Ziana terbangun kala mendengar sayup-sayup suara adzan subuh. Ia melenguh ingin berdiri untuk bangkit menuju kamar mandi tapi benda berat yang seakan menimpa separuh tubuhnya membuat ia kesulitan untuk bangun.
" apa ini.".
Ziana menoleh kesamping kanannya, tempat dimana benda berat yang ia pikir bantal itu terdengar mendengkur.
'astaga ini bukan bantal guling tapi pak bara.'
Ziana menutup mulut shock, ia memindahkan tangan dan kaki bara yang melilit tubuhnya.
Secara perlahan Ziana beranjak dan berjalan mengendap-endap menuju kamar mandi sesampai dikamar mandi ia menghembuskan nafas lega.
" fyuihh, akhirnya. dasar kobaran api seenaknya saja dia memelukku, meski dia suami ku tapi kan.". Pipi ziana tampak memerah kala terbayang gimana posesifnya pria yang baru saja menjadi suaminya itu memeluk ziana erat.
" OMG ana, dia mungkin tak sadar jadi jangan geer kamu." Ziana mematut dirinya dikaca kamar mandi
"ck, dasar kobaran api." umpat Ziana seakan mengejek nama pria itu.
Ziana memutuskan untuk mandi sebelum melakukan solat subuh, ia tak ingin berada terlalu lama berduaan dikamar bersama pria itu.
Hari ini Ziana memutuskan untuk kembali bekerja, ia tak ingin berdiam diri dirumah karena pasti akan sangat membosankan.
Sebelum berangkat kerja ziana menyiapkan pakaian untuk dipakai Bara kekantor.
ya, semalam ia mendengar pria itu juga akan kekantor saat bicara dengan elang di bawah.
Setelah itu ia memutuskan untuk membantu bik Jum didapur.
"pagi bik." sapa ziana ramah.
" eh pagi non."
" aku bantu ya bik."
" gak usah non, biar bibik dan yang lain saja."
"udah bibik kerjain yang lain aja, biar ana yang masak." ujar ziana seolah tak dapat dibantah.
bik Jumi hanya mengalah dan memilih mengerjakan pekerjaan lain.
*********
Bara melenguh merentangkan tangannya kala sinar mentari masuk mengenai wajahnya, ia memandang kesisi sebelahnya. tampak kosong dan tak ada siapapun.
" kemana gadis itu?. ucap bara
" perasaan semalam dia tidur disisiku."
Ya, bara memang memutuskan untuk tidur seranjang dengan istrinya, karena pria itu beranggapan ini bukanlah cerita dinovel-novel, lagian ia tak ingin membuat badannya sakit karena memutuskan tidur di sofa.
bara berdiri celingak-celinguk mencari sang istri, kamar mandi tampak kosong, pria itu beralih menuju walk in closet, diatas sebuah kursi dengan bentuk bulat tersedia baju dan perlengkapan yang akan ia gunakan hari ini kekantor.
Bara menyunggingkan senyum, Hari pertama ia menyandang status sebagai suami ternyata tidaklah buruk.
" gadis itu punya selera yang bagus juga." ucap bara
Kemudian pria itu memutuskan mandi untuk bersiap kekantor.
Beberapa menit kemudian terlihat berbagai menu tertata rapi di meja, Menurut bik Jumi suaminya jika pagi akan memakan apapun yang dihidangkan bik Jumi, bara termasuk pria yang tak ribet soal makanan.
Bara terlihat menuruni tangga dengan penampilan rapi dan tampan seperti biasa, Aroma masakan langsung menusuk hidungnya membuat perut pria itu bertambah lapar.
Diatas meja tertata berbagai menu, ada nasi goreng, udang goreng tepung.
Bara menatap sepiring nasi goreng yang sudah tersedia dipiring untuknya.
matanya beralih kearah udang goreng tepung
Bara memutuskan duduk dan segera menyantap nasi goreng tersebut.
"tunggu sepertinya ini bukan buatan bik Jumi, ini lebih enak." puji Bara
"bik." Bara sedikit berteriak memanggil bik Jumi namun bukan bik Jumi yang datang melainkan sang istri dengan secangkir teh hijau ditangannya.
" ini mas." Ziana menyerahkan secangkir teh hijau tersebut.
"Siapa yang masak?" Tanya Bara dingin
Ziana menatap bara dengan perasaan takut.
' apa gak enak ya, muka kobaran api ini agak lain, mati lah aku.' batinnya khawatir.
" aku mas, kenapa?" Tanya Ziana takut
" apa masih ada?, bawakan bekal untukku." Ujar bara
' astaga apa tadi katanya.' cengo Ziana
Tanpa pikir panjang Ziana beranjak ke dapur menyiapkan dua wadah untuk bekal, satu untuknya tentu. karena sepertinya ia tak sempat sarapan. Tak lupa ziana juga membawakan udang tepung, ia letakkan masing-masing dikotak berbeda.
Bara memakan nasi goreng hingga tandas tak tersisa.
"enak juga masakan gadis itu." puji Bara
"mas, aku berangkat ya." Pamit ziana
" kau tak sarapan?" Tanya bara
" gak sempat mas, hari ini ada meeting di divisi kami, aku sarapan dikantor saja." Ziana menyerahkan bekal bara dan menunjukan bekal miliknya pada bara
"ikutlah bersamaku, aku akan mengantarmu."
" gak usah mas, aku naik ojek saja."
" ikut bersamaku atau gak usah kekantor sama sekali." Ancam pria itu
Ziana bergidik takut, Ia terpaksa mengangguk patuh mengekor dibalik sang suami.
20 menit kemudian ziana menyuruh supir untuk berhenti
" kenapa?" Tanya bara
" mas, aku berhenti disini saja, sudah dekat."
" nanggung tinggal sedikit lagi."
"please, aku gak siap diserang fans kamu yang brutal."
Bara mendesah nafas kasar, kemudian ia terpaksa mengangguk pasrah, Ziana turun dan memutuskan berjalan kaki sedikit menuju kekantor.
*******
jangan lupa singgah ya, like, commen juga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
vall
kayanya ini dia udah jatub cinta sama istrinya gegaramasakan. memang kekuatan masakan itu gak bisa boong hihihu
2023-08-23
2