"huaahh... sepertinyaa aku baru tidur, kenapa sekarang sudah pagi saja sih" gerutu Zahra sambil berjalan menuju tempat wudhu, untuk menunaikan ibadah
Setelah menunaikan ibadahnya, Zahra membereskan tempat tidurnya. Ya, Zahra adalah gadis yang dididik mandiri sejak dia kecil. Walaupun hidup didalam keluarga yang dibilang berada, tidak menjadikan Zahra gadis yang manja
Kini, kamarnya yang semula berantakan sudah tertata rapi. Buku-buku novelnya yang berantakan, karena dia sempat membacanya untuk mengisi waktu kosongnya pun sudah rapi. Kamarnya pun sudah sangat harum, Zahra selalu menyemprotkan pengharum ruangan yang beraroma Rosemary
***
Waktu sudah menunjukan pukul 06.00, Zahra yang sudah berpakaian sekolah rapih pun berjalan kearah meja makan untuk menyantap sarapannya bersama keluarga besar
"Pagi abah, ummi, kak" (Sapa Zahra dengan wajah yang cerah dan riang)
"Pagi nak"
"Pagi sayangnya ummi"
"Pagi Zahra"
(Jawab Ayah, ibu, serta para kakaknya bersamaan menjawab sapaan Zahra)
Keluarga besar itu, terlihat sangat menikmati sarapannya masing-masing. Hening, Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling beradu
Setelah selesai sarapan, Zahra bangkit dari tempat duduknya dan dia berpamitan pada ayah, ibu, dan kakaknya
"Zahra sekolah dulu ya bah, ummi" (Ucap Zahra sambil mencium punggung tangan ayah dan ibunya)
Lalu, Zahra mencium tangan kakak-kakaknya seraya berkata
"Aku berangkat ya kak, oyaa nanti kak Aziz gaperlu jemput aku. Karena nanti aku pulang telat, aku harus rapat kepanitiaan OSIS" (Ucap Zahra sambil menatap Aziz, kakaknya)
"Loh, terus kamu mau bawa motor aja dik?" (Tanya Aziz pada adiknya)
"Yaiyaa dong kaaak.. Kakak tenang aja, jangan remehkan Zahra. Zahra gasuka diremehkan gitu ahh!" (Sahut Zahra dengan nada kesal, membuat semuanya tersenyum sambil menggelengkan kepala)
"Yasudah, Zahra berangkat sekolah dulu yaa. Assalamualaikum" (Pamit Zahra lagi)
"Ehh.. ehh.. main nyelonong saja ini anak gadis! ini lohh.. uang sakumu" (Ucap ummi Marwah, menahan Zahra)
"Ummi sayaangg.. kan kemarin Zahra sudah diberi uang oleh Abah dan juga kak Hafidz" (Jawab Zahra dengan nada protesnya pelan)
"Tidak apa nak, ini ambilah. kalau sekiranya uangmu ini lebih, sedekahkanlah" (Ucap ummi Marwah sambil mencium pipi putrinya)
Zahra mengangguk, dan pergi meninggalkan ibunya yang berada didepan pintu rumahnya itu. Kini, Zahra mengambil motornya digarasi rumahnya. Lalu, Satpam rumahnya yang melihat Zahra mengendarai motor pun menyapa sekaligus bertanya
"Pagi non... loh, kok tumben non Zahra ga minta antar pak urip non?" (Tanya Pak Dadang, satpam rumahnya)
"Pagi juga pak dadang, iyaa pak karena hari ini saya ada rapat OSIS. Mungkin pulangnya agak sorean, jadi saya pakai motor saja" (Jawab Zahra menjelaskan)
"Oalahh.. iyaa non, baiklah hati-hati ya non" (Ucap pak Dadang mengingatkan anak majikannya itu)
Zahra tersenyum dan mengangguk, Lalu dia menghidupkan kembali motornya dan terlihat Zahra dengan motornya itu sudah meninggalkan rumahnya
***
Dalam waktu 45 menit, Zahra sudah tiba digerbang sekolahnya. Dia memarkirkan motornya dihalaman sekolah
"Haahh.. ternyata mengendarai motor itu cukup membuat tanganku keram juga" (Ucap Zahra sambil menggerak-gerakkan jari-jemarinya yang dirasanya keram)
Zahra mulai melangkahkan kakinya menuju kelasnya yang berada dilantai atas, ketika Zahra sedang menaiki tangga ada seorang pria yang menabraknya
Bughh.
"Aduhh.." (Pekik Zahra, lalu menatap pria yang menabraknya itu)
"Ehh.. maaf, maaf. Saya ga sengaja, saya tadi lagi fokus membaca ini" (Ucap pria itu meminta maaf sambil menunjukkan apa yang dibacanya, yang membuatnya menabrak tubuh Zahra)
"Ohh.. iya kak, ga apa kok. lain kali hati-hati, kalau ga ada tubuh saya yang kakak tabrak ini.. mungkin kakak akan jatuh tergelincir tadi" (Ucap Zahra mengingatkan)
"Hehehe.. iyaa, sekali lagi maaf" (Ucap pria itu lagi sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal)
"Oyaa, boleh saya tahu namamu?" (Tanya nya pada Zahra)
Bukannya menjawab, Zahra malah meninggalkan pria itu dengan langkah yang cukup tergesa. Sedangkan yang ditinggalkan, menatap punggung Zahra yang semakin menjauh dengan tatapan penuh tanda tanya
"Kenapa dia pergi ketika aku bertanya siapa namanya?" (Tanya pria itu, sambil terus menatap ke arah Zahra)
***
Tak terasa, waktu pulang sekolah tiba. Zahra dan teman-teman se Organisasinya pun pergi menuju ruang OSIS, untuk melaksanakan rapat. Didalam perjalanan menuju ruang OSIS, Sissy salah satu teman dari Zahra berkata
"Heii guys! kalian sudah tau belum, kalau anak dari pemimpin yayasan sekolah kita ini.. pindah kesini, dengar-dengar siih dia melanjutkan kelas 3 nya disini ituu karena Pak Irfan ingin anaknya itu menuntut ilmu disekolah yang dipimpinnya" (Ucap Sissy menjelaskan dengan cepat, membuat teman-temannya seolah-olah kehabisan nafas sendiri mendengar sissy yang bicara terlalu cepat itu)
"huffhh, huffhh sissy! kamu ituu apa ga capek ngomong cepat begituuu?" (Tanya Dian keheranan , Dian adalah teman sebangku Zahra)
"Haiisshh.. kalian inii lebay sekali sihh!" (Ucap Sissy dengan nada kesalnya)
"Heii heii, kalian ini malah ribut disini. ayoo ayoo! kita kan mau rapat" (Sahut Zahra yang sudah melangkahkan kakinya meninggalkan sahabatnya itu).
Sesampainya diruang OSIS, para Pejabat Teras, Ketua Divisi, dan juga para anggota OSIS sudah duduk dikursi yang ada diruangan itu. Mereka tampak sedang menunggu pemimpin rapat mereka
Tak lama, terdengar suara langkah kaki cukup nyaring dan dapat didengar oleh Zahra juga yang lainnya. Lalu, Seorang pria remaja berbadan tegap juga tampan kini sudah ada dalam ruangan rapat itu
Zahra yang melihat siapa pria itupun, mengatupkan bibirnya dan melotot tak percaya
"Haahh!! dia yang memimpin rapat kali ini? siapa dia? dimana Arya? apa ketua OSIS itu sedang bermain ular tangga, sehingga digantikan oleh pria ini?" gumam Zahra dalam hati bertanya-tanya
"Ekhheem!" Dehem pria itu dengan tatapan dinginnya
"Sebelum masuk kedalam rapat, izinkan saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu" (Ucap pria itu yang kini menatap ke arah Zahra)
"Heii kamuu! kemarilah, tolong ambilkan arsipan-arsipan yang akan saya jelaskan pada rapat siang ini dikantor guru. tepatnyaa dimeja Pak Irfan" (Perintah pria remaja itu pada Zahra yang sedang menatap tajam ke arahnya)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments