Rexy bingung dan frustasi. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang.
Sebelum kejadian ini, karena kejadian di kamarnya sendiri, Erlina pasti telah memiliki pikiran buruk tentang dirinya.
Jika sekarang mendobrak pintu dan masuk kedalam kamar mandi Erlina yang sedang mandi, dan mungkin tidak sedang memakai pakaian, reputasi Rexy akan menjadi sangat rendah di mata Erlina.
Tapi....
'Lakukan! Tidak peduli apa, aku harus melakukannya'
"Tok...tok...tok"
"Ahh..."
Rexy mengetuk pintu, dan terima Erlina segera keluar dari dalam kamar mandi.
"Si-siapa? Siapa itu?" Teriakkan Erlina yang terdengar ketakutan keluar.
Wajah Rexy menjadi ragu-ragu, dan tidak tahu apa yang harus di lakukan selanjutnya.
"Siapa! Siapa yang ada di luar? Jangan macam-macam! Atau, aku...aku akan memanggil polisi!"
Mendengar ini, wajah Rexy semakin bingung, dan akhirnya memberanikan diri untuk berbicara.
"Lina! Ini aku Rexy. Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting. Sangat penting, sampai-sampai aku harus masuk tanpa menunggu dulu!"
"Rexy, Rexy! Ahh... Apa yang akan kamu lakukan? Kamu mesum! Kamu ingin mengintipku lagi! Jangan masuk! Aku bersumpah, jika kamu masuk, aku akan segera memanggil polis!"
Di luar, saat mendengar teriakkan ini, wajah Rexy menjadi kusut. Matanya redup, dan hanya bisa tersenyum kecut.
Identitas mesum sudah tercetak di pikiran Erlina. Jika dia dengan paksa masuk, Erlina pasti tidak akan ragu untuk segera memanggil polisi. Rexy tidak meragukannya, karena memang Erlina mandi membawa handphonenya.
Rexy sedikit menyesal! Seharusnya dia tidak usah bicara dan mengetuk pintu. Masuk saja, dan langsung menyentuh pantat Erlina.
Sekarang, Erlina telah mengetahuinya, dan dia pasti sekarang telah mengunci pintu kamar mandinya, dan menahan pintu kamar mandi dengan tubuhnya.
"Erlina! Aku minta maaf atas kesalahanku sebelumnya. Aku benar-benar salah. Aku ingin berbicara denganmu untuk meminta maaf dengan serius. Ini sangat penting. Kamulah penyelamat hidupku satu-satunya. Aku mohon! Cepatlah keluar, waktuku sangat mepet." Ini adalah satu-satunya cara yang bisa Rexy pikirkan saat ini.
Rexy hanya bisa berharap dan memohon agar Erlina segera keluar dari kamar mandi.
Di dalam kamar mandi.
Erlina, yang masih berdiri di depan pintu dengan rambut basah, dan masih menggunakan handuk di tubuhnya, dia ragu-ragu dan ketakutan.
Mengingat betapa mesumnya Rexy belum lama ini, jika keluar sekarang, pria mesum ini pasti akan melakukan hal senonoh lagi.
Tapi, permohonan maaf dan ucapan yang dikatakan barusan terdengar sangat serius.
Erlina bimbang, dan akhirnya hanya bisa menghela nafas.
"Tunggulah di ruang tamu! Aku akan berganti pakaian dulu. Tapi awas! Jika kamu berani bertindak mesum lagi, aku akan segera berteriak dan memanggil polisi!"
Di luar, Rexy segera mengangguk dengan cepat dan berjanji. "Oke, oke. Aku akan menunggu di ruang tamu. Sekarang aku pergi. Kamu cepat keluar! Ini mendesak, aku berharap kamu akan cepat keluar dan menemui ku!.."
"Berhenti bicara! Cepat pergi! Bagaimana aku bisa keluar jika kamu terus berbicara dan berdiri di luar pintu!?"
Rexy tersenyum bodoh, menggaruk kepalanya sejenak, dan kemudian berlari ke ruang tamu.
Rexy dikejar oleh waktu, yang akhirnya membuat dirinya banyak bicara dan tidak sabar.
Ketika Erlina mendengar suara langkah kaki Rexy yang menjauh, akhirnya dia bisa menghela nafas panjang lega, dan tenang. Setelah itu, dia melihat pakaiannya yang basah tergeletak di lantai kamar mandi dan mendesah lagi.
Kamar mandinya terletak di ruangan paling belakang, sementara kamar tidurnya ada di ruang tengah.
Sebelum berjalan ke kamar tidur, Erlina harus melewati koridor di ruang tengah, yang menghubungkannya dengan kamar tidur. Jika dia kembali ke kamar tidur dengan pakaian basah, Rexy pasti akan melihat dirinya dengan bebas.
Seandainya memakai pakaian basah itu, bentuk tubuhnya pasti akan terlihat jelas, dan jika Rexy melihatnya, itu akan memalukan!
Erlina biasanya sangat bebas saat di rumah sendirian, dan kadang kala hanya memakai pakaian seadanya. Dan hari ini, secara tak terduga Rexy masuk ke rumahnya tanpa izin.
Jika tahu Rexy akan bertamu lebih awal, Erlina pasti tidak akan membiarkan pakaiannya basah, dan membawa pakaian ganti lebih dulu.
Mengingat betapa mesumnya pria ini, jika memakai pakaian basah yang akan menunjukkan keindahan tubuhnya di depan Rexy, Erlina merasa tubuhnya mulai merinding.
"Tidak! Aku tidak boleh membiarkan pria mesum itu memiliki kesempatan! Tapi, apakah aku hanya harus memakai handuk?" Gumam Erlina bingung.
"Erlina! Apakah kamu masih lama!" Dalam kebingungan, suara tidak sabar Rexy terdengar dari ruang tamu.
"Tunggu sebentar!"
Erlina hanya bisa pasrah dan akhirnya membuka pintu kamar mandi dengan hanya balutan handuk di tubuhnya.
Melihat keluar, dan tidak menemukan keberadaan Rexy, Erlina lega. Kemudian perlahan berjalan ke arah kamar, dari kejauhan Erlina melihat bahwa Rexy masih duduk di ruang tamu, dan tidak memperhatikannya.
Memanfaatkan Rexy yang tidak melihat dirinya, Erlina dengan cepat berlari ke kamar tidur.
Mungkin karena buah dada Erlina yang terlalu besar, dan bergoyang saat dia berlari, Erlina tidak menyadari jika ikatan handuk di tubuhnya semakin mengendur.
Untung kamar Erlina tidak terlalu jauh, dan sebelum ikatan handuk di tubuhnya terlepas, dia telah tiba di depan pintu kamarnya.
Memegang gagang pintu kamar, dan dengan suara "Ceklek" pintu kamar terbuka.
Suara itu menarik perhatian Rexy di ruang tamu, dan membuatnya menoleh ke arah Erlina yang sedang membuka pintu.
Bertepatan dengan Rexy yang menoleh, gerakkan tangan Erlina yang terburu-buru membuat ikatan handuk di tubuhnya terlepas, dan handuk putih itu meluncur jatuh kebawah.
Handuk melewati punggung mulus Erlina dengan lembut, dan dengan tarikan gravitasi, meluncur ke bawah dan mengungkapkan punggung putih Erlina yang tanpa cacat di pandangan Rexy.
Selain ikatan bra yang terlihat punggung Erlina, itu mulus, dan benar-benar sempurna tanpa cacat. Melihat kebawah, bokong yang berkembang besar tanpa kendur sedikitpun, dan kaki panjang kencang berwarna putih mulus, darah segar tanpa sadar keluar dari hidung Rexy.
Kejadian ini tak terduga buat Erlina, dan tiba-tiba dia merasa handuk di tubuhnya telah jatuh kebawah. Erlina terkejut beberapa waktu dan tidak bisa bereaksi.
Waktu terdiam sejenak, dan setelah teriakkan "Ahh" terkejut dari mulut Erlina, pemandangan gratis yang di lihat oleh Rexy menghilang dan masuk ke kamar.
"Um..." Setelah Erlina berteriak dan masuk kamar, suara menelan ludah terdengar dari mulut Rexy.
Pemandangan tadi benar-benar pemandangan surga bagi Rexy. Bahkan jika ada pakaian dalam mengganggu pemandangan, itu tadi adalah impian yang telah Rexy idam-idamkan selama 27 tahun!
"Terimakasih Erlina!" Secara tak sadar, Rexy bergumam dan berterimakasih karena Erlina mewujudkan salah satu impiannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
pantesan hidupnya susah getooo, wong koplaakk tenaaann...😝😄🤣😫
2023-03-17
0
Eros Hariyadi
Mang lekaki bodoh, afa kesempatan seperti itu...naoa ga tubruk langsung pegang pantatnya sekalian... malahan bengong... payaaahh bangeett...😝😄🤣😫🙃
2023-03-17
0
Hades Riyadi
jomblo akut...🤔🙄😛😩
2022-10-01
0