Jul mengerjapkan matanya mendengar suara berisik lagi di tengah malam. Tak lama ia bangun dan membuka tirai jendela nya sedikit. Ia juga di kagetkan dengan bapak dan emaknya yang bangun. Sepertinya mereka juga dari luar. Tengah malam, ngapain?.
"Mak ada apaan sih Mak, ribut ribut di luar. Kayak ada artis aja?"
Jul keluar dari kamarnya dan bertanya pada ibunya.
"Tuh tetangga baru, yang beli rumahnya pak Agus. Janda punya anak katanya,?"
Jul tak menggubris ucapan emaknya. Wong dia nanya ada apa, ko emaknya bilang janda punya anak. Ga nyambung menurut Jul. Mau janda kembang kek, mau janda bolong kek, mau janda punya anak, apa hubungannya dengan nya.
"Jul, kamu dari kondangan sore tadi di rumahnya Ratna?."
"Iya.."
"Ko tumben Jul,"
Leha menyelidik wajah anak semata wayangnya. Apa dia ketempelan jin, ko mau datang ke acaranya Ratna.
" Udah ga sakit hati Lo Jul, di tinggal kawin lagi. Seharian kalau di putusin pacar cuma ngerem aja di di kamar. Kapan kamu Jul, kasih emak menantu. Setiap pacaran di putusin mulu, coba aja Jul cukur rambut gondrongnya. Siapa tau kalau udah pendek Lo dapat jodoh. Bosen emak Jul dengar orang yang pesta mulu. Padahal emak udah banyak ngumpulin sokongan buat pesta kamu nanti. Ko kamunya jomblo terus..."
Leha mendumel menceramahi putranya. Anak cuman satu tapi ga laku laku. Apa coba kurangnya dia. Sudah bosan dia rewang terus di tetangga.
Jul masuk ke kamarnya lagi, ia sudah biasa mendapatkan ceramah ibunya.
"Coba atuh pak, carikan jodoh tuh si Panjul. Jadi bapak diam aja, ga usaha. Cuman anak kita pak yang belum nikah?"
"Ko Lo nyolot ke gua sih Leha. Tanya tuh anak kesayangan Lo. Kerjanya kalau pacaran jangan kaku, gue denger si Panjul kalau lagi pacaran dia takut di cium ceweknya. Bodoh aja anak Lo, kalau gua mah sosor aja."
Leha melotot mendengar ucapan terakhir suaminya.
"Brarti bapak dulu kalau pacaran suka ya nyosor sana sini. Awas kamu ya pak, tidur di luar."
Jul yang mendengar pertengkaran orang tuanya jengah. Setiap hari tak ada hari sepi, mereka berdua seperti Tom dan Jerry.
"Terus gimana caranya mereka membuat gua, tiap hari bertengkar gini."
Jul menggelengkan kepalanya mengusir pikiran kotornya terhadap orang tuanya. Ia lalu membaringkan tubuhnya lagi, melanjutkan tidurnya yang terpotong tadi.
*
"Ah akhirnya, selesai juga."
Alvia Geraldine janda yang datang dari kota pindah ke kampung. Bukan pindah tepatnya, hanya menghindari mantan suaminya, Bara.
Bara Emanuel mantan suami Alvia yang pertama. Mereka bercerai karna ada wanita yang mengaku sebagai kekasih suaminya. Sebenarnya Via tak percaya begitu saja. Ia menganggap itu sebagai angin lalu. Tapi tak lama kemudian, ia melihat dengan mata kepala nya sendiri. Jika sang suami sedang berjalan dengan wanita cantik di luar sana. Dan mereka masuk ke dalam hotel.
Mau apa sepasang pria dan wanita masuk ke sana kalau bukan mau berbuat mesum. Baru lima bulan mereka menikah, dan suaminya berani beraninya bergandengan dengan wanita cantik di luar sana.
Tentu saja Via marah melihatnya, ia mendatangi Bara yang sedang berjalan bergandengan menuju hotel bersama sang wanita. Ia melabrak keduanya, di lobi hotel. Tentu saja aksinya yang melabrak suaminya menjadi tontonan banyak nya orang. Bara juga sempat mengelak, ia tak mengakui perbuatannya. Dan Via tak percaya begitu saja, ia sangat berang pada suaminya. Saat itu juga Via minta bercerai. Mana mau dia di duakan dengan Bara. Dan Bara mau tidak mau menyetujuinya.
Enam bulan kemudian ia di pertemukan dengan Arsen. Pria yang membuatnya jatuh cinta dan berhasil menggeser nama Bara. Satu tahun menikah dengannya, dan mereka di karuniai seorang anak laki laki. Lima tahun kemudian Arsen meninggal dunia, saat sedang bertugas. Ya Arsen adalah salah satu abdi negara. Suaminya tertembak saat terjadinya konflik di Papua (Hehe maaf hanya novel jangan percaya cuman halu padahal otor ga tau tuh yang meninggal dulu waktu konflik disana😁).
Dan dia menjanda sudah lebih dari dua tahun. Entah ada angin apa, tiba tiba saja Bara mengajaknya menikah lagi. Dia bilang mau menjadi ayah dari putranya Arkana. Ia datang dan selalu menerornya, agar kembali lagi padanya. Dia bilang dulu adalah salah paham. Ya Bara memang tak hanya mengejarnya sekarang. Waktu ia menjadi istri Arsen saja Bara sering kali mengirimkan pesan. Merayunya agar kembali lagi padanya. Apalagi suaminya jarang di rumah. Bara selalu saja datang ke rumahnya, dengan alasan silaturahmi dan bisnis.
Tentu saja, alasan yang sangat masuk akal. Karna mertua Via menjalin kerjasama dengan Bara. Sedangkan Via sendiri masih tinggal bersama mertuanya. Arsen sudah membangun rumah, untuk mereka bertiga tinggal. Hanya menunggu kepulangan nya dari bertugas. Mereka berencana akan pindah. Tapi naasnya, suaminya meninggal saat bertugas.
Setelah suaminya meninggal, Bara semakin menjadi. Ia selalu saja mencari kesempatan. Tentu saja Via merasa tak enak dengan mertuanya. Dan tak lama ia berencana pindah, menghindari mantan suaminya. Ia juga tak ingin hidup sendiri di rumah yang suaminya buatkan untuk nya. Bukan karna sang mertua tak mengijinkan ia tinggal di sana. Ia hanya tak mau membuat Bara lebih leluasa menemuinya.
Dan akhirnya ia berakhir di sini, kampung paman dan bibinya. Hanya ini tempat yang jauh dari jangkauan Bara. Itu sebabnya ia pergi malam malam. Ia tak mau Bara mengetahui kemana ia pergi. Meski ia tak yakin, jika Bara tak bisa menemukannya disini. Tapi setidaknya Bara tak akan keluasan mendekatinya. Tak ada alasannya jika dia ingin mendekatinya kalau di sini.
"Makasih bibi, sudah bantu Via, sampai lewat tangah malam."
"Coba aja Vi, jangan sungkan sama paman dan bibi mu. Aneh aja tuh si Bara, kualat dia itu Vi. Udah duain kamu, sekarang giliran dia yang ngejar ngejar kamu. Sebel bibi sama Bara, laki laki ko suka celap celup. Moh bibi juga jadi istrinya."
"Udah, ayok pulang. Ngapain malah bahas tuh Bara. Ngak kelar itu dua hari dua malam, ngantuk aku, ayok balik."
"Terus Via nya gimana pak?"
"Yo biar to, ga mungkin dia hilang di bawa gendruo. Yang ada tuh gendruo nya yang takut sama dia, apalagi kolor ijo."
Siti mengangguk dan akhirnya mereka meninggalkan Via sendiri di rumah baru nya. Ya anak Via tinggal bersama dengan Omanya di kota. Putranya itu sekolah di sana. Lagi pula ibu dari Arsen tak membiarkan dia membawa Arkana. Dia bilang takut jika Arkana tak betah. Biarkan saja nanti dia yang pergi mengunjungi putranya. Atau Arkana yang datang kemari. Via juga tak tega memisahkan mereka. Putranya itu sangat di manja oleh Oma dan Opa nya di sana. Karna hanya Arkana, satu satunya cucunya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Muhammad Syahrul
semangat up lagi ka 😁
2022-06-19
0