Sama-Sama Menikmati

Selesai mandi dan berganti pakaian, Cella dan Boy langsung turun ke bawah untuk menikmati sarapan pagi yang di buat oleh Cella sebelumnya.

***

Tak lama setelah pasangan itu duduk, Brian juga ikut bergabung dengan adik dan adik iparnya itu.

"Selamat pagi Boy, Cella," sapa Brian sambil menuangkan air putih ke dalam gelasnya.

"Pagi kak," jawab Boy, sedangkan Cella hanya tertunduk karena ia masih trauma dengan kejadian tadi pagi.

"Cella? Kamu kah yang memasak sarapan ini?" tanya Brian menatap Cella penuh arti.

"I.. Iya kak. Silahkan dimakan," jawab Cella gugup.

'Cella..Cella.. Sepertinya dia mulai takut padaku. Baguslah kalau begitu,' batin Brian tersenyum licik.

"Baiklah, makasih. Hmmm Boy, kenapa kamu memakai pakaian kantormu? Bukannya kamu masih libur?" tanya Brian sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

"Iya kak, aku masih libur, tapi ada beberapa meeting dengan klien yang benar-benar tidak bisa di tunda. Jadi hari ini aku akan ke kantor, tapi besok dan beberapa hari ke depan aku libur kak," jawab Boy kemudian meminum segelas air.

"Cella, aku berangkat dulu ya. Kamu istirahat saja di rumah," ucap Boy pamit pada sang istri.

"Tapi.. Tapi aku mau ke supermaket untuk belanja, apa aku boleh menumpang mobilmu Boy?" jawab Cella gugup. Ia sengaja mencari alasan supaya dia dapat keluar guna menghindari Brian yang memang saat ini tidak masuk bekerja.

"Hmmmm Cella, kamu istirahat saja di rumah. Kamu kan pengantin baru, pasti capek lah ya.. Nanti biar kakak saja yang belanja ke super marketnya. Nanti kamu tuliskan saja daftar belanjaannya," ucap Brian mencoba menahan Cella agar tidak ikut dengan Boy.

"Ah kakak ini bisa saja.. Tapi apa yang di katakan kak Brian itu benar sayang. Kamu istirahat saja ya di kamar. Nanti biar kak Brian saja yang belanja," ucap Boy membenarkan ucapan Brian.

"Ta.. Tapi.." balas Cella terputus.

"Sudah, tidak usah tapi-tapian. Kamu istirahat saja ya sayang. Aku gak mau kamu kenapa-napa," sela Boy mengusap kepala istrinya.

"Ba.. Baiklah kalau begitu," jawab Cella akhirnya mengalah.

'Bagaimana ini.. Boy, andai kamu tau jika ini semua hanya akal-akalan kakakmu saja. Dia akan menikmati tubuhku jika aku tidak berada di dekatmu,' batin Cella pilu.

"Pintar.. Ya sudah kalau begitu, kak, aku kerja dulu ya," pamit Boy pada Brian.

"Iya, hati-hati," jawab Brian dengan senyuman palsunya.

"Sayang, aku kerja dulu ya. Kamu baik-baik di rumah. Oh ya, sepertinya aku akan pulang agak telat sedikit. Jangan tunggu aku makan," pamit Boy kepada istri tercintanya itu, sembari mencium keningnya sekilas.

"I.. Iya.. Hati-hati Boy. Segeralah pulang jika pekerjaanmu telah selesai," jawab Cella mengecup tangan suaminya Boy.

Saat mobil Boy meninggalkan pekarangan rumah mewah itu, Cella hendak masuk dan berniat mengurung dirinya di kamar. Tapi saat Cella akan menaiki tangga, tiba-tiba saja Brian datang dan mencegat tangannya.

"Hai, mau kemana adik ipar?" tanya Brian menarik Cella ke dalam dekapannya.

"Lepaskan aku kak," ucap Cella terus meronta-ronta. Namun apalah daya, dirinya kalah tenaga dengan Brian yang berbadan besar dan atletis tersebut.

"Haha.. Lepaskan? Kenapa aku harus melepaskan mu Cella. Temani aku bermain-main dahulu. Boy sedang tidak ada di rumah, jadi kamu saat ini menjadi milikku," ujar Brian menggendong Cella ala bridal style menuju kamarnya.

"Kak Brian lepaskan aku. Aku mohon.. Jangan lakukan itu lagi padaku kak. Aku ini adik ipar kakak, istri Boy. Aku mohon kak, lepaskan aku," ucap Cella memohon sambil menangis.

"Sssttt Cella.. Jangan berisik. Percuma saja kamu memohon padaku, aku tak akan melepaskan mu sekarang," jawab Brian tanpa perasaan.

"Kak aku mohon kak. Jika kakak melepaskan aku, aku janji akan melupakan semuanya," ucap Cella berusaha membujuk kakak iparnya itu.

"Haha.. Kamu mengancam ku? Sayangnya aku tidak takut," ucap Brian menghempaskan tubuh Cella ke ranjang kamarnya.

"Awww," pekik Cella saat tubuh mungilnya terhempas ke ranjang.

Tak pikir panjang lagi, Brian langsung membuka seluruh pakaiannya dan langsung menyusul Cella ke ranjang miliknya.

"Kak jangan kak.. Kak aku mohon jangan lakukan itu," ucap Cella memohon sembari beringsut mundur kebelakang.

"Haha.. Mau kemana kamu Cella. Kamu pasrah saja. Jika kamu terus melawan seperti ini, aku akan mengikatmu seperti tadi pagi," ancam Brian yang kini telah mengungkung tubuh mungil Cella.

Mendengar ancaman Brian, Cella akhirnya berhenti meronta dan hanya pasrah akan apa yang akan di lakukan Brian kepadanya.

"Nah.. Seperti ini kan bagus. Kamu tenang saja. Aku akan bersikap lebih lembut daripada yang tadi pagi," ucap Brian mulai mencumbui Cella.

Cella hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang seperti ini.

Ia sama sekali tidak melakukan perlawanan apapun saat Brian mulai melakukan aksinya.

"Kak aku mohon jangan tinggalkan bekas merah lagi. Aku tidak mau Boy mengetahuinya. Dia pasti akan sangat kecewa sekali," ucap Cella di sela-sela tangisannya.

"Baik, aku tak akan meninggalkan bekas merah dimana pun. Tapi aku punya satu permintaan untukmu," jawab Brian mengambil kesempatan.

"Permintaan? Permintaan apa? Bukankah kakak sudah mendapatkan semua apa yang kakak mau," ucap Cella kecewa.

"Haha.. Kamu memang benar, tapi aku mau kamu melayaniku dengan sungguh-sungguh. Jangan ada air mata dan tangisan. Anggap saja aku ini Boy. Dan bukankah aku dan Boy memiliki wajah yang bisa dikatakan mirip?" balas Brian membelai wajah Cella.

"Ba.. Baik.. Aku akan melakukan apa yang kakak mau. Tapi aku mohon, jangan ada bekas merah," ucap Cella menyanggupi permintaan Brian.

"Haha.. Pintar, kalau begitu, ayo kita mulai permainan ini," balas Brian senang. Tanpa menunggu-nunggu lagi, Brian kembali menciumi bibir Cella dan anggota tubuhnya yang lain.

Benar saja, kali ini Cella benar-benar pasrah dan menurut dengan apa yang di ucapkan Brian.

Puas bermain dengan Cella, Brian pun langsung ke inti permainannya.

"Auuuhhh, pelan-pelan kak, sakit," ucap Cella mendesah.

"******* mu begitu seksi sayang. Aku suka jika kamu menurut seperti ini," ujar Brian mulai menggoyangkan tubuhnya.

Kali ini Cella benar-benar berusaha menikmati permainan Brian. Awalnya ia begitu keberatan, namun semakin lama permainan itu berlangsung, Cella mulai menikmatinya dan desahannya semakin lama semakin keras dan nikmat.

"Bagus sayang, kamu memang adik ipar yang pintar," racau Brian di sela-sela permainannya.

Karena keduanya sama-sama menikmati, kamar yang semula rapi, kini telah berantakan akibat adegan panas yang sedang berlangsung tersebut.

Mereka bermain dari ranjang hingga ke sofa. Mencoba berbagai gaya yang membuat mereka berdua sama-sama mabuk kepayang akan dosa dan hubungan terlarang tersebut.

Untuk sesaat, Brian benar-benar mampu membuat Cella melupakan Boy suaminya.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

luar boasah si cella,,melayani 2 pria sekaligus 🤭

2024-11-04

1

Maya 123

Maya 123

wow

2024-01-25

0

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

wahhh klo gt kamu harus pintar ......jngan lupa makai KB...... klo gx mau hamil ntar bingung anak nya darah nya siapa bapak nya

2022-06-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!