Aku melempar ponselku yang sejak tadi terus berdering karena Alex menelfonku tanpa henti, aku tahu dia pasti ingin membujukku, menghiburku, atau apapun itu, aku tidak perduli.
Aku bergegas ke kamar mandi untuk menggosok gigi, setelah selesai. Aku langsung keluar dan saat di kamar, ku lihat ada seseorang di balik jendela kamarku.
Aku menghampirinya dan aku menyibak horden kamar, ku lihat Alex disana yang tersenyum padaku sambil melambaikan tangan. "Ck...." Aku berdecak kesal kemudian menutup horden kembali.
Alex mengetuk jendela berkali-kali sambil terus memanggilku, karena takut sampai Daddy mendengar, aku pun membuka jendela.
"Apa?" Aku bertanya dengan ketus.
"Baby girl, kau marah?" Aku langsung mencebikkan bibir mendengar pertanyaan itu, tentu saja aku marah, bodoh! Namun karena malas berbicara, aku enggan menjawab Alex dan aku berjalan ke arah lemari bajuku sementara Alex berusaha masuk ke kamarku lewat jendela.
"My baby girl...." Alex memelukku dari belakang saat aku sibuk mencari piyama, ia lingkaran lengannya di perutku. "Aku hanya dua minggu, dan aku janji tidak akan bertemu dengan Elaine jika bukan karena urusan pekerjaan." Alex mengendus leherku, menciumnya dengan intens. Ah, hampir saja aku tergoda, namun aku segera teringat saat ini aku sedang dalam mood merajuk.
Ku singkirkan tangan Alex dari perutku, kemudian ku lepas kemejaku tanpa perduli dengen keberadaannya, dan lagi pula, aku masih memakai pakaian dalam.
"Sayang, kau menggodaku, hm," Alex, menyusuri pinggangku dengan jarinya, kemudian terus naik hingga menyentuh pinggiran braku dan ia memainkan jarinya disana, aku menahan napas, apalagi saat Alex kembali mencium tengkukku.
"Kau akan menemui wanita tua yang sudah uban sejak bayi itu? Bagaimana kalau dia menggodamu?" Aku merengek dan menjatuhkan kepalaku di dada bidang kekakasihku ini, kini Alex mengecup pundakku, sementara kedua tangannya meraba perutku, membuat gerakan abstrak disana dan jujur saja, sentuhan jarinya ini sudah membuat tubuhku meremang.
"Baby girl, dia tidak uban," ucap Alex sambil terkekeh, kemudian ia membalik tubuhku dan menyentakku ke pelukannya hingga dadaku menyentuh dadanya, aku tersenyum malu, pipiku merona, napasku memburu.
"Aku tahu, dia memang memiliki rambut seperti itu," ucapku lirih sembari mendekatkan bibirku ke bibir Alex, ku sapukan bibirku di atas bibirnya yang seksi itu.
"Apa kau masih merindukannya, hm?" tanyaku tepat di depan bibirnya. "Atau kau masih ingat rasanya saat bercinta dengannya ... Ahhh...." tiba-tiba Alex mendorongku hingga punggungku menabrak lemari, Alex mengungkung tubuhku dan tatapannya begitu tajam, seolah menusuk jantungku.
"Yang ada dalam benakku hanya dirimu, Baby girl. Tidak ada wanita lain," ucap Alex.
Kini suasana terasa berbeda, aku tahu Alex tidak suka dengan pertanyaanku, namun rasa penasaran mengendalikanku.
"5 tahun bercerai, kau tidak juga menikah, tidak bercinta, bagaimana kau bisa menahan diri?" Tanyaku sembari meraba dadanya yang bidang itu, ku rasakan kerasnya dada Alex meskipun ia masih memakai kaos.
"Aku menahan diri demi dirimu, Baby girl," tukas Alex. Ia membelai pipiku dengan lembut, kemudian tangan hangatnya itu meraba leherku, dadaku, dan berakhir di gundukan mungil yang kata Alex. "Ukurannya sangat mungil, pas di tanganku." Alex menangkupnya, membuatku kembali meremang.
"Bukalah!" Tantangku. "Lihat tanpa penghalang, apakah masih pas di tanganmu? Ahh..." Aku melenguh saat Alex menekannya dan ia pun terkekeh.
"Nanti, setelah kita menikah," Alex menarikku ke dalam pelukannya kemudan tangannya menarik baju dari lemariku.
Alex memakaikan piayama padaku, dan aku diam saja seperti bayi yang tidak tahu cara memakai baju.
Setelah aku berpakaian lengkap, Alex menggendongku dan menidurkanku ke ranjang, ia pun merebahkan diri di sampingku dan aku langsung mendesakan tubuhku ke tubuhnya.
"Kenapa kau selalu menolak bercinta denganku, Alex? Padahal sudah tak terhitung berapa kali kita seperti ini, saling menggoda," tukasku sembari ku jalankan tanganku menyusuri tubuhnya dan terhenti di pusat dirinya yang terasa begitu keras, ku lirik ke bawah sana, sangat menonjol, seolah ingin keluar dari celana Alex yang membungkusnya.
"Dan kenapa kau selalu mengajakku bercinta, Baby girl? Padahal sudah tak terhitung berapa kali aku memberi tahumu, aku akan bercinta denganmu setelah kita menikah." Aku tersenyum kemudian mendongak, ku belai pipinya yang di tumbuhi bulu-bulu halus itu, ku kecup dagunya, pipinya, kemudian bibirnya dan Alex diam saja.
"Aku ingin bayi," ucapku kemudian. "Yang kembar," tukasku sambil tersenyum manis. Alex pun tersenyum mendengar jawabanku dan ia mengecup keningku penuh kasih sayang.
"Nanti, sekarang kau masih terlalu muda. Sekarang tidurlah jika besok kau ingin mengantarku ke bandara."
...Tbc......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
wow pengendalian dirimu hebat juga Alex
2023-04-26
3
Neneng Ninasari
wahh hebat bang alex tidak tergoda..🤭🤭🤭
2022-08-01
6
Tri Sulistyowati
kirain
2022-07-30
3