PERSIAPAN KONSER
Pagi hari, di sebuah panggung besar.
Terlihat, ThunderBoyz tengah latihan disana.
Van Hwallen
Gua gak sabar banget nanti sore.
Rachen Arzzelio
Aaaaaaa!! (teriak, sembari berlari-lari mengelilingi panggung)
Morgan Dallien
Jir, kek monyet.
Van Hwallen
Udah-udah, Rachen sini lu!
Rachen Arzzelio
Ha? Oke. (menghampiri Van)
Van Hwallen
Pokoknya, kita harus tampil maksimal.
Van Hwallen
Lu semua jangan mikir hal lain selain konser ini.
Van Hwallen
Nanti sesudah konser, lu pada mau mikirin hutang atau apapun juga boleh.
Rachen Arzzelio
Buset, hutang kok dipikirin? Bukannya dibayar.
Van Hwallen
Ya itu kan perumpamaan ego!
Morgan Dallien
Aduh Hen Hen... (menggeleng)
Koreografer Lim
Ayo ayo! Cepatt latihan lagi! Tinggal hitungan jam kita mulai konser!
“Siapp kak Lim!” sahut ThunderBoyz, secara kompak.
All member ThunderBoyz pun kembali dengan posisi sebelumnya, dan mereka langsung melanjutkan latihan yang tadi sempat terpotong oleh beberapa percakapan.
Sementara mereka tengah berlatih, beralih ke keberadaan lain.
Mama Yeorra
Jadi, kamu tolak semua tawaran event itu?
Yeorra Flaurrienz
Iya, Ma.
Mama Yeorra
Kenapa kamu tolakk?
Mama Yeorra
Kan itu kesempatan bagus buat kamu sama temen-temen.
Yeorra Flaurrienz
Ya... soalnya jadwal event itu bentrok sama jadwal konser ThunderBoyz hari ini.
Mama Yeorra
Ohh, jadi demi konser itu kamu tolak kesempatan emas kamu?
Yeorra Flaurrienz
Hehe, iya Ma.
Yeorra Flaurrienz
Lagian nanti juga ada yang nawarin lagi.
Yeorra Flaurrienz
Mungkin.
Mama Yeorra
Gimana kalo engga?
Yeorra Flaurrienz
Ya gak apa-apa.
Yeorra Flaurrienz
Lagian itu cuman event.
Mama Yeorra
Meskipun itu event kecil-kecilan, kamu harus ikut kalau kamu masih mampu.
Mama Yeorra
Dengan cara itu, semua orang pasti bakal tau siapa diri kamu sebenernya.
Papa Yeorra
Udah sih Ma, lagian Yeorra udah mutusin buat tolak demi kesenangannya sendiri.
Mama Yeorra
Iyaa, Mama tau. Cuman ya sayang aja...
Papa Yeorra
Lagian bener kok kata Yeorra.
Papa Yeorra
Itu cuman event, bukan audisi.
Yeorra Flaurrienz
(senyum lebar kepada sang ayah)
Yeorra Flaurrienz
Aaaa Papa ngerti banget deh!
Mama Yeorra
Iya deh, Mama ngalah...
Seusai sarapan, Yeorra kembali ke kamarnya untuk menyiapkan beberapa barang yang akan ia bawa nanti sore.
Papa Yeorra
Papa boleh masuk?
Yeorra Flaurrienz
(menoleh)
Yeorra Flaurrienz
Eh, boleh dong Pa.
Papa Yeorra
Kamu lagi siap-siap ya?
Yeorra Flaurrienz
Iya nih Pa.
Papa Yeorra
Papa mau kasih ini buat kamu, semoga kamu suka.
Sang ayah memberi sebuah kotak yang berisi sepatu.
Yeorra Flaurrienz
(menerima)
Yeorra Flaurrienz
(buka kotak)
Yeorra Flaurrienz
Wahh, sepatunya bagus bangetttt! Yeorra suka.
Papa Yeorra
Syukurlah kalo suka, Papa keluar dulu ya.
Lalu, Yeorra tiba-tiba berpikir bahwa sepatu itu terlalu kecil baginya.
Tanpa berpikir panjang lagi, Yeorra langsung mencoba sepatu tersebut.
Benar saja, sepatu tersebut terlalu kecil.
Yeorra Flaurrienz
Ini kekecilan.
Yeorra Flaurrienz
Gapapa, gue tetep suka apapun yang dikasih sama Papa.
Hingga sore hari pun tiba.
Seperti biasa, Winddy, Zintta, dan Zorra berada di rumah Yeorra.
Winddy Treazzie
Yeorr! Cepetan! (teriak)
Zintta Rosella
Heh, gak sopan amat lo! Teriak-teriak di rumah orang.
Winddy Treazzie
Upss, sorry...
Yeorra Flaurrienz
Bentarr, sebentar lagi. (teriak dari kamar)
Di posisi Yeorra, ia terlihat sedang memakai sepatu yang kemarin ia beli di sebuah Mall.
Namun, Yeorra tiba-tiba menoleh ke arah sepatu pemberian sang ayah.
Sontak membuat ia berubah pikiran, Yeorra langsung melepas kembali sepatu yang sedang ia kenakan.
Lalu, diganti dengan sepatu pemberian ayahnya. Walau sepatu itu terasa sangat kecil, dan kemungkinan besar akan menyebabkan lecet pada kaki.
Yeorra Flaurrienz
(turun tangga)
Zorra Caecilia
Waww, sepatu lo keren.
Yeorra Flaurrienz
Thanks, ini bokap gue yang kasih.
Zintta Rosella
Ih gue jadi iri.
Papa Yeorra
Wah, ternyata kamu suka banget ya sama sepatu nya.
Papa Yeorra
Papa jadi seneng. (senyum lebar)
Yeorra Flaurrienz
Hehe, ya udah Yeorra berangkat dulu.
Yeorra Flaurrienz
Yuk Guys!
Zintta Rosella
Gue yang nyetir ya.
Zorra Caecilia
Ekhem, mohon maaf. Itu mobil saya, jadi udah jelas dong siapa yang nyetir?
Yeorra Flaurrienz
Haha udah lah gantian aja! Ayok cepett takut telat.
Yeorra Flaurrienz
(jalan pincang)
Yeorra merasa sedikit tidak nyaman saat memakai sepatu itu. Namun, hal itu seketika menghilang karena rasa cinta Yeorra terhadap sang Ayah yang begitu besar.
Winddy Treazzie
Padahal gue pengen nyetir. (gumam)
“Aku harap, Papa akan selalu ada bersamaku, disisi ku setiap saat.”
Itulah doa yang seringkali Yeorra panjatkan kepada Tuhan.
Karena, Yeorra tau. Bahwa sang ayah kini seringkali sakit-sakitan.
Comments
rose
Yeorra keren
2022-05-08
0
Raftar Hamzah
Buruan lanjutttt
2022-05-06
0
Raftar Hamzah
Jadi sad
2022-05-06
0