Zafran.

Happy Reading :)

.

.

.

Semilir angin menghantam tubuh pria gagah yang tepat berada di balkon. Dia tersenyum seraya memikirkan apa yang telah terjadi pagi tadi saat di kantin.

"Entah kenapa aku selalu memikirkan dia, bahkan itu setiap saat." katanya dalam hati.

Dia wanita yang cantik, pintar, cerdas, bahkan dia sangat berperilaku baik. Banyak para pria yang ingin bersanding dengannya, tapi entah mengapa dia selalu menolak setiap pria yang mengajaknya untuk bersama maksudnya berpacaran atau apalah itu.

POV mode on.

Aku selalu ingin tahu apa yang selalu membebani hidupnya, bukan maksud apa-apa sih lantaran dia selalu merasa sedih saat menyendiri, bahkan sempat aku melihatnya menangis di taman kampus. Aku sangat penasaran apa yang dia alami selama ini, lantaran dia orang yang periang selalu tersenyum bahkan tidak pernah menampakan kesedihan di wajahnya saat kami semua berkumpul. Tapi entah lah kalau dia menyendiri selalu sedih bahkan menangis. Aku sering melihatnya begitu bahkan mungkin udah sejak lama aku mengetahuinya.

Dan pada akhirnya aku memutuskan untuk mendekati dia dan perlahan aku tanya apa yang membebaninya selama ini, dan dia hanya tersenyum dengan menjawab tidak apa-apa. Aku hargai jawaban dia lantaran aku bukan siapa-siapa yang bisa mencampur urusi masalahnya.

Aku cerita apa yang ku lihat selama ini pada dirinya. Dia menangis saat aku mengatakan itu. Aku tidak tega melihatnya menangis begitu, lalu dia perlahan mengatakan bahwa ia adalah orang yang paling tidak beruntung menjadi anak. Dia tidak akrab dengan orangtuanya lantaran selalu sibuk dengan pekerjaannya. Dia hanya menceritakan singkat apa yang ia rasakan selama ini, dan aku pun memahami apa yang ia rasakan. Aku tidak bisa membantunya karena takut salah, dan hanya bisa memberikan kata-kata yang bisa membuatnya tenang untuk membuatnya semangat untuk menjalani hidup ini.

Aku kaget saat dosen tadi membacakan daftar nama anak yang akan pergi untuk penelitian di luar kota karena ada namanya di daftar list tersebut. Sebenarnya aku tidak mau ikut tapi setelah mendengar namanya di daftar aku dengan semangat memutuskan akan ikut. Dua sahabatku kaget karena mereka tahu niat awal ku tidak akan ikut, tapi kok tiba-tiba minta ikun. Pada akhirnya aku memaksa dua sahabat ku itu untuk ikut juga. Awalnya mereka menolak keras tetapi aku bersikeras memaksa dan akhirnya mereka terpaksa menyetujui kemauan ku.

Aku melihatnya di kantin bersama temannya. Aku mencoba mengajaknya untuk pergi bersama. Aku memanggilnya dan dia kaget lantaran aku panggil dengan nama "Za". Ya karena selama ini kami semua memanggilnya Aisyah atau Ais, jadi kali ini aku panggil Za karena aku ingin berbeda dari yang lain. Intinya aku ingin spesial,hahaha.

Aku senang lantaran dia menyetujui ajakan ku, walau awalnya dia ragu karena ia kira cuma berdua saja, tapi aku bilang kita berempat. Sebelum ini aku sudah menduga kalau dia akan ragu aku ajak bersama makanya aku memaksa sahabatku itu untuk ikut. Haha jahat gak sih aku, tapi tak apa lah yang penting aku bisa sama Si Za.

Aisyah Mumtaza. Nama yang selalu ada di pikiranku. Nama yang tercantum di dalam hatiku, yang selalu membuat hatiku berdebar jika ada dia di dekatku, orang yang selalu memberi pelajaran bersyukur tentang kehidupan, seorang gadis yang kuat, gadis yang tidak pernah melakukan hal-hal yang membuat dirinya rusak, seseorang yang selalu menunjukan kebahagian dalam dukanya. Ya dia lah gadis yang selama ini aku sukai.

Dan yang paling penting adalah aku sangat-sangat kagum padanya, lantaran di saat di terpuruk menghadapi masalah yang dia alami ia tetap tegar dan menunjukan kepada dunia kalau dia adalah orang yang bahagia. Dia selalu mengambil jalan positif walau pun tidak ada kasih sayang dari orangtuanya. Bahkan menunjukan bahwa dia orang yang sangat bisa dicontoh oleh semua orang di kampus, karena dia orang yang cerdas, pintar, bahkan orang yang berprestasi. Karena aku lihat diluaran sana banyak orang yang mengalami hal serupa dengannya tetapi malah mengambil jalan yang salah, dengan melakukan tindakan yang tidak senonoh yang membuat dirinya sendiri rusak, tetapi Aisyah bukan orang yang seperti itu. Dan itu yang aku kagum dan suka dari dia.

Apakah rasa ku ini adalah cinta??? Kalau memang benar dengan tegas aku akan mengungkapkan kepada dunia bahwa "Aku cinta kau Za, ya aku mencintaimu Aisyah Mumtaza."

@@@~~~@@@

Bagaimana chap ini? sudah tahu bukan kalau Zafran mencintai Aisyah, jadi kalau memang Aisyah mencintai Zafran berarti tidak bertepuk sebelah tangan bukan? :)

Thank You💞

@dinda_mahardhika21

Terpopuler

Comments

Windye Indie Prakoso

Windye Indie Prakoso

Lanjut thor

2020-12-08

0

Rena Karisma

Rena Karisma

keren💕💕💕💕

2020-09-19

0

🕯️

🕯️

mantapp

2020-08-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!