BAB 5 RUBY AL HUMAIRA

Di Malang.

Seorang gadis cantik yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas itu nampak sedang tidur tengkurap di atas ranjangnya. Kedua matanya nampak fokus menatap layar laptop.

Gadis cantik dengan bulu mata lentik itu nampak sedang menonton drama korea kesukaannya. Gadis mungil itu sampai mengabaikan jam sarapan, jika sedang libur sekolah seperti ini.

Gadis yang menjadi satu-satunya anak perempuan di rumah ini. Gadis yang di beri nama Ruby Al Humaira. Gadis cantik yang memiliki saudara kembar laki-laki bernama Safir Al Ghani.

Arjuno dan Zantisya jika sedang memanggil anak kembarnya dengan sebutan Al.

"Kak Al di mana Fan?" tanya perempuan yang selalu mengenakan jilbab saat keluar dari kamar.

"Pasti masih di kamarnya Bun," jawab Arfan yang menjadi anak bungsu Arjuno dan Zantisya.

"Al mana Bun?" tanya Arjuno yang baru saja masuk ke ruang makan.

"Masih di kamarnya Yah. Pasti masih asik sama dunianya sendiri," ucap Zantisya sambil terus menata menu sarapan di atas meja. Walau ada ART, tapi Zantisya tetap sering masak sendiri. Karena anak-anak lebih suka masakan hasil olahan tangannya.

Zantisya dan Arjuno tentu sangat paham dengan kebiasaan anak kembarnya saat libur sekolah begini. Jika Safir kemungkinan tidur atau asik dengan buku-buku koleksinya, berbeda dengan Ruby yang sudah pasti menonton drama remaja kesukaannya.

"Aku panggil Al dulu mas."

"Biar aku saja dek." Arjuno langsung beranjak dan langsung menuju ke lantai atas. "Kak By mana Fir?" tanyanya saat bertemu Safir di tengah-tengah anak tangga.

"Memangnya kak By belum turun Yah?"

"Belum."

"Ya sudah, biar Safir panggil dulu."

"Kamu turun saja, biar ayah yang panggil."

Arjuno langsung meneruskan langkah kakinya menaiki anak tangga, sedangkan Safir tentu saja langsung turun dan menuju ruang makan.

Sudah beberapa kali Arjuno mengetuk pintu kamar anak perempuan satu-satunya. Namun, sang pemilik kamar tidak juga membukakan pintu. Arjuno langsung saja menurunkan handle pintu karena ia sudah dapat menebak anak gadisnya itu sedang apa sekarang.

"Kak By, kalau sudah nonton pasti nggak ingat waktu," ucap Arjuno setelah mendekati anaknya.

"Eh Ayah." Ruby langsung bangun saat sadar ayahnya sudah duduk di pinggir ranjangnya. "Sejak kapan ayah di sini?"

"Baru saja. Ayo turun, waktunya sarapan. Nanti di lanjutkan lagi nontonnya."

"Gendong yah," pinta Ruby manja, sambil merentangkan ke dua tangannya.

"Pakai dulu jilbabnya."

Dengan cepat Ruby mengenakan jilbabnya lalu menghambur ke punggung ayahnya. Arjuno langsung membawa Ruby keluar dari ruang kamar itu.

"Untung Ayah masih sehat, jadi kalau By manja seperti ini, ayah masih kuat gendong By."

Ruby mengeratkan ke dua tangannya yang melingkar di leher ayahnya. "Makanya Ruby selalu berdoa agar ayah selalu sehat, agar By bisa manja terus sama ayah."

"Apa By akan tetap manja begini saat sudah ada lelaki yang meminta By dari Ayah dan Bunda. Lalu By menikah dengan lelaki itu?"

"By nggak mau menikah ayah. By masih kecil."

Arjuno tersenyum. Tersadar dengan ucapannya sendiri. Bisa-bisanya ia membicarakan sesuatu yang sebenarnya belum ingin Arjuno katakan pada Anak perempuannya ini. Walau Arjuno dan Zantisya memang sudah berniat menyampaikan semuanya pada Ruby.