Marahan

"Ardian kau marah?" Tanya Dania kembali.

"Ck... kenapa kau bisa terluka Dania?" Ujar Ardian kini menatap kekasihnya.

"Aku tidak sengaja terpleset tadi" Ujar Dania merasa bersalah.

"Haiss tunggu sebentar lagi, di mobil tidak ada kotak medis kita akan langsung pulang.

Dania hanya menuruti kekasihnya yang sedang marah karna dirinya terluka, senyuman kini terukir di wajah Dania. Ternyata Ardian menghawatirkannya.

Saat Dania membalikan wajahnya melihat kearah kekasihnya, Dania cukup terkejut senyumannya yang awalnya manis kini memudar karna melihat sebuah cap bibir di kemeja putih milik Ardian.

"Berhenti!" Ujar Dania.

"Ada apa Dania?" Tanya Ardian bingung karna tiba-tiba Dania memintanya untuk berhenti padahal belum sampai ke rumah Ardian.

"Berhenti kubilang!" Ujar Dania memaksa.

"Baiklah sebentar lagi yaa" Ujar Ardian.

"Sekarang!!" Ucap Dania yang membuat Ardian terpaksa langsung menghentikan mobilnya.

Dania langsung membuka sabuk pengamannya dengan cepat dan membuka pintu keluar tapi sebelum keluar Ardian menahan tangan Dania, bingung dengan kekasihnya ini.

"Dania kenapa?" Tanya Ardian menahan tangan Dania.

"Lepaskan aku Ardian" Paksa Dania dan akhirnya tangannya terlepas dari genggaman Ardian, Dania langsung pergi berlari meninggalkan Ardian.

Ardian yang melihat Dania lari dengan keadaan kaki pincang pun marah lalu mengejarnya.

"Dania heii jangan lari. Kau kenapa Dania?!" Teriak Ardian.

Kini Ardian mencekal tangan Dania dengan erat.

"Hai Dania jawab aku!"

"Lepaskan" Ujar Dania kini menatap Ardian dengan air mata yang sudah jatuh ke pipinya.

Ardian yang terkejut melihat air mata Dania bingung melihat kekasihnya menangis sama seperti dia menyakiti hatinya.

"Taksi" panggil Dania kepada taksi yang berhenti didepan mereka. Dania langsung masuk ke taksi tidak memperdulikan panggilan dari Ardian yang berada diluar mobil.

Tanpa basa basi Ardian mengikuti kekasihnya itu pergi kemana dan ternyata tujuannya adalah apartemennya, Dania keluar dari taksi tersebut dengan keadaan pincang membuat Ardian geram.

Ardian mengikuti Diana sampai di depan apartemen itu.

"Dania buka pintunya!" Ujar Ardian mengetok pintu.

"Dania" Ucap Ardian dengan suara yang telah memelan

"Sial!!" umpat Ardian sambil memukul dinding, sementara dibalik pintu kini Dania sedang menangis dan berpikir apakah kekasihnya mengkhianati cintanya.

Ardian kini memutuskan kembali untuk kerumahnya. Langsung ke kamarnya ingin mengganti baju namun saat membuka dasinya dia melihat dirinya di cermin dan melihat sebuah bekas bibir di kemeja putih miliknya.

"Sialan wanita itu!!"

flash back...

Ardian sedang buru-buru ingin menjemput Dania karna sudah waktunya, tiba-tiba saja ada seorang prempuan berlari ke hadapannya dan menjatuhkan diri ke Ardian dengan wajah yang berada di dada bidang ardian.

"ma...maafkan aku tuan" Ujar wanita itu memegang tangan Ardian untuk berusaha tidak jatuh.

Ardian yang tidak menghiraukannya langsung pergi begitu saja dan wanita itu hanya menatap kepergian Ardian dengan sebuah senyuman miring.

Normal

"Dania bukan begitu" gumam Ardian mengusap wajahnya bingung.

Ardian pun kini merebahkan badannya yang cukup lelah, berencana untuk meminta maaf dengan Dania saat dia pulang kampus besok.

Pagi kini telah tiba Ardian pun pergi bekerja, saat bekerja Ardian tidak fokus karna selalu memikirkan Dania hingga dia terpaksa memanggil Ardo untuk sementara menangani pekerjaannya.

Ardian pergi kesebuah tokoh Bunga dan memesan sebuah buket mawar disana untuk diberikan kepada Dania.

Kini Ardian telah sampai di tempat Dania berkuliah. Iris Mata Ardian sedang mencari keberadaan kekasihnya, hingga tatapannya tertuju pada pria yang saat ini sedang berbicara pada Dania dan Di sana Dania memberikan senyum manis kepada pria itu. Keadaan sekitar Ardian menjadi panas,

Hatinya kini sedang merasa cemburu bahwa kekasihnya tersenyum kepada pria entah siapa.

Ardian pun kini pergi dengan mobilnya menuju rumah miliknya, mencoba tidak peduli merebahkan diri dikasur berharap matanya akan segera mengantuk namun sayang pikirannya berkata lain.

Kini dia menatap wallpaper hp nya yang membuatnya tersenyum karna wajah cantik Dania disana, sebuah foto yang Ardian ambil saat Dania sedang tertawa ceria.

"Astaga aku benar-benar merindukan mu Dania" Ujar Ardian terus menatap wallpaper hp nya, dia membuka telepon ingin menelepon kekasihnya itu namun niat nya itu diurungkan karna mengingat kejadian yang membuat Ardian cemburu.

Ardian kini hanya bingung memutuskan untuk meminum kopi sambil menonton televisi, tapi pikirannya kembali hanya tertuju pada Dania hingga malam pun tiba tanpa pikir panjang Ardian langsung mengambil jaketnya memutuskan untuk ke apartemen Dania.

***

Dania membuka apartemen nya, disana dia melihat Seorang pria yang disayangi nya siapa lagi kalau bukan Ardian yang sedang berdiri memegang sebuah buket bunga. Dania yang melihat itu langsung ingin menutup pintu namun terhalang oleh tangan Ardian.

"Dania dengar kan aku dulu" Ujar Ardian sendu menatap mata Dania yang membuat Dania sedikit tidak tega.

"Tidak ada yang perlu didengarkan Ardian" Ujar Dania yang menahan pintu juga air matanya.

Dengan sedikit dorongan pintu Dania terbuka dan Dania hanya terdiam, Ardian yang berhasil membuka pintu langsung memeluk Dania dengan erat seolah Dania adalah barang paling berharga miliknya membuat mata Dania kini berkaca-kaca.

"Ardian kau jahat" Ujar Dania mendorong tubuh Ardian menjauh darinya.

"Dania dengarkan penjelasan ku, kau salah paham"

"tidak ada salah paham Ardian" ujar Dania ingin berbalik namun bahunya ditahan oleh Ardian.

"kumohon Dania dengarkan lah penjelasan ku sekarang" Mohon Ardian dengan sungguh-sungguh.

Dania yang mulai lunak kini mendengarkan penjelasan Ardian dan sedikit demi sedikit mulai percaya karna penjelasan Ardian yang sungguh-sungguh dan tidak terlihat kebohongan dimatanya

"Aku kira kau selingkuh" Ujar Dania mengelap air matanya yang jatuh.

"Dasar gadis bodoh, aku tidak akan pernah mengkhianati mu" Ujar Ardian mengelap air mata Dania dan mengelus kepalanya

Ardian memeluk Dania kembali dan Dania menerima peluk kan Ardian. Ardian kini mencium wangi dari Diana wangi yang sangat nyaman juga tenang saat dicium.

"Aku merindukan mu Dania" Ujar Ardian yang masih memeluk Dania.

"Aku juga merindukan mu tuan muda Ardian"

"Oiya siapa pria tadi siang?" Tanya Ardian menatap mata Diana.

"hah? pria yang mana?" Tanya Diana bingung.

"pria yang tadi siang tertawa bersama mu di kampus" Ujar Ardian dengan nada cemburu membuat Diana ingin tertawa.

"ohhh Dia itu adalah seniorku, kenapa Ardian? kau tadi datang ke kampusku?" Tanya Dania

"hmmm"

"apakah tuan muda Ardian cemburu?" Tanya Dania yang menggoda Ardian.

"tidak" elak Ardian

"hahaha kau sangat manis saat berbohong" Ujar Dania mengelus rambut halus Ardian.

Ardian hanya diam diperlukan kekasihnya ini

"Apakah Bunga ini untukku?" Tanya Dania melihat sebuah buket bunga dan mengambilnya.

"iya, kau suka?" Tanya Ardian melihat kekasihnya tersenyum menatap buket bunga itu.

"iya sangat cantik" Ucap Dania dengan senyum manis andalannya.

"oiya besok aku akan mengajak mu kesuatu tempat"

Hai buat kamu makasih yaa Uda mau mampir baca cerita aku, oiya jangan lupa juga kasih like komen vote dan juga tambahkan ke Favorit yaa.

Terpopuler

Comments

Vanny

Vanny

namanya yg btul yg mana sih Diana atau Dania bingung amat

2022-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!