Skylar kontan mendelik, "apa?!"
Teon tersenyum, "kamu ingat bukan? saya tidak suka penolakan."
Skylar hanya bisa mendecak kesal namun detik berikutnya mengekori Teon yang sudah lebih dulu berjalan menuju kantin.
Traktir apanya? Dia 'kan dosen, masa iya minta traktiran dari mahasiswanya sendiri? Kira-kira begitu isi hati Skylar yang sekarang wajahnya nampak masam.
Sepanjang jalan menuju kantin, Teon maupun Skylar menjadi bahan tontonan apalagi sebabnya kalau bukan perihal tampang mereka yang luar biasa rupawan itu.
Dan lagi, Teon terus saja mengoceh dengan bahasa bakunya yang khas membuat Skylar serasa sedang berbicara dengan Asisten Google.
"Pak, berapa umur anda?" potong Skylar tiba-tiba saat sudah di persimpangan antara kantin dan masjid kampus.
"24 tahun, lantas kenapa?"
"Bahasa Bapak terlalu kaku mirip kakek-kakek. Rasanya saya kayak lagi ngomong sama asisten google," kritik Skylar sambil berlalu dengan cuek.
"Gadis blak-blakkan seperti dia sungguh menarik," Teon bermonolog sambil memandang punggung sempit Skylar yang semakin menjauh.
Entah sejak kapan persisnya tapi Teon memang sangat menyukai gadis yang bicara apa adanya ketimbang yang selalu berusaha berkata manis. Skylar memang berwajah sangat cantik namun ia juga terkadang bersikap tidak sesuai dengan wajahnya dan hal itu merupakan hal unik.
"Bapak mau makan apa?" tanya Skylar setelah ia melihat Teon berhasil menemukan dirinya ditengah keramaian kantin.
"Terserah kamu," balas Teon santai.
"Gak ada makanan yang namanya terserah, Pak Teon yang terhormat."
"Saya malas mikir."
"Lah, yang mau makan 'kan, Bapak, bukan saya jadi pikir sendiri dong," protes Skylar setelah mendengar jawaban Teon.
Satu lagi hal yang membuat Skylar nampak begitu menarik yaitu saat dia sedang kesal, entah bagaimana bisa wajah gadis itu terlihat berkali lipat lebih cantik dan manis.
Teon tersenyum manis mendengar protes dari Skylar hingga akhirnya mata lelaki itu tertuju kepada kotak makanan besar yang digeletakkan begitu oleh Skylar di atas meja tempat mereka duduk.
"Boleh saya makan yang itu?" tanyanya dengan telunjuk yang mengarah kepada kotak makan berwarna lime tersebut.
"Bapak mau yang ini? Ya sudah, silakan dimakan, Pak." Skylar menyerahkan kotak makan itu tanpa pikir panjang.
"Kamu tidak mau makan bersama saya?" tawar Teon setengah menggoda.
Skylar menggeleng cepat, memandang geli kepada Teon, "gak, makasih deh, Pak."
Dibukanya kotak makan pemberian Skylar dengan senang hati dan mendapati sushi dengan porsi besar di dalamnya. Teon lantas memakai hand sanitizer lalu mengambil sumpit di dalamnya bersiap untuk makan besar siang ini.
"Kamu yakin tidak mau berbagi sushi ini dengan saya?" Teon memastikan setelah melihat Skylar datang dengan semangkok bakso dan es teh manis di tangannya.
"Silakan Bapak habiskan semuanya, saya ikhlas kok karena saya tidak makan sushi."
Teon menyugar rambutnya sambil tersenyum lebar, "terima kasih, Wendelline Skylar."
...°°°...
"Kamu tuh kenapa sih, belakangan ini susah banget ditemuin? Jangankan buat ditemuin, kasih aku kabar aja gak!" tuntut Skylar pada Darrel.
Lelaki itu baru nampak batang hidungnya setelah lebih dari sebulan menghilang tanpa kabar dan sukses membuat Skylar kalang kabut. Lucunya, Darrel datang tiba-tiba ke rumah Skylar dengan wajah kuyu tidak segar seperti biasanya.
"Maafin aku, Sky..."
"Kamu tuh ngelakuin apa sih, Rel?!"
"Pokoknya aku minta maaf banget sama kamu..."
"Ya tapi kenapa, Darrel?! Tolong jelasin sama aku kenapa kamu jadi gini?!"
Yang saat ini Darrel lakukan hanyalah menatap kedua kakinya yang masih terbalut sepasang kaos kaki hitam polos. Ia terus menghindari tatapan Skylar yang penuh selidik sekaligus kekecewaan.
"Kayaknya hubungan kita cukup sampai disini saja, Wendelline Skylar," cicit Darrel, sangat pelan namun masih bisa terdengar dengan begitu jelas oleh Skylar.
"Apa?! maksud lo apaan Darrel Scott Sinclair?! Kenapa lo segitu teganya sama gue?!" Skylar histeris, mencengkeram erat kedua bahu Darrel meminta penjelasan.
"Maaf..." hanya satu kata itu yang dapat ia ucapkan, bukan penjelasan yang dinantikan oleh Skylar. Sejak kedatangannya tadi pun Darrel selalu menunduk.
"Lo minta maaf buat apa, Darrel?! Seenggaknya lo kasih tahu gue apa yang ngebuat lo jadi begini!"
"Aku sudah bikin Anya hamil, Sky... aku gak bisa lari dari tanggung jawab," aku Darrel.
Bagai disambar petir di siang bolong, Skylar terdiam dihempas kenyataan bahwa laki-laki yang dicintainya malah menyakiti dirinya dengan begitu kejam. Lelaki yang begitu dia banggakan itu malah berselingkuh dengan temannya sendiri sungguh remuk hati Skylar.
Ternyata benar perkataan teman-teman Skylar yang selama ini selalu berusaha memberitahu kebeneran itu namun cinta telah membutakan Skylar sehingga dia tak mau mendengarkan orang lain.
"Jadi ini alasan lo ngilang berminggu-minggu?!" Skylar mulai terisak, air mata dengan begitu deras mengalir di kedua belah pipi gadis itu tanpa permisi.
Pandangan Skylar mengabur karena tertutup oleh air mata yang terus keluar.
"Aku khilaf, Sky..."
'PLAAAAKKK!!!'
Sebuah tamparan keras dilayangkan oleh Skylar ke pipi kiri Darrel, sangat keras sampai mampu membuat Darrel terhuyung dua langkah ke belakang. Rasa sakit juga menjalar di seluruh pipi kiri Darrel namun ia sudah siap menerima akibat dari perbuatannya itu.
"Kelewatan lo!" Skylar berseru murka, "khilaf kata lo?! Hah? Gue gak salah dengar?! Mana ada orang khilaf sampai berbulan-bulan!"
"Tapi aku bisa jelasin semuanya, Sky."
"Gue gak butuh penjelasan lo! Mending lo sekarang angkat kaki dari rumah gue! Pergi!" Skylar mendorong mundur tubuh Darrel menuju pintu rumahnya.
Sungguh, sekarang Skylar betul-betul tidak peduli dengan pandangan tetangganya terkait ribut-ribut yang terjadi di rumahnya ini.
Laki-laki kurang ajar seperti dia tak layak untuk diberikan kesempatan.
"Lo mau kita putus, 'kan?! Oke! Tapi tolong jangan rusak lagi kebahagiaan gue! Jangan pernah muncul di hadapan gue sampai kiamat pun gue ogah ketemu sama lo lagi!"
'BRAAAKKK!!!'
Skylar tak dapat lagi mengendalikan emosinya. Setelah membanting kedua daun pintu besar rumahnya ia jatuh meluruh di atas lantai, menangis tersedu-sedu akibat luka menganga di hatinya yang begitu besar karena penghianatan Darrel yang sungguh tak pernah dia sangka.
"Kenapa lo tega sama gue, Darrel? Kenapa..."
ratap Skylar begitu pilu.
Air mata gadis itu seolah tak ada habisnya terus mengalir dengan amat deras menggambarkan betapa hancurnya hati gadis itu saat ini. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi, masih terngiang-ngiang di kepalanya semua perkataan Darrel kepadanya beberapa saat lalu. Ujung lengan sweater miliknya bahkan sudah basah kuyup karena dipakai untuk menyeka paksa air matanya namun ekskresi itu tak jua menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
Ditemani oleh keheningan yang seakan siap menelan Skylar kapan saja, dia memilih untuk terus menangis hingga air mata itu lelah dengan sendirinya.
...°°°...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Diny Julianti (Dy)
kan bner selingkuh, khilaf ko sampe hamil
2024-09-17
0
Mami Dedel
nanti juga ada gantinya sky, ada teon tuh ganteng dan pinter lagi
2023-02-14
0