"Sudah diam, aku yakin kamu akan lebih puas dengan pelayanan ku," ucap Brian dengan nafsu yang berapi-api.
"Kak Brian sadar. Jangan lakukan ini," ucap Cella berusaha lepas dari dekapan Brian.
***
Karena cemas akan terdengar oleh Boy, Brian kemudian mengambil lakban yang ada di laci meja kamarnya, lalu menutup mulut Cella menggunakan lakban tersebut.
Tak hanya itu, Brian kemudian mengambil tali lalu mengikat kaki dan tangan Cella.
Wajah cantik Cella benar-benar merasakan ketakutan yang teramat sangat. Mulutnya yang tertutup seolah mengatakan jangan lakukan itu pada dirinya.
Keringat ketakutan sudah mengucur deras di seluruh tubuh Cella.
Dengan buas, Brian lalu menggunting daster minim yang di kenakan Cella untuk menutupi tubuhnya itu.
Kini hanya tinggal pakaian dalam saja.
"Waw, begitu banyak bekas tanda kepemilikan yang dibuatkan Boy untukmu. Aku baru tau, ternyata adikku sebegitu buasnya di ranjang," ucap Brian saat melihat banyak bekas merah di seluruh tubuh Cella.
Saat Brian mulai mencumbui Cella, wanita cantik itu hanya bisa pasrah dan berusaha menghindarkan ciumannya dengan cara menggeleng ke kiri dan kanan.
"Aku semakin bernafsu dengan sikapmu yang seperti ini adik ipar," ujar Brian dengan buas menggerayangi tubuh Cella.
Dengan brutal dan penuh nafsu, Brian menjelajahi setiap inci tubuh Cella. Tangannya bermain ke sana ke mari, menari-nari di atas tubuh Cella yang terikat pasrah tak berdaya.
"Cella, apa kau menikmatinya?" tanya Brian dengan nafas tersengal-sengal.
Cella hanya bisa menangis dan menggeleng pertanda ia masih belum terima dengan perlakuan kakak iparnya itu.
"Apa? kau belum puas? Baik, aku akan memberimu lebih dari yang tadi. Itu hanya pemanasan, sekarang kita akan memulainya," jawab Brian menyalah artikan maksud Cella.
Tanpa ragu-ragu, Brian mulai membuka seluruh pakaiannya tanpa terkecuali. Cella begitu kaget dan takutnya semakin bertambah setelah melihat P Brian yang memiliki ukuran lebih besar daripada Boy.
"Jangan memejamkan matamu sayang, kakak tidak suka. Apa kamu tidak ingin melihat kepunyaan ku yang berukuran besar ini?" ucap Brian membuat Cella jijik.
Dengan perlahan tapi pasti, Brian kembali mendekati Cella dan memberinya kecupan demi kecupan kembali. Ia juga meninggalkan banyak bekas tanda kepemilikan di tubuh Cella, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi jika Boy mengetahui kelakuan kakak kandungnya itu.
Puas melakukan pemanasan, dengan kasar, Brian langsung menghujamkan P nya ke dalam V Cella tanpa perasaan dan lemah-lembut sedikitpun. Ia tidak peduli dengan rasa sakit yang dirasakan Cella. Tak hanya itu, tanpa jeda sedikitpun, Brian bahkan langsung memulai permainannya dengan sangat brutal dan penuh nafsu setan.
Puas bermain api dengan adik iparnya itu, Brian menanamkan benih terlarangnya itu di dalam rahim adik iparnya. Benih yang bercampur aduk dengan benih sang adik kandung, Boy.
"Terima kasih sayang. Lain kali aku akan kembali memuaskan mu," bisik Brian di telinga Cella.
Gadis itu hanya bisa pasrah sembari menangisi yang telah terjadi kepada dirinya.
Sebelum Brian membuka ikatan di tangan dan kaki Cella, laki-laki itu kembali memasangkan semua pakaian milik Cella kembali. Brian kemudian melepaskannya lalu memberikan Cella sebuah handuk untuk menutupi tubuhnya.
"Pergilah ke kamarmu dan bersihkan tubuh itu. Lain kali aku akan menjamah tubuh indah itu kembali. Ingat, jangan sampai Boy tau semua perbuatan kita ini. Jika dia tau, aku tidak akan segan-segan untuk menyiksamu dan menjauhkan mu dari suami mu itu," ucap Brian lalu mengancam adik iparnya itu.
Setelah Brian memastikan keadaannya aman, Cella pergi meninggalkan kamar kakak iparnya itu dengan handuk putih yang menutupi sebagian tubuhnya dengan langkah kaki yang tertatih-tatih.
Harus Cella akui, jika Brian memang lebih unggul daripada Boy dalam urusan ranjang.
Dengan perlahan, Cella membuka pintu kamarnya dan masuk ke kamar mandi dengan mengendap-endap agar Boy tidak terbangun.
Cella melepaskan semua tangisannya di bawah shower yang membasahi tubuhnya. Ia tak menyangka jika akan mendapat perlakuan seperti ini dari kakak iparnya sendiri.
"Aku sudah kotor sekarang. Aku bukan istri yang baik untuk Boy," gumam Airin mengusap seluruh tubuhnya dengan kasar dan jijik.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaiman jika Boy mengetahuinya? Dia pasti akan sangat kecewa denganku," tambah Cella yang kini terduduk di bawah shower yang mengalir.
Saat Cella masih meratapi nasibnya, tiba-tiba saja Boy masuk dan melihatnya dalam keadaan hancur seperti ini.
"Sayang kamu ngapain duduk di bawah sana. Ada apa hmm? Matamu bengkak seperti orang yang sedang menangis," tanya Boy kepada sang istri yang tidak menggunakan sehelai benangpun.
"Bo.. Boy? Aku.. Aku tidak apa-apa. Hanya saja, tadi waktu aku memasak sarapan pagi, tiba-tiba saja punyaku terasa perih, lalu aku memutuskan untuk mandi setelahnya," jawab Cella berbohong.
'Aku tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Boy. Aku takut dia akan marah dan kecewa kepadaku. Maafkan aku Boy,' batin Cella masih gelisah.
"Maafkan aku ya Cella, gara-gara aku, kamu jadi seperti ini. Kamu pasti kesakitan sekali kan?" tanya Boy memeluk tubuh sang istri.
"Tidak apa sayang. Aku yang seharusnya minta maaf kepadamu," balas Cella memeluk tubuh suaminya itu.
Akhirnya, pada pagi itu, mereka mandi berdua dan kembali mengulang permainan panasnya.
Meskipun Cella masih merasakan perih yang teramat sangat, tapi ia tidak tega menolak permintaan suaminya.
Cella berusaha tersenyum dan menikmati permainan sang suami, agar tidak ada kekecewaan yang dirasa oleh Boy.
"Cella, bekas ini... Bekas ini banyak sekali," ucap Boy yang tak menyangka jika terdapat banyak bekas kepemilikan di tubuh istrinya itu.
"Iya bekas ini ulah mu Boy. Kamu mencemari tubuhku dengan banyak bekas merah seperti ini," jawab Cella pura-pura tenang dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Apakah aku melakukannya sebanyak itu? Buas sekali suamimu ini. Maafkan aku sayang," balas Boy kembali melanjutkan permainan mereka.
Di kamar Brian, laki-laki itu kini juga sedang mandi di kamarnya. Namun Brian lebih memilih untuk berendam di bathub kamar mandinya untuk kembali mengingat bagaimana permainannya dengan Cella beberapa waktu yang lalu.
"Ternyata dia benar-benar nikmat. Beruntung sekali Boy mendapatkan istri seperti Cella," gumam Brian yang saat ini membayangkan tubuh dan wajah Cella.
Ia kembali membayangkan bagaimana ekspresi wajah Cella saat bermain ranjang dengannya.
"Aku yakin Cella pasti puas sekali. Lain kali aku akan lebih lembut memperlakukannya," tambah Brian kemudian menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam bathtub untuk sesaat.
.
.
Selesai mandi dan berganti pakaian, Cella dan Boy langsung turun ke bawah untuk menikmati sarapan pagi yang di buat oleh Cella sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Carloz Loco
wuahh kk iparnya hyper banget
2025-01-14
2
Ita rahmawati
hadeuh habis dihajar suami di hajar ipar eh dihajar lg sm suami gmna rasanya tuh 🤣
2024-11-04
0
Evy
Ipar laknat...
2025-01-20
1