1 minggu ini ia mencoba menelfon ponselnya sendiri namun selalu ada jawaban ‘ no yang ada tuju sedang tidak aktiv’ ia menggunakan ponsel teman seprofesinya yang tinggal didesa sebelah.
“mau coba lagi Dah?” Tanya Aina yang duduk disampingnya dibangku kantin.
“bolehkah jika aku pinjem ponselmu lagi?”, tanyanya tak enak hati walau ia sempat ingin mengganti pulsa namun Aina dengan tegas menolak.
“bolehlah.. lihat kamu murung tuh bikin hati aku juga ikutan murung”, katanya.
“lebay banget sih”
“emang ia.. udah nih..” jawabnya lalu menyerahkan ponsel android berlogo apel digigit keluaran terbaru itu.
Kali ini panggilannya menyambung menciptakan mebun senang dan senyum harapan dimatanya.
“nyambung?” Tanya Aina berbisik dan Indah mengangguk beberapa kali dari saking senangnya.
Hingga…
Hallo..” ucap seseorang diseberang,
Ia hallo.. eh..”
Indah jadi bingung dan minta pendapat pada sahabatnya itu yang membuat Aina tepuk jidat karna sahabatnya yang memang introvert walau tidak takut untuk bersosialisasi hanya saja sahabatnya ini memang tak pandaipun dalam berkomunikasi, selalu ada rasa tak enak, malu dan sungkan lebih dominan padanya.
“ia kenapa?” Tanya diujung sana tak sabaran
“be..begini.. ponsel yang anda angkat ini ponsel saya” ucapnya tanpa basa basi , lagi Aina menepuk jidatnya.
“oh ya” ucap disebarang sedikit tak percaya
“ia benar sungguh saya tidak berbohong”, ucap Indah sedikit memelas penuh keyakinan, dia tidak tau saja jika diujung sana seseorang yang mengangkat telfon terkekeh tanpa suara ‘ memang masih bocah lah.. suaranya aja masih kayak anak-anak gini’ batin seseorang itu.
“halo..” periksa Indah karna tak ada tanggapan.
“oh ya.. hallo.. beritahu saja alamatmu nanti saya akan paketkan” jawabnya santai, Indah sedikit ragu, namun ia ingat bahwa allah tidak menyukai orang yang suka berprasangka buruk jadi Indah meng iakan ia menyebut sederat alamat. Setelahnya sambungan telfon terputus.
“kok kamu maen seenaknya kasih alamat sih Dah” protes Aina setelah selesai menelfon.
“heum.. aku mencoba percaya Na.. kita tidak boleh berprasangkan buruk pada orang lainkan.. lagian dari suaranya sepertinya orang baik”, jawabnya sedikit tak yakin
“aisssh teori dari manalah itu”
“huft… udah yuk.. udah masuk nih” akhirnya “oh ya nanti aku transfer pulsa yang kepakek tadi”
“bilang gitu lagi aku ceburin kamu kerawa” katanya dengan jelingan tajam membuat Indah terkekeh., mereka berjalan beriringan menuju kelas mereka masing-masing Indah yang mengajar di kelas 2 sedangkan sahabatnya di kelas 1 yang dimana Aina selalu merengek meminta diganti dengannya, itukan keputasan kepala sekolah.
######
Zain masih memikirkan tentang suara bocah yang tadi siang jam istirahat menelfonnya, setelah satu minggu ponsel itu ia non aktivkan dan baru kali ini ia membukanya karna sibuk dikantor yang dia rintis dari bawah hingga berkembang pesat seperti sekarang ini.
Setelah pulang dari Aceh dan kembali keBandung walau sang ibu sedikit tak rela tapi dengan pengertian dirinya dan sang ayah akhirnya sang nyonya rumah luluh juga untuk melepaskan putra keduanya ini.
“alamatnya juga sama diBandung.. desa ya..” monolognya, Zain mengambil gagang telfon berbicara pada seseorang hingga dibalik pintu seorang itu masuk, dengan pakaian sopan dan formal walau terkesan ketat.
“ada apa pak?” tanyanya dengan nada lembut setelah berada dihadapan Zain dengan meja sebagai penghalang mereka.
“bukankah sudah kubilng kenakan pakaian tertutup kenapa pakaianmu masih seperti itu”, tandasnya dengan nada datar tanpa menatap wajah perempuan didepannya yang sudah tertunduk dan wajah memerah menahan malu.
“bukankah saya sudah berjilbab pak”
“ya tapi semuanya masih Nampak, kenakanlah yang lebih sopan.. kamu perempuankankan..lindungi maruah kamu, jangan salah paham padaku.. hanya saja saling mengingatkan sesama muslim itu wajibkan”, perempuan itu tersipu,semua perkataan Zain terhadapnya ia anggap seperti sebuah perhatian.
“ia pak..”
“oke.. besok apakah jadwalku padat?” tanyanya mengganti topic yang seharusnya hal itulah yang dibahas bukan soal pakaian sekertarisnya, yang seharusnya laki-laki, karna sakit jadi untuk sementara ia mengambil karyawan lain yang mampu mengemban tugas itu.
“eum.. hanya ada satu jadwal yaitu pertemuan dengan client diDESa xx” hati Zain bersorak senang yang entah kenapa dengan dirinya tapi sebanarnya ia senang karna bertepatan jadi dia gak sok meluangkan waktu hanya untuk mengantarkan ponsel sibocah itu walau tadi dia bilang akan dikirim lewat kurir namun rasanya tidak sopan.
“oke kamu boleh keluar”
“baik pak..permisi.” pamitnya membukung sopan lalu pergi.
Dikantor yang didirikannya sendiri ini dengan dibari nama MZA CROUP memberikan tata tertib wajib yati menghentikan pekerjaan ketika adzan dan melaksanakan sholat berjamaah dimushalla yang memang disediakan di kantor ini, lalu wajib bagi perempuan muslim yang bekerja di MZA menutup auratnya yaitu berhijab bagi non muslim perempuan harus berpakaian sopan, sedangkan untuk lelaki tak ada ketentuan yang penting sopan.
MZA CROUP yang pusat kantornya ada di Bandung yang sekarang tengah mengelola bisnis kain dan berencana membangun sebuah sekolah DESA yang disebukan tadi, Sekolah yang memang milik pemerintah namun ia ingin Mendonasi sebagian rezeki mereka yang dititipkan padanya. Dan cabang dari bidang lainnya sudah memasuki 3 kota besar yaitu Jakarta dibisnis propeti, di Jogja bisnis makanan kuliner, dan di Jawa Timur Malang Surabaya cabang dari bisnis kulinernya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Gatau dah😌
masih nyimak:)
2020-12-12
1
Hanifa
bagus
2020-10-07
1
Ciciky Sri Purwanti
bagus,tp mshblm seri
2020-10-04
1