pada ayah dan adiknya. Mereka berdua meninggal dalam waktu bersamaan, akibat kecelakaan.

Saat itu ayahnya menjemput adik Rio yang masih duduk di kelas 5 SD. Mereka singgah ke minimarket untuk membeli es krim atas permintaan Raisa, adik Rio. Setelah membeli es krim dan beberapa jajan, sang ayah pun melajukan motornya pelan menuju jalan aspal. Namun, sebelum motor masuk ke jalan beraspal, sebuah truk Fuso menghantam motor yang ditunggangi oleh ayah dan adik Rio. Tidak hanya itu saja, beberapa motor lain juga menjadi korban truk yang mengalami rem blong tersebut.

Beberapa orang dinyatakan meninggal di tempat akibat diseruduk truk Fuso, dia diantaranya ayah dan adik Rio. Saat pertama kali mendengar kabar meninggalnya sang suami dan anaknya, bu Sonya sangat syok, hingga berbulan-bulan lamanya. Akhirnya bu Sonya pun terancam dikeluarkan dari SMA Karya Teladan.

Saat dalam keadaan seperti itu, Frans datang memberi bantuan karena kebetulan mereka teman sekelas. Frans membantu bu Sonya kembali bekerja di SMA milik ayah Frans tersebut.

*

*

*

Frans dan Rio selalu bersama di manapun berada. Bermain basket dan bermain musik bersama. Tak jarang mereka juga mengerjakan tugas sekolah bersama-sama. Bahkan keduanya membully Rahma bersama jika Rahma tidak sengaja melintas di depan mereka.

Seperti saat Rahma dipanggil ke ruang BP, dia menunggak uang sekolah. Dan diharuskan segera melunasi, jika tidak maka Rahma tidak diijinkan mengikuti ujian. Selesai di ruang BP, Rahma dan temannya Tiara berjalan menuju ke kelas. Kebetulan Frans dan Rio bersama teman-temannya sedang duduk tak jauh dari ruang BP dan Tata Usaha.

"Kenapa lagi tuh anak, dulu aja jadi siswi terbaik sekarang langganan ke ruang BP?" tanya salah seorang teman Frans dan Rio.

"Paling nunggak SPP dia!" celetuk Rio menyahut, pura-pura sinis.

"Heh! Orang miskin sok kaya kek dia itu nggak pantes sekolah di sini. Sekolah karena beasiswa aja belagu, kek dia aja yang paling pintar!'' sahut Frans.

Terpopuler

Comments

⏤͟͟͞R◇Adist

⏤͟͟͞R◇Adist

lah bearti itu surat yng pernh rhm baca tulisan tngn dan ungkpn hari Rio dong

2022-09-04

0

⏤͟͟͞R◇Adist

⏤͟͟͞R◇Adist

heleh kalian ngebully tapi cinta kan...giamna sih perasaan kalain klo ngebully orng yng kalain cinta....emng g da cara lain cckckckck

2022-09-04

0

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

lanjut kak 🏃🏃🏃

2022-07-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!