"Cella? Kamu di dalam sayang?" teriak Boy dari luar.
"Iya, aku sedang berendam. Ada apa Boy?" jawab Cella berteriak.
"Aku masuk ya. Aku mau mandi juga," teriak Boy membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak di kunci oleh istrinya tersebut.
Alhasil, setelah Boy masuk, maka terjadilah permainan kedua yang tak dapat di elak kan oleh Cella.
***
Sementara itu, di balik pintu kamar Boy dan Cella, Brian tengah berdiri menyimak percakapan antara Boy dan Cella. Brian begitu panas saat mendengar racauan proses malam pertama yang sedang berlangsung di dalam kamar tersebut.
Kembali ke Cella dan Boy, sepasang pengantin baru itu kini tengah menikmati malam pertama mereka.
"Ah, Boy," ucap Cella yang merasakan geli dan juga sensasi unik yang belum pernah ia rasakan sama sekali, sedangkan tangan Cella menjambak rambut suami tampannya itu.
Kini tiba saatnya mereka akan melakukan malam pertama sebagai pasangan suami istri.
Boy dan Cella tampak ragu-ragu dan gugup satu sama lainnya.
"Boy...," ucap Cella memanggil sang suami.
"Ya sayang?" jawab Boy dengan suara serak dan tatapan sayu.
"Pelan-pelan," ucap Cella kemudian tersenyum dengan nafas yang saling memburu dan dada yang kembang kempis.
"Baik sayang," jawab Boy lalu kembali berusaha membuka segel milik Cella.
Berkali-kali Boy mencoba untuk menerobos pertahanan Cella, namun ia selalu gagal dan gagal.
Seakan tak mau menyerah, Boy terus saja berusaha. Boy yakin, ia pasti bisa menaklukkan sang istri tercinta, hingga ia tak sadar jika ia sedikit membuat istrinya merasakan kesakitan.
"Boy... Sakiiiitt," lirih Cella meremas sprei dengan kuat. Terlihat bulir air mata mulai jatuh dari sudut matanya indahnya.
"Maaf sayang. Sakit ya. Apa kita lanjutkan lain kali saja," ucap Boy yang tidak tega melihat istrinya itu.
"Gak usah. Kita lanjutkan saja, tapi pelan-pelan ya Boy," jawab Cella yang tak mau menunda lagi. Wanita cantik itu yakin, Boy pasti menginginkannya malam ini. Alangkah sangat egoisnya Cella jika ia menunda malam pertamanya.
"Kamu yakin?" tanya Boy menatap Cella.
"Aku yakin sayang," jawab Cella tersenyum.
Boy kemudian mencium bibir Cella sekilas, lalu Boy kembali fokus dengan bagian bawah tubuh Cella.
Boy memasukkannya perlahan demi perlahan hingga akhirnya laki-laki tampan itu akhirnya berhasil membobol pertahanan milik Cella dan kini Boy telah berhasil memiliki Cella seutuhnya.
"Aww, sakit," lirih Cella yang terisak-isak dengan tangisannya. Ia meremas sprei sangat kuat. Sprei putih itu kini tampak ternoda dengan darah kesucian milik Cella.
Boy menghentikan aktifitasnya untuk sesaat. Ia memeluk Cella sesaat untuk menenangkan sang istri tercinta.
"Maafkan aku Cella. Tapi percayalah, orang bilang sakitnya hanya sebentar," ucap Boy menenangkan Cella.
"Iya. Semoga saja," jawab Cella tersenyum pilu.
Beberapa saat kemudian....
"Apa masih sakit?" tanya Boy menatap Cella yang sudah mulai tenang.
"Masih, tapi tak sesakit yang tadi," jawab Cella manja.
"Apa aku bisa memulainya kembali?" tanya Boy lagi.
"Tentu. Tapi pelan-pelan dulu ya sayang," jawab Cella yakin.
Boy pun kembali melanjutkan aktivitasnya dengan perlahan tapi pasti.
"Arrrgghhh Cella," gumam Boy merasakan kepunyaan Cella yang sempit.
"Boy," panggil Cella mulai merasakan nikmatnya surga dunia.
Tubuh Cella terus saja tergguncang ke sana kemari.
Makin lama permainan kedua suami istri itu semakin panas dan bergairah. Rasa sakit yang tadi sempat menunda permainan mereka kini seolah sudah hilang entah kemana dan digantikan dengan rasa nikmat dan indahnya surga dunia yang sedang mereka rasakan satu sama lainnya.
Berbagai model kini tengah mereka coba. Cella dan Boy kini benar-benar tengah merasakan nikmatnya malam pertama sebagai sepasang suami istri.
Brian yang tadinya berada di balik pintu kamar Boy dan Cella, kini laki-laki tampan yang merupakan kakak kandung Boy itu sudah kembali lagi ke kamarnya.
Ia duduk di ranjang dan membayangkan kira-kira apa yang terjadi di dalam kamar Boy dan juga Cella.
"Andin, andai dulu kamu tidak kabur, pasti aku tak akan seperti ini," gumam Brian yang kembali mengingat Andin, tunangannya yang ternyata hamil anak dari sahabatnya sendiri.
Semenjak saat itu, Brian jadi pribadi yang tertutup dan ia juga menutup hatinya pada semua wanita. Namun entah kenapa, melihat Cella, Brian merasakan ada sesuatu yang lain dari diri Cella yang mampu membuatnya menginginkan Cella. Brian sadar jika Cella kini sudah menjadi adik iparnya. Tapi perasaan itu tak dapat ia pungkiri bahwa dirinya juga menginginkan Cella.
Lelah bermain panas bersama sang istri, Boy kini hendak melakukan pelepasan pertamanya didalam rahim sang istri, berharap pelepasan itu akan tumbuh menjadi janin di dalam perut Cella.
"Makasih sayang," ucap Boy mencium kening Cella sekilas.
"Sama-sama sayang. Ternyata rasanya seperti ini. Aku benar-benar tidak menyangka," jawab Cella dengan napas yang masih tersengal-sengal.
Keesokan paginya, Cella telah bangun terlebih dahulu di saat Boy dan Brian masih tertidur lelap. Cella berjalan dengan terseok-seok itupun pergi ke pasar yang tak jauh dari rumahnya saat ini untuk berbelanja kebutuhan sarapan paginya, Boy dan juga kakak iparnya Brian.
Selesai berbelanja, Cella langsung mengolahnya menjadi makanan yang akan ia sajikan sebagai sarapan pagi.
Saat Cella tengah asik memasak di dapur, tiba-tiba saja seseorang memeluknya dari belakang.
Saat Cella akan berteriak, mulutnya langsung di bekap menggunakan tangan orang yang memeluknya.
"Ikut aku," bisik orang tersebut yang suaranya tidak asing di telinga Cella.
Cella sudah berkali-kali mencoba untuk memberontak, namun ia kalah tenaga dengan laki-laki yang tengah memeluknya saat ini.
Setibanya di kamar, laki-laki tersebut mendorong Cella ke ranjang empuk yang berukuran king size tersebut.
"Kak Brian? Apa yang kakak lakukan?" tanya Cella kaget dan juga takut.
Ia tak menyangka jika kakak iparnya akan melakukan hal seperti ini.
"Apa yang akan aku lakukan? Aku akan melakukan sama persis seperti apa yang di lakukan Boy semalam kepadamu," jawab Brian menghampiri Cella ke ranjang.
"Kak sadar kak. Aku ini istrinya Boy, adik ipar kakak," jawab Cella gemetaran.
"Aku tau kamu istrinya Boy, dan kamu juga harus tau, aku ini kakak ipar mu. Jadi jangan berani menolak," ucap Brian mulai mendekati tubuh Cella.
"Kak jangan kak, aku mohon," mohon Cella dengan ratapan air mata.
"Sudah diam, aku yakin kamu akan lebih puas dengan pelayanan ku," ucap Brian dengan nafsu yang berapi-api.
"Kak Brian sadar. Jangan lakukan ini," ucap Cella berusaha lepas dari dekapan Brian.
Meskipun sudah mohon, namun Brian sama sekali tidak peduli dengan Cella. Brian terus mendekati adik iparnya itu hingga membuat Cella ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Ita rahmawati
walah walah malah barengan apemnya 🤦♀️
brian² bknnya kmu tau rasanya di hianati tp knp malah kmupun bgtu ke adikmu sendri lg 🙄
2024-11-04
0
Rosdiana Niken
waduh kakak ipar ga ada akhlak 😡
2022-07-26
2
Umi Abi
parah ni orang, cari istri dong
2022-07-20
1