part#3 pertemuan ke 2

Butik Glamour.

Di tempat kerjanya, Jingga sedang sibuk melayani tamu yang datang. Membawakan pakaian yang akan dicoba oleh pelanggan, sambil berdiri di depan ruang ganti.

"Ji, nanti jam empat sore ada tamu istimewa. Dia adalah kekasih nona Jeny, pengusaha kaya yang terkenal dingin dan arrogant. Jadi kau harus bersiap-siap, jangan sampai melakukan kesalahan." Ujar Prita, sang manager butik Glamour.

"Baik, nona." Jawab Jingga. "Siapa ya, kekasih nona Jeny?" gumam Jingga dalam hati.

Ia pun segera membereskan gaun-gaun, dan jas yang ada di lemari pajangan di dalam butik. Setelah pelanggan yang tadi mencoba pakaian sudah pergi.

"Ji, kau letakan jas ini di lemari paling depan!" Perintah Prita "Jangan sampai kusut! Karena jas ini milik kekasih nona Jeny, yang akan dipakai sore ini."

"Baik, nona." Jingga mengambil jas tersebut, dan menaruhnya di lemari paling depan.

Pukul sudah menunjukan jam empat sore. Terlihat nona jeny masuk ke dalam butiknya, dengan menggandeng seorang pria tampan dan yang terlihat sangat maskulin. Pria dengan wajah dinginnya, hanya menatap ke arah depan semenjak memasuki butik. Bahkan nona jeny, yang sedari tadi mengajaknya berbicara pun di acuhkan begitu saja.

"Prita, bawa kan jas yang tadi aku pesan!" Perintah Jeny pada manajer butiknya.

"Baik, Nona."

Prita menghampiri Jingga, yang sedang membereskan gaun-gaun yang belum terpajang dimanekin.

"Ji, ambilkan jas milik kekasih nona Jeny. Kau harus melayaninya dengan baik, dan jangan sampai melakukan kesalahan!" Perintah Prita pada Jingga

"Baik nona," Jingga pun mengambil jas itu lalu berjalan di belakang nona Prita.

"Ini nona, jasnya." Jingga menyerahkan jas yang dibawanya, pada Nona Jeny. Lalu matanya tidak sengaja, menatap sosok yang duduk di samping pemilik butik tempatnya bekerja. "Sepertinya aku pernah melihatnya? Tapi dimana ya?" gumam Jingga dalam hati

Dave yang juga sedang menatap wanita, yang memberikan jas pada Jeny. Tampak mengingat-ingat sesuatu. "Wanita ini? Wanita yang mengatakan aku harus menggunakan topeng." Gumam Dave, dalam hati.

Jeny yang melihat perubahan sikap Dave, langsung menatap ke arah pegawainya. Ia tidak suka, jika Dave memperhatikan wanita lain.

"Dave cobalah jasnya!" Jeny mengalihkan tatapan mata Dave. "Biar aku yang membantumu memakaikannya." Jeny hendak berdiri dari duduknya.

"Tidak perlu, karena aku mau pelayan itu yang membantuku!" Dave menunjuk ke wanita itu.

Jingga yang di tunjuk, malah menengok ke kanan dan kirinya dengan wajah yang bingung. "Aku?" Jingga menunjuk pada dirinya sendiri

"Ya, kau. Memangnya di sini ada pelayan lain selain dirimu?" Sahut Dave dengan pedas.

"Ya ampun, ini cowok. Mulutnya enggak ada ahlak sama sekali." Umpat Jingga dalam hati. "Sabar Jingga, dan tersenyumlah!" Gumam Jingga, mengelus dadanya dengan tangan.

"Sial, wanita itu malah tersenyum!" umpat Dave.

"Biar aku saja yang membantumu, Dave." Pinta Jeny.

"Jika kau yang membantuku, lalu apa gunanya kau menggaji seorang pelayan?" Ujar Dave dengan sinis.

"Iya sih, tapi ...." Jeny terdiam.

"Mari tuan ..." ujar Jingga, dengan sopan. Mempersilahkan Dave ke ruang ganti pakaian.

"Sudah aku hina, masih saja bersikap seolah-olah tidak mendengar perkataanku! Kemarin kau begitu galak dan sombong. Sekarang kau tidak ada apa-apanya sama sekali." Gumam Dave, dalam hati

Jingga membantu memakaikan jas kepada tuan Dave.

"Hey, pelayan! Bantu aku memasang kancingnya." Perintah Dave, dengan angkuh.

Jingga pun menuruti perkataan tuan Dave, dengan hati yang sudah menahan amarah sedari tadi.

"Cih, ternyata kau itu hanya seorang pelayan! Tapi kemarin, kau bertingkah dengan sangat sombong." Sindir Dave pada jingga.

Jingga terdiam, sambil mengingat sesuatu. Oh, jadi tuan ini adalah pria yang kemarin ketemu dia taman?" Gumam Jingga dalam hati, dengan wajah yang sangat kesal.

"Tuan, yang pertama aku ini punya nama. Namaku Jingga. Dan ya, aku memang pelayan di butik ini. Memangnya kenapa? Yang ke dua, siapa anda? Kemarin yang mana? Aku tidak pernah mengingat orang yang tidak aku anggap penting." Sindir jingga pada Tuan Dave, lalu pergi begitu saja dari hadapan si tuan sombong itu.

"Orang yang tidak penting? Berani sekali dia menganggapku tidak penting!" Geram Dave, mengepalkan kedua tangannya.

Terpopuler

Comments

Uswah Emond

Uswah Emond

yayaya untuk apa mengingat orang gak penting kata jingga🤣🤭

2024-04-02

0

💫ᵐᵃʰᵐᵘᵈᵃR𝓮𝓪ﺎᵐᵉ🦋💞

💫ᵐᵃʰᵐᵘᵈᵃR𝓮𝓪ﺎᵐᵉ🦋💞

lebih tepatnya kamu belum jadi orang yang penting dalam hidup jingga, Dave 🤭

2024-02-24

1

Ningsih

Ningsih

ealah rupanya aku udah pernah baca novel ini tapi g pp lah,ku ulangi lagi🤭

2024-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!