Tubuh Serina merosot begitu saja ke lantai setelah Arga meninggalkan kamar mereka, Tubuhnya bergetar membayangkan jika mulai sekarang dia akan terkurung di rumah ini tanpa melakukan apapun.
Serina merasa jika hidupnya hanya akan menjadi pemuas nafsu milik Arga saja sekarang.
"Bantu aku Tuhan"
.
.
Seperti perkataan Arga tadi pagi Serina tidak melakukan apapun sejak pagi tadi, yang dia lakukan hanya lah menunggu kepulangan Arga dan menjalankan tugasnya sebagai seorang istri nanti malam.
Waktunya hanya dia habiskan untuk memasak dan menonton TV untung saja Arga tidak melarangnya melakukan hobinya memasak makanan jika tidak bisa-bisa dirinya mati karena kebosanan.
Saat ini Serina berada di kebun belakang rumah miliknya, kebun itu sudah ada sejak lima tahun yang lalu Arga menghadiahkan sebuah lahan kosong untuk dia tanami berbagai macam tumbuhan, Di awal pernikahan Arga dan Serina sering kali mengurus kebun itu bersama-sama. dan satu hal yang membuat Serina sangat menyayangi kebun miliknya itu.
Pohon Cherry
Pohon yang dia tanam tepat di tengah-tengah semua tanaman miliknya, tidak terlalu besar tapi pohon itu adalah hadiah pernikahan yang Ayah dan ibunya berikan untuknya pohon itu ia dan Arga tanam pertama kali saat mereka pindah ke rumah ini karena itulah kebun itu sangat berarti untuk hidupnya.
Tapi sepertinya Arga tidak menganggap kebun itu berharga seperti Serina walaupun Serina tau jika Arga sedang mengancamnya tapi seharusnya pria itu tidak menyebut kebun miliknya sebagai bahan ancaman. katakanlah Serina terlalu berlebihan tapi memang dasarnya kebun itu adalah salah satu hal yang berharga untuk Serina.
Serina bangun dari duduknya saat dia rasa langit sudah mulai gelap dirinya ingat jika Arga berpesan untuknya bersiap nanti malam itu tandanya Arga tidak akan pulang malam lagi hari ini. walaupun dia tau jika kepulangan Arga karena ada yang pria itu inginkan tapi tetap saja Serina cukup dengan hal itu.
Memikirkan Arga yang akan datang rasa sakit di hatinya hilang seketika membayangkan suaminya yang tidak pernah pulang awal sekarang akan kembali seperti biasanya. dia tidak boleh membuang kesempatan yang entah kapan akan datang lagi.
"Ayo Serina waktunya bersiap"
.
.
Serina baru menyelesaikan mandinya saat pintu kamar terbuka dengan lebar menampakkan Arga dengan setelan jas kerjanya, Melirik sejenak ke arah jam dinding yang berada di samping kirinya. jam lima sore Arga pulang lebih awal dari biasanya.
Dengan senyum mengembang Serina menghampiri Arga, hanya menggunakan handuk yang menutupi tubuhnya dari dada hinggan pertengahan pahanya, Serina tidak malu toh mereka sudah menikah selama lima tahun ini Serina sudah terbiasa.
"Mas kamu pulang lebih awal?" Ucapnya sambil mengambil alih tas di tangan Arga.
Arga mengangguk menatap Serina sejenak kemudian berlalu menuju kamar mandi. selagi suaminya berada di dalam kamar mandi Serina mulai menyiapkan pakaian yang akan Arga gunakan nantinya.
Lima belas menit kemudian Arga keluar dari kamar mandi bersamaan dengan Serina yang juga baru saja kembali dari bawah setelah membuatkan susu hangat untuk Arga.
Arga menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil, pria itu tidak langsung memakai pakaian yang sudah Serina siapkan Arga berjalan dengan hanya di tutupi handuk pada bagian bawahnya kearah Serina.
"Ini minumlah" Serina menyodorkan Satu gelas susu hangat pada Arga yang langsung di terima baik oleh pria itu.
Baru saja Serina ingin pergi untuk mengambil pakaian Arga tadi, suaminya itu terlebih dahulu mencekal lengannya.
Serina menatap bingung pada Arga "Ada apa Mas?" tanya nya
Arga menyodorkan kembali Susu yang tinggal setengah untuk Serina.
"Minum itu" titahnya
Tidak ingin membuat Arga kesal Serina langsung mengambil gelas yang berisi susu itu kemudian meminumnya sampai habis.
"Aku mau taruh gelas ini dulu"
Grep!
Lagi, Arga kembali menahan Serina yang akan pergi dari sisinya
"Kita harus menyelesaikan ini dengan cepat" begitulah Arga sekarang, tidak ada kata-kata manis untuk istrinya pria itu langsung melakukan apa yang harus mereka lakukan malam ini.
Belum Serina menjawab Arga terlebih dahulu menarik tubuhnya agar merapat pada pria itu, Serina bisa merasakan kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit telanjang milik Arga.
"Kamu tau? Saya sangat menyukai tubuh mu ini"
Serina menutup matanya saat Arga mencium lehernya lembut, kecupan pria itu terus berpindah pindah dari leher sampai bahunya yang terbuka.
"Mas"
Bibir dingin Arga beralih pada Bibir manis istrinya, mengusap bibir itu dengan jarinya kemudian mulai menyatukan bibir keduanya dengan perlahan. Serina bisa merasakan sisa-sisa susu yang baru saja mereka minum tadi dari mulut Arga.
Kedua lengan Arga sudah melingkar dengan posesif pada pinggang sang istri, tangannya menyentuh ujung baju yang Serina kenakan kemudian mengangkatnya keatas melewati tubuh Serina begitu saja, saat ini Serina hanya mengenakan pakaian dalam sedangkan Arga masih dengan Handuknya tadi.
Bibir keduanya terlepas menyisakan benang-benang saliva yang bercampur dari bibir keduanya.
Arga berdiri menjauhi tubuh Serina, kemudian pria itu membuka lilitan handuk di pinggangnya di hadapan Serina tanpa malu. Melihat tatapan Arga yang tidak lepas dari tubuhnya membuat rasa malu Serina membuncah wanita itu menundukkan wajahnya dalam.
"Jangan tundukan wajahmu"
Serina mengangkat wajahnya
"Bukan kah kita sudah biasa melakukannya? kenapa malu?" Bukan datang menghampiri Serina Arga malah duduk di atas kasur dengan kondisi yang masih telanjang.
Serina bahkan bisa melihat 'milik' Arga yang sangat besar itu terlihat jelas.
"Ke marilah" titahnya
Serina berjalan kerah Arga duduk, saat dia sudah sampai di hadapannya pria itu lalu menyuruh nya untuk melepaskan pakaian dalamnya juga di hadapan Arga.
"T-tapi Mas" bagaimana Serina bisa melakukan hal itu?
"Lakukan Serina"
Mendengar nada bicara Arga yang mulai meninggi Serina langsung menurutinya.
Melepaskan kaitan Bra yang ia pakai kemudian menjatuhkannya ke lantai kamar, lalu Serina beralih pada dalamnya dan melakukan hal yang sama pula.
Kini mereka sama sama tidak mengenakan apapun di ruangan itu.
Tanpa membuang waktu lagi Arga langsung melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan sejak tadi sentuhan demi sentuhan Arga berikan di tubuh sang istri berharap jika benih yang dia taburkan akan menghasilkan anak seperti yang mereka inginkan.
Setelah menghabiskan malam yang panjang Arga memeluk Serina dengan erat, pandangan Arga jatuh pada perut rata milik Serina.
Serina berjengit kaget saat Arga mencium permukaan perutnya dengan lembut, air matanya menetes saat Arga berbisik lirih di perutnya.
"Tumbuhlah dengan baik"
Arga sangat menginginkan seorang anak tapi Serina tidak bisa memberikannya, wanita itu merasa sangat bersalah setelah semua yang Arga berikan untuknya Serina tidak bisa memberikan apapun padanya.
"Maaf..." Lirihnya
TBC.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Lita Yanis
emngnya kesalhn TDK bisa hamil dri Cwek az??, bisa jdi si cowoknya mandule, JD jgn sll d salhkn cewek laah
2023-04-03
0