004

004

Elvan

Gak akan ada yang gue sesali, sekalipun itu tentang cewek.

....

Di pinggir kota dekat dengan wisata baru, banyak anak muda berkumpul. Meskipun malam ini bukan malam minggu, tempat ini tetap ramai dikunjungi terutama anak laki-laki.

Jalan yang cukup bagus dan strategis untuk balapan membuat tempat itu ramai dikunjungi jika sudah larut malam. Tak jarang balapan diadakan dengan taruhan ataupun hanya permainan biasa.

Dan di sinilah Elvan berada, bersama dengan sembilan temannya. Geng mereka sebenarnya bersebelas seperti hendak main sepak bola, namun satu di antara mereka adalah anak rumahan yang harus pulang tepat waktu dan dilarang main malam. Makanya, saat tadi Elvan dihukum hanya sembilan temannya yang membantu dan sekarang mereka juga hanya bersepuluh di sini.

Elvan dan temannya berkumpul di sebelah kiri jalan dekat pertigaan, mereka sedang sibuk mengamati beberapa cowok yang sedang asik merokok ditemani beberapa cewek yang berdandan dengan bedak begitu tebal dan jangan lupakan bibir mereka yang memerah.

Elvan sendiri sibuk menghisap rokoknya. Cowok itu berdiri di dekat pacarnya yang sedang duduk di motor kesayangannya. Megan, cewek itu duduk sambil mengobrol dengan teman Elvan yang lain. Ia cukup akrab dengan teman-teman Elvan karena hampir satu bulan mereka berpacaran.

Selain Megan, Elvan juga sering membawa Siska, Anya, Kiran, dan beberapa cewek lain untuk menyaksikan cowok itu adu balap. Tak jarang pacar Elvan ataupun pacar lawan Elvan itu dijadikan taruhan untuk pemenang lomba. Ah, kurang ajar sekali bukan?

"Gan, beliin kita rokok dong di warung itu," pintar Elvan kepada Megan sambil menunjuk warung di ujung jalan sana. Cewek itu hanya mengangguk singkat bergegas menuju warung.

"Lo terima tantangan Putra?" tanya Arkan kepada Elvan.

"Gimana lagi, gue gak mau dibilang cupu," sahut Elvan santai sambil menghisap rokoknya.

"Tapi lo tahu 'kan taruhannya apa?" kini giliran Gavin yang bertanya.

Ardian Adhlino Gavin, cowok dengan tubuh tinggi dengan rambut hitam kecoklatan dengan iris mata berwarna abu-abu itu adalah tangan kanan Elvan. Urusan tawuran, turnamen voli atau hal-hal lain mengenai geng mereka akan Elvan percayakan kepada Gavin.

Gavin tidak setampan Elvan dan juga Aksa, namun cowok itu berwajah imut dengan hidung kecil dan bibir tipis yang membuat sebagian fans Elvan juga berpihak kepada Gavin. Tak jarang mantan Elvan juga mendekati Gavin, karena seperti pepatah tak ada kayu, rotan pun jadi. Tak ada Elvan, Gavin pun jadi.

"Megan?" tanya Rio ringan yang diangguki semuanya.

"Lo gila Van, ini udah kali keempat lo taruhin cewek lo. Lo gak nyesel?" tanya Gavin pelan agar Elvan tidak marah. Karena jujur saja Gavin dan yang lain tak pernah setuju dengan balapan seperti itu.

"Cewek gue banyak, kehilangan Megan masih ada yang lain," katanya ringan.

"Terserah lo aja deh." Gavin kini pasrah karena Megan sudah dekat dengan mereka dan ia tak ingin Megan mengetahui taruhan balapan motor Elvan kali ini.

"Nih, Van," ucap Megan sambil memberikan satu bungkus rokok kepada Elvan.

Elvan hanya mengangguk dan menerima rokok itu tanpa mengucap terima kasih.

"Jadi balapan, Yang?" tanya Megan sambil memegang lengan Elvan dengan manja.

"Jadi," jawab Elvan lalu melirik pergelangan tangannya. "mungkin sepuluh menit lagi dimulai."

"Taruhannya apa Sayang?" tanya Megan lagi yang langsung menjadi pusat perhatian teman-teman Elvan.

"Lo," kata Elvan ringan sambil memainkan ponselnya.

"Kok gitu?" tanya Megan sambil menghempas tangan Elvan kasar.

"Aku ini cewek kamu, Van. Masa kamu jadiin aku bahan taruhan?"

"Lo kira gue mau? Ini terpaksa Megan sayang, gue gak mau dibilang cupu!" kata Elvan sambil mengusap dagu Megan lembut.

"Tap-"

Ucapan Megan terpaksa terpotong karena Elvan telah lebih dulu di panggil agar bersiap untuk balapan.

Cowok itu telah duduk di atas motornya dengan begitu gagah, helm full face berwarna hitamnya melekat dengan sempurna, tidak hanya melindungi kepala Elvan, tetapi juga menambah kesan cool di mata cewek-cewek di sana.

Putra juga telah siap di atas motor sebelah kiri Elvan. Di sebelah kanan Putra telah berdiri cewek cantik dengan baju tak jauh berbeda dari milik Megan. Dan di sebelah kiri Elvan telah berdiri Megan dengan wajah sebalnya.

"Gue akan menangin balapan ini Megan, gak usah cemberut begitu," kata Elvan sambil menarik satu sisi bibir Megan agar melengkung ke atas.

Di antara Putra dan juga Elvan, berdiri seorang cewek dengan pakaian minimnya. Cewek itu memegang bendera hitam putih seperti papan catur.

Putra dan juga Elvan telah menyiapkan motor mereka. Bunyi mesin motor yang siap melaju telah terdengar. Kedua cowok itu saling pandang dengan tajam.

"Hitungan ketiga kita mulai," kata cewek pembawa bendera itu.

"Satu."

Para penonton bersorak ramai bahkan teman Elvan sibuk menyemangatinya.

"Dua."

Elvan dan juga Putra mulai menyetel gigi motor mereka, bersiap mengegas motor membelah jalanan yang sepi.

"Tiga!"

Cewek pembawa bendera itu melayangkan benderanya bersamaan dengan Elvan dan juga Putra yang berhasil melajukan motor mereka membelah jalanan sepi dengan kecepatan penuh.

Elvan sementara memimpin dengan Putra yang di belakangnya berusaha mengimbangi kecepatan Elvan.

Mereka saling menyalip, bahkan Putra sempat menendang bagian kanan motor Elvan hingga cowok itu hampir terjatuh.

....

Gavin dan teman-teman Elvan yang lain sibuk berbincang siapa yang akan menang. Karena siapapun tau jika Putra dan juga Elvan itu sama-sama kuat dan sama-sama hebat dalam balapan motor liar seperti ini.

Tak jarang Elvan membawa uang berjuta-juta setiap minggunya karena berhasil memenangkan perlombaan ini.

Megan masih berdiri dengan raut wajah menandakan kekhawatiran, bagaimanapun ia tak ingin dijadikan bahan taruhan seperti sekarang. Jika Elvan kalah dia akan menjadi pacar Putra. Dan jika Putra yang kalah Elvan akan mendapatkan pacar Putra. Sama saja! Dirinya tak pernah menyukai balapan dengan bahan taruhan seperti ini!

"Santai, Gan! Gue yakin Elvan menang," kata Gavin sambil menepuk pundak Megan yang terbuka.

"Gak mungkin bisa. Gue gak suka cewek Elvan nambah lagi. Lo gak tahu apa Elvan udah ada lima pacar dan sepuluh gebetan!" bentak Megan kesal.

Tentu saja dirinya kesal, dia menjadi pacar Elvan, tetapi harus rela di selingkuhi secara terang-terangan. Tapi apalah daya, ia benar-benar bahagia bisa menjadi salah satu kekasih cowok itu.

"Siapa suruh mau sama Elvan!" bukan Gavin yang menjawab, tapi Rio.

Cowok itu berjalan santai ke arah Gavin dan Megan berdiri. Rio membuang puntung rokoknya lalu menginjak ujungnya yang memerah.

"Elvan gak pernah nembak elo, jadi gak usah protes deh.

Rio ini memang anaknya suka ngomong sembarang tapi nyata. Ia tak pernah suka basa basi. Jika seseorang itu salah ia akan bilang salah tanpa membela sedikitpun.

"Tapi lo gak tahu gue-"

Lagi, lagi-lagi ucapan Megan harus terpotong karena suara riuh penonton yang akan segera menyambut pemenang balapan malam ini. Terlihat dari kejauhan Putra yang memimpin. Elvan berada tak jauh dari posisi Putra, namun jika dihitung tetap Putra yang akan menang.

Megan berdiri dengan mata melotot. "Jangan bilang Elvan kalah! Gak! Gue gak mau jadi ceweknya Putra!!!" kata dalam hati.

Jantungnya berdegup kencang menantikan pemenang sampai di garis finish. Apa itu? sepuluh meter lagi mereka sampai dan Putra masih memimpin meskipun jaraknya hanya terpaut dekat.

Megan memilih menutup mata. Cewek itu tak mau menyaksikan kekalahan Elvan yang berujung dirinya menjadi taruhan.

"Yeyyy!"

"Selamat ya, lo menang lagi."

"Selamat!"

"Udah gue duga yang menang siapa."

"Selamat, pacar lo menang." Suara cempreng, tapi galak itu terdengar ketika ada yang menepuk pundak Megan.

"Buka mata lo. Elvan yang menang," katanya lagi.

Megan membuka mata dan melihat cewek yang berada di sebelah Putra tadi.

"Ba-bagaimana mungkin?"

"Entah. Yang gue tahu, sekitar lima meter lagi Putra menang. Tapi tiba-tiba Elvan menambah kecepatan. Dan ya ... dia yang menang."

"Oh," kata Megan singkat. Lalu mengulurkan tangan mulusnya kepada cewek di depannya.

"Gue Megan. Dan selamat lo jadi pacar ke enam Elvan!"

"Gue Sera. Makasih atas ucapannya."

Mereka sama-sama tersenyum kecut mengetahui fakta Elvan tak hanya mempunyai satu atau dua kekasih.

....

Elvan sendiri masih sibuk menebarkan senyum khasnya karena kemenangannya kali ini.

Semua teman-temannya memberikan ucapan selamat dan bangga dengan hasil yang diraih Elvan. Berkat malam ini gelar Elvan naik menjadi terhebat sewilayah Timur karena dirinya berhasil mengalahkan Putra yang dulunya memiliki gelar sama sepertinya.

Putra hanya tersenyum masam. Sial sekali. Padahal tinggal satu langkah lagi dirinya bisa memenangkan balapan ini.

Elvan turun dengan gaya pecicilannya. Cowok itu tersenyum konyol seperti mengejek Putra yang kalah balapan darinya.

"Sabar ya bro, gue yang menang. Dan ... Thanks buat ceweknya. Lumayan cantik!" kata Elvan mengulurkan tangannya yang hanya dibalas senyum sinis dari Putra tanpa menyambut uluran tangan Elvan.

"Hari ini lo boleh menang. Tapi inget! Cepat atau lambat gue bakalan ngalahin elo dengan taruhan yang bakalan lo sesali jika kehilangan!"  ancamnya lalu segera melanjukan motornya cepat meninggalkan area balapan itu.

"Gak akan ada yang Elvan sesali jika kehilangan sekalipun itu cewek. Karena gue punya stok banyak!" gumam Elvan begitu yakin.

Dan tanpa siapapun tahu, malam ini adalah awal dimana kelak Elvan akan menyesali perkataannya.

....

Terpopuler

Comments

Miss DK

Miss DK

Keren, Kak. Ada balapan motornya segala.

2020-09-27

1

akila maulida

akila maulida

aqu suka ceritanya

2020-07-24

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!