Sebenarnya bukan hal aneh dengan kabar yang beredar di luar sana. Tentang media milik tetangga yang menyebar rumor sejak dua tahun lalu, dan tidak sedikit yang percaya kalau gosip yang terus beredar luas, perkara Zen yang di perkirakan adalah seorang g*ay.
Dengan wajah tampan yang di miliki Zen, tidak sekali pun Zen terciduk menggandeng seorang wanita yang ia kencani.
Selain kabar Zen yang di duga penyuka terong dengan terong. Zen juga di gosipkan seorang casanova. Kabar itu beredar karena Zen kerap kali terciduk keluar masuk klub malam termewah di kota itu.
Setiap kali di konfirmasi mengenai kabar yang beredar. Zen tidak ambil pusing dengan itu semua. Bagi Zen, tidak perlu membela diri karena hal itu akan percuma. Orang yang benci sekalipun Zen mengungkapkan kebenaran yang ada, orang akan tetap benci terhadapnya. Zen tidak ingin melakukan hal yang menurutnya akan percuma. Karna pada kenyataannya, Zen tidak melakukan apapun seperti kabar negatif tentangnya.
Sebenarnya Nissa dan Yusuf tidak mengambil pusing perihal itu semua. Karena mereka sangat yakin kalau anak lelaki satu-satunya itu adalah lelaki normal yang menyukai wanita.
Namun, akhir-akhir ini berita tentang Zen semakin beredar luas. Apalagi sampai saat ini media tetangga belum bisa menemukan boroknya pimpinan DS Group yang baru, untuk menjatuhkan Zen yang semakin bersinar seperti selebritis papan atas.
"Amit-amit jabang bayi. Mana mungkin Zen suka sama bentukan kaya gini, Nda. Terong makan terong mana enak." Zen sampai bergidik ngeri.
"Alan itu mau lihat foto di hape Zen, Nda."
"Foto apa? Jangan-jangan foto tidak senonoh ya?" tebak Nissa semakin curiga kepada anaknya sendiri.
"Bukan Nda. Di hape Zen itu ada foto calon mantu nya Nda."
"Dasar bocah koplak. Aku jahit juga lama-lama mulut bocor mu itu," ucap Zen kesal. "Jangan dengerin omongan celurut satu ini Nda."
"Pak bos, mau sampai kapan tetap diam seperti ini? Kalau bos nggak segera bertindak, nanti di tikung orang nangis. Kapok," ejek Alan mengompori perasaan Zen.
Nissa tetap memilih diam mendengarkan dengan seksama perdebatan yang terjadi di antara Zen dan Alan. Ia terus melihat raut ekspresi wajah Zen saat ini.
"Enggak. Aku yakin seratus persen kalau dia pasti pilih aku, dia punya aku sejak awal," Zen langsung keluar dari kamarnya dengan perasaan yang kesal karena ucapan Alan barusan. Meninggalkan Nissa dan Alan di sana.
"Perempuan siapa yang kalian maksud?" tanya Nissa dengan rasa penasarannya.
"Eh pe-perempuan siapa maksud Nda?" tanya Alan gugup.
"Siapa perempuan itu?"
"Emmm ... Alan juga tidak tahu namanya yang aslinya Nda. Zen menyebutnya permata. Gadis kecil yang di temui Zen lima belas tahun lalu."
"Lima belas tahun yang lalu?"
"Iya Nda. Mungkin Nda akan tahu jawabannya kalau Nda lihat foto gadis kecil di hape Zen."
.
.
.
"Kenapa sayang?" tanya Yusuf yang baru saja menghampiri Nissa yang nampak melamun. Mengabaikan acar televisi yang menyala sejak tadi.
"Ayy ... Apa mungkin anak laki-laki umur empat belas tahun sudah bisa jatuh cinta?"
Yusuf justru terkekeh mendengar pertanyaan sang istri. "Kamu terlalu kebanyakan nonton sinetron sayang," ucapnya sambil mengusap puncak kepala Nissa. Kemudian Yusuf merebut remote televisi untuk mematikan layar televisi, yang nampaknya membuat pengaruh buruk pikiran Nissa sampai menanyakan hal konyol.
"Aku itu lagi ngomongin anak kita Ayy."
""Zen?"
"Ya iyalah Ayy, siapa lagi kalau bukan Zen. Masak iya Rere."
"Itu hanya cinta monyet sayang. Kenapa kamu sampai memikirkan seserius itu hemmm?"
"Akan kita bahas lagi nanti Ayy." Nissa kembali diam melamun memikirkan cara untuk bisa melihat ponsel Zen.
Cup
"Ooommm ..." Pekik Nissa karena terkejut saat pipinya di cium Yusuf secara tiba-tiba. Membuat lamunannya ambyar begitu saja.
"Kamu kalau melamun makin terlihat cantik sayang."
"Ih geli sumpah. Ayy ini sudah tua masih saja nggak berubah. Tetap tukang modus," gemes banget rasanya Nissa pada kelakuan sangat suami yang masih nampak bugar di usianya yang mau kepala tujuh.
"Tua-tua begini aku masih kuat loh sayang."
Nissa memicingkan mata menatap Yusuf yang sudah tersenyum melihatnya.
"Stop ya ayy," Nissa langsung berdiri. "Astagfirullah om ku satu ini masih saja sukanya bikin orang senewen sendiri." Gerutu Nissa sambil melangkah menuju kamar. "Kamu juga Niss. Sudah tua juga masih saja deg-degan sama gombalan suami mu sendiri." Omel Nissa pada diri sendiri.
Yusuf yang sejak tadi mengikuti langkah Nissa menahan kekehannya sendiri, mendengar omelan sang istri.
Bersambung ..
Apa cuma aku yang belum bisa move on sama kelakuan om Yusuf sama Nissa 🤣🤣🤣
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya para kesayangan 🥰 kasih like dan komennya 💋 tab favorit juga ya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Nicky Nick
lanjut thor
2023-01-03
3
Aqiyu
Zen kaya ayahnya sukanya yang daun pucuk🤣🌱
2022-08-06
1
𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ🍾⃝ᴄͩнᷞıͧᴄᷠнͣı📴
kayaknya udah turun dah sukanya sama yang emesh² gitu ya... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-07-23
0