Rumah baru

Dua hari berlalu..

Hari ketiga menjadi seorang istri, Ayuni merasa hidup nya tidak senyaman seperti dia tinggal di rumah bunda nya ataupun di pesantren.

Butuh penyesuaian diri lagi untuk dirinya bisa nyaman tinggal di rumah baru, ya saat ini Ayuni sudah tinggal di rumah yang di hadiahkan mertuanya.

Ceklek..

Devan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit menutupi bagian bawah nya saja.

Pait pait.. batin Ayuni yang melihat bulu-bulu halus di bagian atas perut dan dada suaminya.

"Ganti kemeja nya, aku mau warna biru untuk hari ini" kata Devan mengambil celana yang di siapkan Ayuni.

"Kenapa masalah warna harus di ribetin, tinggal pake juga" balas Ayuni tidak mengerti.

Toh warna apa saja ujung-ujungnya sama yaitu akan di pakai dan menjadi bau keringat, demi apa dia benar-benar tidak habis pikir.

"Pokoknya ganti jadi biru" tegas Devan berlalu ke ruangan ganti.

Ayuni menarik nafasnya panjang dia langsung berjalan ke almari untuk mengambil kemeja yang di inginkan suaminya.

Dan setelah mendapatkan kemeja warna biru Ayuni langsung mendekati ruang ganti, dan di saat bersamaan juga dia melihat suaminya yang akan melepaskan handuk nya.

"Aaa jangan di lepas dulu, ini kemeja nya" kata Ayuni sambil membuang muka ke samping.

"Masuk dan simpan di sana" titah Devan malah melanjutkan memakai celananya.

Dia sengaja melakukan itu, dan Ayuni tau itu karena selama tiga hari menikah Ayuni sekalipun belum pernah memperlihatkan wajah nya.

Setelah menyimpan kemeja itu Ayuni langsung buru-buru pergi dari kamar, dia memilih membantu bibi pembantu menyiapkan sarapan karena tugasnya sudah selesai.

"Non biar bibi saja, non duduk saja" kata bibi pembantu merasa sengah sendiri melihat penampilan majikan nya.

Bagaimana tidak Ayuni memakai syar'i yang kain nya bahkan menyapu lantai, bukan apa-apa bibi pembantu takut majikan nya terjatuh dan itu akan berakibat buruk untuk dirinya.

"Tidak apa bi, itung-itung latihan biar jadi istri gesit" balas Ayuni santai.

Bibi pembantu tak lagi menjawab, dia bingung menjawab apa dan maka dari itu ia memilih kembali melanjutkan pekerjaan nya.

Devan menuruni tangga dengan penampilannya yang tampan, Ayuni melihat itu hanya diam sesekali dia juga melirik dan sedikit kagum dengan ketampanan suaminya.

Menyukai pria tampan itu tidak dosa, apalagi pria tampan itu suami sendiri. batin Ayuni tersenyum di balik cadar hitam nya.

Devan yang baru sampai di meja makan melihat Ayuni, lama dia menatap Ayuni sampai akhirnya lamunan nya di buyarkan oleh suara gadis bercadar itu.

"Jangan menatap ku, nanti kakak mencintaiku" celetuk Ayuni santai.

"Ck, percaya diri sekali" sahut Devan salah tingkah.

Ayuni melihat itu tergelak, lalu mengambil piring dan menyimpan nya di meja dekat suaminya.

"Percaya diri itu penting, kalau tidak percaya diri aku tidak akan bisa berhadapan dengan kakak yang dulunya tidak mengenal ku" jelas Ayuni sambil mengisi piring nya dengan nasi goreng.

"Mau telor mata sapi?" tanya Ayuni.

"Aku tidak ingin nasi goreng" balas Devan.

"Makan roti tidak mengenyangkan, lagi pula roti mahal mending makan nasi yang mengenyangkan dan harga nya terjangkau" lanjut Ayuni lagi.

Dan setelah itu Ayuni kembali ke tempat duduk nya, dia mengisi piring nya dengan nasi goreng dan telor mata sapi.

Aku heran apa yang dia tunggu untuk memulainya. batin Devan.

🌹

Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏

Terpopuler

Comments

Oma Yoma

Oma Yoma

kok ayuni kasar & bantah terus ke suami yaa?

2022-11-01

2

githa.rhma

githa.rhma

betul tuh percaya diri itu penting apalagi utk menghadapi suami yg belum cinta ma istri kek gtu 😅

2022-08-24

2

Ninik Ningsih

Ninik Ningsih

kenapa Ayuni klau manggil ke suami TDK pakai mas,kakak atau apalah

2022-07-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!