Serina mengusap lengannya gusar saat angin dingin Malam bercampur dengan AC menyentuh kulitnya, sudah hampir tengah malam dirinya menunggu Arga tapi suaminya itu belum menampakan batang hidungnya sama sekali, biasanya Arga akan pulang saat jam lima sore tapi itu dulu saat hubungan mereka baik-baik saja tapi sekarang Arga selalu pulang saat larut ataupun tidak pulang sama sekali.
Awalnya Serina tidak terbiasa dengan jadwal kepulangan dari Arga tapi sekarang setelah hampir sebulan berlalu dirinya mulai terbiasa atau lebih tepatnya terpaksa untuk terbiasa.
Klek!
Pintu rumah terbuka lebar menampilkan tubuh kekar milik Arga. Senyum Serina mengembang saat suaminya berjalan dengan gagah masuk ke dalam rumah.
Pria dengan tubuh lengkap menggunakan jas berwarna hitam itu sesekali menggosok rambutnya yang terlihat basah menggunakan handuk kecil dengan sebelah tangannya. Sedangkan tangan yang sebelah lagi menenteng sebuah tas kantor yang biasa pria itu bawa.
Dengan sigap Serina mengambil tas yang di bawa Arga.
"Mas? Kamu habis mandi?"
Pasalnya di luar sana sama sekali tidak ada tanda-tandanya hujan turun tapi kenapa suaminya ini seperti habis mandi.
Arga menghentikan gerakan tangannya. pria itu menatap tajam Serina yang berdiri tepat di hadapannya.
"Maksud kamu apa?!"
Serina tersentak kaget dengan suara menggelegar milik sang suami, sebenarnya Serina sudah terbiasa mendengar nada tinggi Arga sekarang tapi tetap saja dia masih sedikit terkejut.
Tas di tangannya menjadi sasaran cengkeraman dari Serina "Maaf a-aku hanya bertanya"
Arga berdecak kesal
"Lebih baik kamu urus dirimu sendiri dari pada mengurus sesuatu yang tidak berguna!"
Arga berjalan cepat melewati tubuh Serina yang masih diam mematung begitu saja, Serina merasa heran dengan emosi dari Arga beberapa hari ini dia hanya bertanya apakah Arga habis mandi. seharusnya pria itu menjawab dengan santai atau dia bisa menjawab jika ia mandi di kantor?.
Karena Serina tau jika Arga punya kamar pribadinya sendiri di kantor sesederhana itu tapi sepertinya tidak ada hari dimana Arga akan bersikap lembut kembali padanya, entah sampai kapan dia harus melalui masa pernikahan seperti ini yang pasti semua akan berakhir jika dia bisa memberikan keturunan secepatnya pada Arga.
Jantungnya berdenyut sakit setiap kali Arga melayangkan perkataan bernada ketus seperti tadi.
Serina menghela nafas dalam, Mengunci pintu utama lalu serina pergi menyusul Arga yang berlalu ke dalam kamar seorang diri.
Saat membuka pintu kamar dirinya bisa melihat jika suaminya itu terlihat sangat lelah, bahkan tanpa mengganti pakaiannya yang melekat di tubuhnya Arga sudah tertidur dengan lelap mengisi seluruh bagian kasur dengan tubuh besarnya.
Tidak ada yang bisa Serina lakukan sepertinya dia harus tidur di sofa lagi malam ini, sebenarnya dia bisa membangun kan Arga dan meminta pria itu untuk bergeser sedikit tapi Serina harus menelan semua pemikiran itu jika tidak ingin kejadian yang lalu terjadi lagi malam ini.
Serina melepaskan sepatu dan kaos kaki yang Arga gunakan kemudian meletakkannya di tempat yang seharusnya, menarik selimut lalu menutup setengah tubuh Arga menggunakan selimut itu.
"Selamat malam suami ku"
Cup
Serina menghadiahkan sebuah kecupan hangat di dahi Arga yang dulu sering kali ia lakukan, namun sekarang dia tidak akan pernah bisa melakukan semua itu jika Arga membuka matanya pria itu tidak menyukai saat Serina menyentuh nya dengan sembarangan.
Merebahkan dirinya di atas sofa yang berukuran tidak terlalu besar ataupun kecil Serina lagi-lagi hanya bisa menahan air matanya, mengingat segala perlakukan dari Arga yang sangat berbeda dari yang dulu seringkali membuat nya ingin sekali menyerah.
Memikirkan rumah tangga yang ia jalani membuat Serina mengantuk tanpa sadar mata indah milik nya terpejam dan membawanya ke alam mimpi.
Mimpi yang mungkin lebih indah dari pada hidup yang ia jalani sekarang.
.
.
"Serina!"
"Serina!"
Kedua mata Serina terbuka dengan lebar saat suara melengking menusuk telinganya jangan lupakan guncangan yang semakin keras yang dia rasakan.
"Mas Arga?" Serina mengucek matanya yang terasa berat.
"Apa begini kerjaan kamu setiap hari? tidur tidak ingat waktu, bukannya menyiapkan sarapan untuk saya kamu malah enak-enakan tidur hah?!" Arga berteriak marah. pria itu sudah siap dengan setelan kantornya tapi sepertinya sedikit kesusahan dengan Dasi yang ia kenakan.
Serina merasa bersalah karena dia bangun terlambat, bangun dari tempatnya tidur Serina mengambil alih dasi di tangan Arga untuk membantu suaminya bersiap.
"Maaf, biar aku bantu"
Arga yang lagi-lagi mendengar permintaan maaf keluar dari mulut Serina berdecih tidak suka.
"Maaf? cuma itu yang kamu bisa?" Ucapnya remeh.
Serina berusaha tidak peduli kedua tangannya masih fokus dengan simpul dasi di leher sang suami.
Tatapan tajam Arga tidak lepas dari wajah Istri yang sudah dia nikahi selama lima tahun ini, tidak banyak berubah masih cantik seperti dulu bahkan kelembutan dari Serina tidak pernah berubah.
Dia sadar sikapnya buruk beberapa bulan belakangan ini tapi entahlah setiap melihat wajah wanita di hadapannya ini membuatnya muak.
Serina tersenyum setelah menyelesaikan pekerjaannya "Sudah" suara lembut milik serina membangunkan lamunan dari Arga.
"Apa sudah ada tanda-tanda?"
Senyum lebar di wajah Serina lenyap seketika mendengar pertanyaan yang cukup sensitif untuknya.
Arga mengerti dengan keterdiaman istrinya, pria itu berusaha menahan emosinya.
"Sudah hampir enam tahun kita menikah, dan kamu belum juga memberikan anak untuk ku serina, kamu tau itu kan?" suara Arga terdengar tenang tapi Serina tau jika suaminya itu tengah menahan emosinya.
"Maaf Mas, mungkin tuhan belum mengijinkan kita untuk memiliki anak" Jawaban dari Serina membuat emosi yang Arga tahan meluap seketika.
Grep!
Arga mencengkeram dagu Serina dengan kasar.
"Ini semua adalah salah kamu! mulai sekarang jangan mengerjakan pekerjaan apapun! duduk diam saja di rumah!" Sentak nya kasar
Mendengar hal itu membuat Serina menatap tidak percaya pada Arga
"Mas? kalau begitu apa yang akan aku lakukan di rumah sebesar ini?" Dulu Arga melarangnya untuk bekerja setelah mereka menikah sebagai gantinya Serina hanya boleh mengurus segala pekerjaan rumah dan juga berkebun seadanya saja. tapi sekarang? apa yang akan Serina lakukan?.
"Jika kamu membantah lihat apa yang akan saya lakukan pada kebun di belakang rumah" Ancamnya.
Air mata Serina keluar begitu saja sikap Arga semakin menjadi-jadi sekarang.
"Bersiaplah untuk nanti malam, kita akan mencobanya lagi"
Brak!
Tubuh Serina merosot begitu saja ke lantai setelah Arga meninggalkan kamar mereka, Tubuhnya bergetar membayangkan jika mulai sekarang dia akan terkurung di rumah ini tanpa melakukan apapun.
Serina merasa jika hidupnya hanya akan menjadi pemuas nafsu milik Arga saja sekarang.
"Bantu aku Tuhan"
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Uthie
cerita gini emang nyesek dulu awalannya ya 😁😁👍
2022-08-06
1