Di kamar Han, lelaki itu masih sedikit heran dengan sifat sang sahabat hari ini yang menurutnya aneh bukan seperti biasanya. Jia Li yang di kenal Han sangatlah penurut dan tentunya lembah-lembah dan itulah yang membuatnya selalu ditindas oleh anggota keluarganya, Han kesal tentunya saat menyaksikan Jia Li ditindas tanpa ampun oleh istri kedua sang ayah—jendral Zhang.
Han ingin sekali membantu Jia disaat gadis itu ditindas tetapi Jia Li selalu mencegahnya lalu tersenyum.
"hahh kok Jia aneh yah?" seru Han sambil menatap langit-langit kamarnya. kedua tangannya dijadikan tumpukan lalu dijadikan sebagai bantal.
"aneh tapi itu Jia yang ku suka, Jia yang bisa melindungi dirinya dan tak mau ditindas." seulas senyum diterbitkan Han di selah-selah ucapannya tadi.
*
*
*
Burung-burung mulai berkicau menyanyikan irama yang indah di hari yang indah, mata hari mulai naik menyinari bumi di zaman kuno itu. kedua sahabat itu sudah rapi dan seperti yang mereka bilang, hari ini mereka akan jalan-jalan sebentar di ibu kota, setelah itu baru kembali ke kediaman.
Jalan pagi hari sangatlah ramai dengan penduduk ibu kota, mereka akan memulai hari dengan berjualan di jalan, kalau di zaman modern sering disebut sebagai penjual kaki lima.
"Han kita mau kemana ini?" tanya Jia Li , sungguh dia lelah berjalan kaki dan tak tahu arah tujuan mereka. Han menoleh lalu berujar
"ke tempat yang sangat indah, kamu pasti akan menyukainya Jia Li." ujar Han lalu tersenyum. Jia dibuat heran dengan sikap Han, lelaki itu sangat ramah dan mudah tersenyum.
Jalanan ibu kota semakin padat, para penduduk sibuk dengan aktivitas nya masing-masing, berjualan, berpergian, bahkan ada yang sedang berjudi di jalan
hahh kalau di zaman modern aku yakin mereka pasti akan ditahan di sel tahanan, sungguh bebas dunia di zaman kuno ini, tak ada aturan kah Meraka? atau gimana?. batin Jia Li heran.
"Han apa masih jauh? aku sudah lelah berjalan sedari tadi." keluh Jia Li, rasa nya kakinya sudah mati rasa sekarang.
"sabar Jia Li, sebentar lagi sampai kok, tinggal belok kiri dan sampai deh." ujar Han menjelaskan. Jia Li mendengus kesal.
sungguh melelahkan tinggal di zaman kuno ini, kemana-mana harus jalan kaki, pakek kereta kuda kah, kalau di zaman modern tinggal naik mobil sat set langsung sampai ketempat tujuan, gak pernah jalan kaki kayak begini, ck menyebalkan sekali. batin Jia Li kesal, dirinya sedari tadi menendang-nendang kerikil jalanan sambil mengikuti Han dari belakang.
siapa saja, siapa yang membawaku masuk ke zaman kuno ini, bawa aku pulang, lelah tau gak sih, jalan harus pakek kaki. batin Jia Li.
Langkah kaki keduanya berhenti di sebuah sungai yang di penuhi oleh bunga teratai, teratai merah jambu dan ada juga teratai putih.
"wah indah banget." mulut Jia di buat terbuka lebar saat melihat pemandangan di depannya, sungai dengan berbagai jenis teratai, pemandangan gunung lebat dengan bunga persik yang bermekaran. indah bukan? sangat indah...
"kamu suka?" tanya Han dibalas anggukan kepala oleh Jia. hahh rasa penat Jia langsung menghilang saat melihat pemandangan itu, energi yang tadi habis kian kembali seribu kali lipat.
keduanya terlibat keheningan tak berujung, keduanya sibuk menjelajah di dalam pikirannya masing-masing.
"Jia." panggil Han memecahkan keheningan, Jia Li menoleh ke arah Han.
"ada apa?" tanya Jia Li pada Han, raut wajah Han yang tadi senang langsung berubah drastis.
dihembuskan nafasnya panjang, lalu mengusap wajah nya dengan kasar. kening Jia berkerut. "kamu baik-baik kan Han?" tanya Jia
"aku baik-baik saja, hanya saja_" ujar laki-laki itu menjedahkan ucapan.
"hanya saja apa? kalau berbicara jangan setengah-setengah dong, bikin orang penasaran aja." kesal Jia tanda sadar mengucapkan bahasa di zaman modern
"hanya saja...mungkin hari ini hari terakhir kita bersama." ujar lelaki itu melanjutkan ucapannya yang tadi dijedakan, Jia tak mengerti maksudnya, dirinya menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut Han selanjutnya.
"besok aku akan pergi ke hutan perdalam, tepatnya ke lembah ular emas, aku akan meningkatkan kekuatan ku disana, melatih ilmu beladiri diri ku." ujar Han, wajah Jia Li langsung berseri-seri
"aku mau ikut dengan mu, aku juga mau ke lembah ular emas, aku juga mau melatih ilmu beladiri ku." ucap bersemangat Jia, Han menoleh kearah Jia
"kamu beneran mau berlatih ilmu beladiri?" tanya Han, sebenarnya ada sedikit keraguan di hati nya untuk membawa Jia Li bersamanya, pasalnya masuk ke lembah ular emas tak muda, ada begitu tantangan di dalam perjalanan masuk kedalam lembah, banyak pendekar bayangan yang akan menggagalkan siapa saja yang berniat masuk kedalam lembah ular emas. lembah ular emas bukanlah lembah biasa yang bisa dilalui dengan mudah, didalam lembah itu terdapat satu perguruan beladiri yang sangat hebat perguruan seribu bayang. dan menurut rumor yang beredar di masyarakat, pendiri perguruan seribu bayang itu adalah seseorang yang sangat hebat dengan kekuatan paling hebat dan sering disebut sebagai dark master.
Han setujuh akan membawa Jia Li ke lembah ular emas dengan syarat dia harus meminta izin pada sang ayah—jendral Zhang, dan Jia menyetujui nya.
Han mengantar Jia Li kekediaman, lalu keduanya berpisah, Han pulang ke kediamannya. Jia Li masuk kedalam kediaman, tatapan sinis diberikan oleh para manusia yang ada di kediaman jenderal Zhang, sungguh Jia ingin sekali mencolok bola matanya, tidak adakah sopan santun saat menyambut putri pertama jenderal Zhang, begitu pikir Jia Li.
Baru satu langkah kaki Jia Li mendarat di depan kamar nya dan langsung di cegah oleh tangan seseorang. dengan kasar Jia Li menghempaskan tangan yang memegang nya itu, lalu berbalik melihat siapa yang berani menahan langkah nya. sebuah senyum miring penuh tatapan sinis diterbitkan oleh Jia Li.
"ternyata Lo, gue pikir siapa, ternyata saudara si anjing toh." ujar sinis Jia Li. dia masih menanda muka gadis didepannya itu, gadis yang berani membentak nya waktu pertama kali dirinya terjebak di zaman kuno ini—Ling Zhi.
Nama yang sama, sama-sama penjahat, penjahat harus dibunuh bukan? yah kita harus membunuh sebelum dibunuh, konyol sekali jika aku harus mati dua kali dan ditangan penjahat bernama Ling Zhi, cukup di zaman modern aku ditipu, di zaman ini jangan...
"ada apa hm? kenapa kamu mencegah ku?" tanya datar Jia Li.
"sini kamu, ibu ku ingin berbicara dengan mu gadis sialan." Ling Zhi menarik kasar tangan Jia Li, dengan murka Jia Li menghempaskan tangan gadis berstatus sebagai adik tirinya itu.
"apa kamu tak mempunyai etika hah?ibu ku ingin berbicara dengan mu, jadi ayok ikut dengan ku." kesal Ling Zhi sambil memperlihatkan wajah garang nya itu.
"kamu yang tak mempunyai etika gadis kecil." Jia Li memegang dagu sang adik.
"aku ini kakak mu, jadi sopan sedikit dengan yang lebih tua, bisa?" Jia Li mencengkram kuat dagu Ling Zhi, dan membuat sang empunya meringis kesakitan. Jia Li melepaskan tangannya dari dagu gadis itu, Ling Zhi langsung pergi sambil menangis.
"ck lemah sok-sok jadi penjahat, Lo penjahat kecil, jadi jangan sok-sokan mau melawat master kejahatan." sebuah smirk terbit di wajah Jia, gadis itu masuk ke dalam kamarnya.
like komen vote favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments