"Argh..." Rexy berteriak dan terbangun.
"Rexy, Rexy, kamu tidak apa-apa?"
Ketika baru membuka matanya, Rexy mendengar suara dari seorang wanita bertanya kepadanya.
Mengikuti sumber suara itu, Rexy melihat seorang wanita di sampingnya sedang memandang dirinya dengan khawatir.
Wanita ini adalah Erlina, dia adalah tetangga sebelah Rexy. Seorang wanita berumur 23 tahun dengan wajah cantik dan anggun. Dalam pandangan Rexy, wajah kekhawatiran serta ketakutan adalah apa yang dia lihat terlebih dahulu.
Akan tetapi, karena Rexy sedang berbaring di lantai, wajah wanita itu bukanlah sesuatu yang paling menarik. Apa yang paling menarik ketika Rexy melihat dari bawah adalah buah semangka besar yang menggantung di atasnya.
Dikatakan sebagai semangka, karena itu sangat besar, ukurannya mungkin 34E cup.
"Itu bulat dan sangat besar. Sungguh indahnya." Rexy merasa linglung dengan apa yang dia lihat dan berkata secara tak sadar.
"Besar, bulat dan indah?" Erlina tampak bingung ketika mendengar apa yang di katakan oleh Rexy.
Akan tetapi, ketika dia melihat arah pandangan Rexy, akhirnya dia menemukan apa yang besar dan bulat itu. Itu tonjolan besar yang bisanya membuat dirinya sendiri risih.
Sebenarnya, Erlina sedikit senang ketika Rexy memujinya, tapi karena dia terus melihatnya dengan serakah, dan air liur hampir keluar dari mulutnya, Erlina merasa malu. Rona merah muncul di wajahnya, tangannya menutupi dadanya, mencoba untuk menghalangi pandangan Rexy padanya.
Hanya saja, karena tangannya lebih kecil dari apa yang Rexy lihat, itu tampak seperti akan meledak.
"Hati-hati, itu akan meledak!" Melihatnya seperti itu, Rexy segera mengingatkan dan tak lupa juga tangannya terulur untuk menahannya.
"Mesum, mesum. Dasar pria mesum." Erlina segera mundur untuk menghindari jangkauan Rexy, dan berteriak setelah menjauh.
Semangka yang telah menjauh, dan Erlina yang berteriak segera menyadarkan Rexy dari kebodohannya.
Dia mengeluarkan"um" pelan, lalu duduk di lantai, menggaruk kepalanya dan melihat Erlina yang tidak jauh disana dengan senyum canggung.
Pada saat ini, wajah khawatir Erlina telah menghilang, dan digantikan oleh rasa malu dan marah. Yang terlihat sangat imut.
Wajah imutnya itu memandang Rexy dalam diam dan penuh ekspresi. Rexy sendiri juga diam, dia tidak tahu harus berkata apa. Yang pasti, Rexy sedikit kecewa karena semangka itu telah menjauh.
"Ehm, Lina, kenapa kamu ada di kamarku?" Merasa suasananya canggung, Rexy bertanya terlebih dahulu untuk mencairkan suasana.
"Kenapa aku ada disini?" Wajah Erlina terlihat terkejut dan marah, "Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa ada tali di lehermu?"
"Tali?" Rexy tidak mengerti.
Erlina mengangguk, dan mengulurkan tangannya untuk menunjukkan tali yang ada di leher Rexy.
Mengikuti arah yang di tunjuk Erlina, memang benar bahwa ada tali yang melingkari lehernya.
'Kenapa ada tali di leherku? Ah, benar! Aku ingat, sebelumnya aku telah bosan dengan nasibku dan memutuskan untuk bunuh diri. Selanjutnya aku tiba di suatu tempat, dan melihat sebutir telur aneh. Telur yang bisa berbicara, dan bisa berubah menjadi wanita cantik'
'Telur! Ya, dimana telur tadi? Apakah itu hanya mimpi?'
Berpikir dalam hatinya, kepala Rexy mulai mencari-cari di ruangan. Tapi dia tidak menemukannya sama sekali.
'Ternyata itu hanya mimpi.'
"Apakah kamu sedang mencariku?" Ketika Rexy mulai berpikir semuanya hanya mimpi, suara telur itu terdengar di telinganya.
Suaranya masih sama, masih suara loli, dan sumber suara itu berasal dari tubuh Erlina di depannya. Tapi bukan keluar dari bibir Erlina, melainkan dari dadanya.
Rexy terkejut, dan sekali lagi mengawasi dada Erlina dengan serius, mencoba mencari keberadaan telur.
"Rexy, kamu kenapa?" Sementara Erlina, yang melihat Rexy memandang dirinya dengan serius, dia sedikit khawatir, dan bertanya-tanya.
Rexy tidak menjawab, karena saat ini, telur aneh itu keluar dari dada Lina.
Awalnya, Erlina merasa khawatir jika Rexy terluka atau mengalami trauma tertentu, dan bertanya dengan khawatir. Tapi, ketika melihatnya tidak menjawab dan masih memandang dirinya lebih serius, Erlina curiga.
Hanya ketika dia mengetahui bahwa Rexy memandangi dadanya lagi, Erlina segera menutupi kedua dadanya, dan berteriak: "Mesum!"
"Telur!" Saat yang bersamaan, Rexy juga berteriak.
Bedanya, Lina yang berteriak sambil sibuk menutupi dadanya, sementara Rexy berteriak sambil menunjuk ke arah dada Lina.
"Ahh...mesum! Dasar bajingan mesum!" Lina berteriak lagi, dan segera berbalik untuk keluar.
Dia merasa malu dan marah. Pada mulanya, ketika dia baru pulang, dia mendengar suara jatuh saat berjalan di depan pintu kamar Rexy. Karena terkejut, Lina mencoba untuk bertanya, tapi tidak ada jawaban.
Beberapa lama tidak mendapatkan jawaban, Erlina mencoba untuk mengetuk pintu. Mungkin karena Rexy kurang tepat untuk menutup pintunya, saat mencoba untuk mengetuk, pintu kamar Rexy terbuka dengan sendirinya.
Pintu kamar terbuka, dan Erlina segera melihat tubuh gemuk Rexy terbaring di lantai dengan tali di lehernya, serta kursi yang tidak jauh darinya.
Erlina terkejut, dan buru-buru untuk memeriksanya. Tapi, ketika Rexy terbangun, apa yang dia katakan adalah tentang dadanya, dan sekarang pun sama.
Pria ini pasti telah menjomblo terlalu lama, dan terlalu sering melihat majalah atau film dewasa terlalu lama. Otaknya penuh dengan hal-hal mesum, dan apa yang dia katakan selalu berkaitan dengan hal-hal itu.
"Brakk.." pintu di tutup dengan keras dari luar oleh Erlina yang telah malu dan marah.
Rexy masih duduk di lantai ketika Lina menutup pintu dengan keras.
Untuk saat ini, apa yang dilakukan oleh Erlina tidak lagi menarik perhatiannya. Karena telur aneh, yang bisa berubah menjadi wanita cantik telah muncul lagi di depannya.
"Misi pertama: Sentuh pantat Erlina, dan dapatkan 10 poin hadiah misi."
"Apa!" Rexy terkejut ketika mendengar apa yang di katakan oleh telur itu pertama kali.
"Kamu memang masih bodoh! Tentu saja itu misi untuk memperpanjang umurmu!"
"Apa maksudmu? Dan kenapa aku harus memperpanjang umurku."
"Apakah kamu tidak sadar, umurmu hanya tersisa 45 menit?"
"Apa? Bagaimana mungkin?" Rexy tidak percaya, dan tidak mengerti, bukankah dirinya baik-baik saja sekarang.
"Haish.... Apakah kamu tidak ingat, kamu tadi baru saja akan mati! Tapi kamu beruntung, Dewi yang baik hati nan cantik ini memberimu satu jam nyawa terakhir. Sekarang, waktumu tinggal 45 menit, jika kamu ingin terus hidup, kamu harus membelinya menggunakan poin, dan misi untuk mendapatkan poin telah muncul."
"Hahaha...." Telur itu selesai berbicara, dan Rexy segera tertawa terbahak-bahak.
Apakah ini mimpi lagi, atau sebuah cerita novel online? Melakukan misi dan mendapatkan poin untuk menjadi kaya, tampan, dan kuat? Lelucon yang sangat lucu!
Bahkan jika aku menyukai novel online, aku tidak akan sebodoh itu untuk mempercayainya di kehidupan nyata.
Sementara Rexy masih tertawa keras, sebuah kaca di atas meja terbang ke arahnya, dan melayang di depan wajahnya.
Melihat ke kaca, Rexy berhenti tertawa, dan tak lama kemudian, seluruh tubuhnya berhenti bergerak, dan nafasnya seakan-akan menghilang selama beberapa saat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Jatuh dari tali untuk gantung diri, giliran tersadar ada buah semangka segar mendekati matanya...untung ajaahh biji mata elo ga melotot jatuh.. wkwkwk 😝😄🤣👍👍👍
2023-03-17
0
Eros Hariyadi
Tinggalkan jejak 👣👣😄
2023-03-17
0
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor, tetap semangat ya 😄💪👍👍👍
2023-03-15
0