MALAM PERTAMA.

Ziana melangkahkan kaki nya menuju sebuah rumah dengan desain khas ala Eropa, pernikahan telah usai dan disini lah ia sekarang disebuah tempat asing.

Seorang pria dengan stelan jas dan wajah yang kaku mengikuti nya dari belakang, Ia tahu betul pria itu adalah asisten dari Bara yang kini berstatus sebagai suaminya.

Elang wirawan, asisten sekaligus sahabat Bara, berbeda dengan bara. Elang adalah sosok yang hangat namun jika dihadapkan pada pekerjaan ia sosok yang keras kepala, dingin dan cukup gesit dalam bekerja.

Bara memutuskan langsung memboyong istrinya itu menuju mansion pribadi miliknya, setelah melalui berbagai cara untuk membujuk ibunya agar mengizinkan mereka tinggal dirumah mereka sendiri,

" mama, Ziana mohon izinkan kami pergi, Ziana janji akan sering-sering kesini." Ziana bersuara pada akhirnya ketika ia melihat bara mulai putus asa membujuk wanita itu.

Akhirnya sang ibu menyetujui mereka untuk tinggal dimansion pribadi milik bara dengan syarat mereka harus sering-sering berkunjung.

" nona, silahkan masuk nanti bibik akan mengantar anda menuju kamar anda dan tuan." Pria muda yang berwajah tampan itu membuka pintu mansion bara yang megah dan mewah.

" panggil Ziana saja pak." Ziana terbiasa memanggil elang dengan panggilan pak

" sekarang anda adalah istri tuan bara, jadi jangan memangil saya pak, panggil Elang saja." Pria itu tampak tersenyum hangat.

' baiklah." Putus ziana tanpa membantah, mereka memasuki rumah dan ia sudah disambut oleh beberapa asisten dan seorang wanita paruh baya yang tersenyum hangat, beberapa asisten pria mengambil alih koper milik Ziana yang tadinya dibawa oleh Elang wirawan selaku asisten Bara.

" selamat atas pernikahannya non, saya bik Jumi, kepala asisten di mansion ini" Sambut bik Jumi

" terima kasih bik."

" mari non."

ziana melangkah sembari menatap sekitar seakan mencari sosok pria yang kini berstatus sebagai suaminya, usai pernikahan mereka tadi pria itu tak menampakkan batang hidungnya.

Bik Jumi mengantarkan Ziana kekamar yang berada dilantai dua, kamar ini identik dengan kamar pria, dindingnya berwarna gelap dan barang-barang tertata rapi, sepertinya kamar ini didesain secara khusus oleh sipemilik.

' hm..aku merindukan kamar ku yang dulu, aku tak suka kamar ini, sungguh suatu saat aku akan mengganti desain kamar ini.' pikir Ziana menatap kesal.

" non mari masuk." Bik Jumi menghampiri Ziana yang tampak melamun di pintu kamar, entah apa yang dipikirkan wanita muda ini.

" eh iya bik."

Ziana memasuki kamar yang beraroma maskulin itu.

"hm bik tunggu." Ziana menatap wanita tua dihadapannya, menghentikan langkah pelayan tua itu ketika ia melihat bik Jumi hendak memundurkan langkahnya seperti ingin undur pergi keluar kamar

" iya non."

" dimana pak bara?"

Bik jumi menatap wanita muda yang kini berstatus sebagai istri bara , ia tersenyum lembut.

" tuan bara sedang di ruang kerja bersama tuan elang, nanti beliau menyusul."

" hm baiklah bik, terima kasih."

" jika ada yang diperlukan, non bisa memanggil saya atau yang lainnya."

Ziana mengganguk

************

" El , ingat kau harus selesaikan ini secara cepat."

"iya boss."

jika hanya berdua saja elang akan memanggil bara boss atau bro.

" sekarang pulang lah, aku sudah lelah."

" tumben boss tidur jam segini?" Elang menaik-turunkan alisnya seakan menggoda Bara dengan senyuman penuh arti

" kau." Bara menatap Elang kesal

" iya aku tau boss, inikan malam pertama mu, pergilah boss aku tau kau sudah tak sabar."

" bajingan kau, pergi kau." Bara melempar pulpen emosi dan benda itu tepat mengenai pelipis Elang.

" kau kasar sekali boss." Elang memegang pelipisnya yang sedikit berdarah, tak ingin menjadi sasaran kekesalan Bara lagi, pria yang sudah menjadi sahabat bara cukup lama itu memutuskan pamit pulang.

" boss, jangan kasar-kasar mainnya seperti nya nona masih perawan." Teriak Elang sembari memegang handle pintu dan buru-buru menutupnya ketika melihat bara tampak semakin kesal dan hendak mengejarnya.

"kurang ajar kau El!!"

***********

Bara memasuki kamarnya, matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata Ziana yang baru keluar dari kamar mandi.

" kau sudah mandi?" tanya Bara kikuk

" sudah pak." Ziana menundukkan kepala, baru kali ini ia berinteraksi dengan pria yang menjadi boss nya di kantor dan kini pria itu telah menjadi suaminya.

" panggil mas saja kalau dirumah."

"ehm iya mas." lirih ziana namun seakan menyembunyikan rona di pipinya

" tidurlah, aku ingin mandi dulu." dua insan itu seakan kehabisan kata-kata hendak berbasa-basi tapi bingung ingin membahas topik apa.

Bara melangkah memasuki kamar mandi, dan menutup rapat kamar mandi.

" apa dia akan meminta nya malam ini? oh my God aku belum siap" lirih Ziana takut

" bagaimana kalau dia memaksa?"

" ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan." Ziana seakan beradu argumen dengan pikirannya sendiri, wajahnya tampak pucat.

" oke, tenanglah Ziana, tarik nafasmu, aku rasa pria itu tak menyukai ku jadi kau bisa tenang, dan aku pikir dia tak akan menyentuhku, oke mari tidur." Ziana tampak tersenyum riang menghampiri ranjang berukuran besar itu kemudian menghempaskan tubuhnya di ranjang tersebut.

" kalau dinovel-novel, biasanya sang istri tidur di sofa, kali ini aku akan tidur di ranjang saja, biar pak Bara saja yang tidur di sofa.". Ziana terkekeh membayangkan suaminya itu tidur di sofa, tanpa sadar Ziana terlelap begitu cepat.

30 menit kemudian Bara keluar dari kamar mandi, pria itu tampak mengunakan boxer dan hanya bertelanjang dada karena ia tak bisa tertidur memakai baju,walk in closed memang berada satu ruangan dengan kamar mandi. Bara melangkah kearah ranjang, menatap gadis asing yang kini sudah berstatus sebagai istrinya, gadis itu tertidur pulas sekali.

ini malam pertama nya, mengingat malam pertama menimbulkan senyuman dibibir bara, bagi pria normal malam pertama adalah malam spesial bagi mereka begitu pula bagi bara, tapi ia tak mencintai gadis itu tepatnya ia tidak akan pernah mencintai istrinya.

" dia sudah tidur."

Bara menatap kearah istrinya kemudian pria itu tampak melangkah keluar.

" aku berharap dia tidak mencintai ku, karena aku takkan bisa mencintai gadis manapun lagi." ucap bara

Dua orang yang tadinya asing kini disatukan dalam mahligai pernikahan, luka bara sudah terlalu dalam dan ia berharap Ziana tidak menaruh harapan besar padanya, ia takkan pernah mencintai gadis itu.

***********

DASAR BARA, AWAS YA NANTI KALAU JATUH CINTA SAMA Ziana.

Terpopuler

Comments

Nurwana

Nurwana

jgan biarkan ziana yg jatuh cinta dluan Thor.... biarkan bara berjuang tuk mendapatkan hatinya ziana.

2023-11-28

2

vall

vall

semamgTkKak mampir di aku juga ya Ujian menjado seorang Istri

2023-08-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!