Tenda biru

Jul memandang nanar tenda biru yang lumayan besar. Ah ia pikir hatinya gak akan sedih lihat tenda yang di kerubuni manik manik. Ternyata masih aja sakit, ga kuat liat nya. Lihat tendanya aja berasa mau mati dia, apalagi kalau liat si Ratna. Pakai gaun pengantin dan mahkota di kepala, tentu wanita itu sangat lah cantik.

"Ais... Berani gak."

Yono mengagetkan Jul dari lamunannya. Sudah jelas ini adalah sejarah bagi Jul. Datang ke acara mantan, adalah hal yang sangat langka.

"Lo kalau ga kuat mending kita pulang aja, Jul. Liat muka Lo kayak kucing minta asin, melas banget."

Yono menonyor kepala Riki, sahabatnya ini memang selalu bikin eneg. Bukannya menghibur hati nya Panjul, justru manasin.

"Bang Riki.."

Ketiga nya menoleh ke arah wanita yang menggandeng anak sekitar empat tahun.

"Abang ngapain, loh bang Jul juga di sini."

Jul hanya memutar bola matanya jengah. Ia tau pasti istri Riki ini mau kepo. Sudah jadi kebiasaan perempuan suka sekali ngegibah.

"Bang Jul mau kondangan,?" Keponya.

" Gak, mau minta makan,"

"Ish.. Nanya doang bang, sewot banget. Bang Jul yakin mau masuk ke dalam. Bulan temenin mau?"

" Bawa pergi aja tuh laki Lo, bikin gua eneg aja tau gak,"

Bulan mencebik dan menarik tangan Riki. Sementara Jul dan Yono masuk ke dalam. Makin kedalam dada Jul jedak jeduk seperti ada petasan di dalamnya. Siap merontokan, jantung dan hati nya. Melihat Ratna tersenyum lebar menyambut para tamu undangan.

"Cantik,"

Tanpa sadar Jul memuji cantik wanita yang menjadi ratu sehari itu. Yono menatap jengah, pada sahabatnya. Sudah di tolak juga masih muji, pikir nya.

Tak sedikit orang yang memandang ke arah Jul. Tentu alasannya juga sama, heran dengan kedatangan Panjul ke pesta pernikahan mantan. Apalagi ini adalah Ratna, gadis yang di gadang gadang istri idaman Panjul. Tadinya....

"Jul, semua orang heran tuh, Lo datang kondangan kemari?."

"Gue mau ke depan dulu deh Yon." Jul justru menjawab lain. Sedangkan Yono segera mencegah bujang lapuk itu. Mau apa dia ke sana?

"Ngapain Jul, makan dulu nanti baru ke sono sekalian balik. Lapar gue Jul, masa iya seratus ribu ga makan rugi dong Jul."

Jul tak menggubris ucapan Yono. Ia melenggang pergi ke arah panggung. Sedangkan Yono mendengus melihat kelakuan Panjul. Sia sia dia kondangan, ujung ujungnya ga makan di prasmanan. Ia lalu mengikuti langkah Panjul.

Sementara Jul mengepalkan tangannya, bukan karna di la marah. Tapi karna tangan nya bergetar dan berkeringat dingin. Duh mau salaman sama mantan, gemeteran kayak kena siraman air garam.

Yono mendahului Panjul menyalami Ratna. Ia mengucapkan selamat pada wanita cantik itu. Ratna memang benar benar berubah jadi ratu. Ia melirik ke arah Jul di belakangnya. Terlihat wajah kaku tapi sangat melas, sampai tak tega liatnya dia.

"Ratna,...."

Hah....

Semua yang berada di atas panggung bengong, mendengar nada Panjul yang terkesan seperti anak kucing. Tak heran banyak yang kepo dengan Panjul malam ini. Mereka tau jika seorang Zulkarnain tak pernah datang ke acara mantan mantan nya. Itu sebabnya mereka mendekat. Berpura-pura ingin menyalami manten, padahal tadi udah.

"Semoga kamu bahagia dengan pernikahanmu,"

Ada kecewa yang tersirat di dalam nya. Pasti lah Jul kecewa dengan Ratna. Mereka berdua itu sudah serasi. Ah dasar gak jodoh, nasib....

Sedangkan Ratna tersenyum tipis, ia sebenarnya masih cinta dengan Jul. Tapi nasib berkata lain. Jul tidak mau memperjuangkan nya. Padahal dulu mereka saling mencintai. Entah sekarang pria itu masih mencintainya atau tidak.

Hanya karna ia memutuskan Jul bohongan, agar pria itu tak kaku dan sedikit mesra saat pacaran. Ternyata Jul menganggap nya serius. Dasar Jul, bujang lapuk itu tak konek dengan kode kodean.

"Iya terima kasih.."

Nyes.. Berasa ingin ngekepin si Ratna dan menyingkirkan pria yang di sampingnya ini. Suara indah Ratna masih teringat jelas, sangat syahdu di dengar. Bagi Jul tapi, gak tau yang lainnya.

"Ayo Jul, selamat ya Na. Semoga cepat di kasih momongan."

Jul pasrah di geret Yono turun dari panggung. Sebelum jauh ia menoleh kearah Ratna. Pasrah, tentu saja Ratna sekarang milik orang lain. Nasibnya selalu saja begini, di tinggal kawin sama pacar pacarnya. Entah apa kurangnya dia, mustahil hanya karna rambut gondrong dan tatonya.

"Bang Jul kayak mau nangis, bang.?"

Riki menghampiri Jul, dan Yono yang keluar dari tenda biru. Bener bener sejarah malam ini.

"Sabar Jul, gue yakin jodoh Lo nungguin Lo sekarang. Yang pasti dia lebih cantik dari mantan mantan Lo. Kan Lo udah buang tuh sial."

Jul tak menggubris ucapan Riki, ia berjalan lurus sambil memasukkan kedua tangannya pada saku celananya. Duh babang Panjul,emang beneran keren. Tapi sayang nya, dia selalu bernasib mengenaskan.

Sementara di dalam tenda, bisik bisik mulai menyebar. Yang tadinya dari depan tembus ke belakang. Padahal belum juga dua menit si Panjul meninggalkan tenda. Mereka pada heboh sendiri....

"Lo dari mana Jul,"

Amir mengagetkan anaknya yang berjalan sambil melamun. Tentu saja melamun memikirkan Ratna yang menikah. Di tambah lagi status jomblonya yang sepertinya masih bersambung dan semakin panjang.

"Kondangan.." Menjawab singkat dan jelas.

"Lo kondangan ke tempatnya Burhan?" Pekik Amir tak percaya. Baru kali ini anak satu satunya melepaskan kepergian sang mantan. Biasanya, dia di putuskan begitu saja lalu di tinggal nikah. Dan Panjul akan ngeram terus di kamar jika di tinggal nikah sang pacar.

"Ada kemajuan Lo Jul" Jul mendengus lalu meninggalkan bapaknya di depan tipi.

Tengah malam, Jul masih belum bisa memejamkan matanya. Ia masih memikirkan nasib jomblonya. Membayangkan bagaimana nikmatnya menanam ubi miliknya pada lubang gua. Kata Riki dan Yono, enaknya ga ketulungan. Jadi pengen cepet-cepet nyobain gimana rasanya.

Hah.. Lagi lagi status jomblo abadinya. Yang selalu di tinggal nikah pas lagi sayang sayang nya. Terus kapan mau nyoba nanam ubi, kalau gini terus. Apa ubinya gak berkualitas ya...Tapi mana mungkin. Lumayan jumbo juga...

" Tuhan kirimkan bidadari cantik untuk hamba mu ini." Jika Riki dan Yono mendengar, pasti mereka berdua akan muntah bersamaan. Lebay....

Brakk.... Brukk...

Jul di kagetkan dengan suara nyaring. Seperti ada sesuatu yang berat Dari di turun turun ka.. Apa itu?....

"Ah bodo, tidur aja. Siapa tau besok ada bidadari dari khayangan namplok ke gue."

Tak lama, Panjul sudah berada di alam mimpi. Inilah Zulkarnain, yang tak terlalu memusingkan mantan yang meninggal kan nya. Meski sakit hati, tapi Jul gampang melupakan mereka.

Terpopuler

Comments

Elisanoor

Elisanoor

bagus bgt narasi nya enak di baca tapi bikin ngakak aja 🤣 pdhl ceritanya menyayat hati 🤣

2023-11-16

0

Rico Andika Putra

Rico Andika Putra

seru jga ceritanya lanjut ahhhh......

2022-07-29

1

Iis Djati

Iis Djati

itu suara bidadari jatoh dr langit panjulllll 🤣🤣🤣

2022-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!