Suara dentuman kembang api mulai terdengar di indera pendengaran Jia Li, langit di penuhi warna-warni yang ditimbulkannya oleh ledakan kembang api di udara, semua orang nampak sangat menikmati keindahannya, tak kecuali dengan Jia dan Han, keduanya mendongak untuk melihat warna-warni dari kembang api.
malam yang indah dipenuhi dengan bintang-bintang dan warna-warni dari kembang api, ini baru pertama kali dalam seumur hidup Jia melihatnya.
indah sekali, aku baru pertama kali melihat hal semacam ini, selama ini hidup ku cuma ku habiskan untuk membunuh orang lalu bersenang-senang dengan teman-teman rekan setim ku. batin Jia, sepertinya dia akan betah disini, yah walaupun tadi siang dia baru mengeluh ingin kembali ke zaman modern, sepertinya niat itu akan di kuburnya dalam-dalam. mulai sekarang dia akan mencoba menjalankan kehidupannya sebagai Zhang Jia Li dan bukan sebagai Li Mia si gadis pembunuh.
"cantik kan Jia." seru Han yang masih fokus dengan langit yang dipenuhi oleh kelap-kelip dari warna-warni kembang api yang meledak di udara. Jia mengangguk lalu tersenyum
"cantik banget, ah bukan tepatnya indah." ujar Jia lalu menoleh kearah Han yang berasa disebelah nya, lelaki berambut pirang itu juga melihat kearahnya lalu tersenyum sambil memperlihatkan senyum memperlihatkan gingsul dan lesung pipinya itu.
keduanya menikmati indahnya malam di zaman kuno bersama. Mia ah ralat maksud nya Jia seperti akan menyukai Han, laki-laki manis dan ramah itu, menyukai dalam bentuk pertemanan bukan lebih, hanya teman.
setelah festival selesai, keduanya berjalan mencari tempat penginapan kalau di zaman moderen bisanya di sebut sebagai hotel.
di salah-salah penginapan, di kamar atas, kamar yang malam ini akan ditempati Jia untuk istirahat. Han tidur di kamar lantai bawah khusus lelaki. tidak mungkin jika keduanya tidur sekamar, bukan muhrim ^^
baru saja Jia ingin merebahkan tubuhnya, tiba-tiba pintu kamarnya di tendang oleh seseorang dari luar.
"heh gadis berani-beraninya kamu keluar dari kediaman hah, dan kamu juga tak meminta izin pada nyonya kedua." ujar lantang lelaki berbadan besar mirip seperti bodyguard kalau di zaman Mia dulu.
lelaki itu hendak meraih tangan Jia, tapi dengan segera menepisnya.
"berani sekali kamu." geram laki-laki itu kesal.
"heh, kamu pikir saja tak berani, bahkan saya bisa menghajar mu tanpa belas kasih." kesal Jia sambil menujukan wajah garangnya. sambil mengambil ancang-ancang, lelaki berbadan besar itu melayangkan pedang tajamnya kearah Jia, dengan sangat lihai nya Jia menghindari serangan lelaki itu.
"main kasar yah? mari, saya layani permainan mu." ujar Jia sambil menyunggingkan senyum miringnya. bak iblis, Jia menyerang balik lelaki tadi, dengan membabi buta, Jia menyerang dan tak berbelas kasih dirinya mematahkan tulang-tulang lelaki itu, pedang tadi di patah kan oleh Jia dengan tangan kosong.
setelah membantai lelaki itu, Jia membersihkan tangan nya dengan kain yang entah dari mana dia ambil.
"otot-otot merasa segar sekarang, rasanya aku ingin membunuh lebih banyak manusia tak berguna lagi." ujar Jia lalu tersenyum, senyum iblis bukan senyum manis.
Han yang menyegarkan suara kegaduhan dari lantai atas langsung berlari menuju kamar Jia dengan tergesa-gesa.
"Jia kamu gak kenapa-kenapa kan?" tanya Han dengan nafas terengah-engah.
Jia mengeleng-geleng lalu berucap. "aku gak kenapa-kenapa, dia itu yang kenapa-kenapa." Jia menuju lelaki berbadan besar tadi yang sudah terkulai lemah di lantai kayu itu, Han yang melihat itu langsung kanget dan tak percaya, dirinya melihat Jia dengan tatapan bingung sekaligus meminta penjelasan atas apa yang terjadi. Jia yang mengerti hanya mengangkat bahu nya acuh lalu berucap
"dia yang mulai duluan, jadi aku balas lah, yah kali aku terima aja ditindas sama orang-orang dari kediaman jendral Zhang itu."
"kamu bisa bela diri Jia?" tanya Han sambil mengedip-ngedipkan matanya tak percaya. Jia mengangguk lalu tersenyum bangga dengan dirinya sendiri.
"aku ini Zhang Jia Li. dan aku bukan Jia Li yang dulu, yang mau-mau aja si tindas dan tak mau melawan." ujar Jia dengan wajah tegasnya. Han yanh melihatnya di buat terkagum-kagum sambil menepuk-nepuk tangannya.
"gitu dong Jia, jadi Jia yang kuat, bukan Jia lemah yang mau ditindas." Han merangkul pundak sang sahabat.
kedua-duanya sibuk berbicara hingga akhirnya.
"ah Han, tuh orang mau kita kemanain? mau dibunuh atau gimana ini, gue bingung ini." ucap Jia, Han sedikit bingung mendengar ucapan Jia tadi, di garuknya kepala yang tak gatal
"kamu bilang apa? aku gak ngerti?" tanya polos Han sambil menuju senyum nya.
Jia memukul mulut nya
astaga pakek acara keceplosan pakek bahasa di zaman moderen lagi aku, nih mulut gak bisa di ajak kerjasama nya yah, dasar mulut. batin Jia.
"ah maksud aku, kita harus gimana, orang itu mau kita bawa kemana? itu maksudnya hehehe." jelas Jia mencoba se-formal mungkin. Han hanya mengangguk mengerti
"oh, aku pikir kamu kesurupan jin tadi." ucap polos Han yang mengundang tawa Jia, gadis itu tertawa terbahak-bahak, tawa Jia menular dan akhirnya kedua nya sama-sama tertawa, sangat lama keduanya tertawa hingga akhirnya suara seseorang menghentikan tawa kedua nya.
"apa kalian akan terus tertawa seperti orang tidak waras hah." lelaki yang terkulai lemas itu mencoba berbicara, tangan kanan dan kaki kirinya di patahkan oleh Jia tadi, Dan itu membuat nya kesusahan untuk duduk.
"masih kuat protes juga yah, mau dibuat makin kesakitan? hmm?." peringat Jia lalu tersenyum miring bak iblis yang sedang mengincar mangsa nya. lelaki tadi dibuat bungkam oleh tatapan dan senyuman Jia tadi.
"dah sana kamu pulang ke kediaman, saya masih mau di ibu kota, dan ingat jika kamu berani mengadu, akan ku jamin bahwa seluruh tulang mu patah tak ada yang tersisa barang sedikit pun." lelaki berbadan besar tadi dibuat ketakutan oleh tatapan tajam Jia, dengan segera lelaki itu bangkit lalu berjalan terlatih-latih. Jia kembali tertawa melihat lelaki itu ketakutan, sungguh dia sangat menyukai pemandangan seperti itu, membuat orang-orang takut terhadapnya.
Han di buat cegoh dengan tindakan Jia tadi, disentuhnya kening sang sahabat.
"gak panas." Han menurunkan tangannya yang menyentuh kening Jia tadi, kening Jia berkerut. "kamu kenapa? kok tiba-tiba nyentuh kening aku?" tanya Jia pada Han.
"kamu sakit yah Jia?" tanya Han dan mendapatkan gelengan kepala dari Jia, tanda kalau dirinya sehat-sehat saja.
"emang kenapa, kok tanya keadaan aku?" tanya Jia, kali ini Han yang menggeleng.
"aku kembali kekamar yah? kamu istirahat, besok kita akan jalan-jalan lagi." ujar Han lalu pergi meninggalkan kamar Jia. Jia dibuat mengeleng-geleng dengan tingkah Han yang menurut nya aneh dan juga polos itu.
"aneh." seru Jia, lalu menutup pintu kamarnya, setelah itu dirinya memutuskan untuk tidur.
like komen vote favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments