Hari berlalu, dan kini Ustad Fariz sedang berada di rumah Pak Adrian karena dia diminta Pak Adrian mengisi acara pernikahan yang ditangani oleh Wedding Organizer milik Pak Adrian.
Ustad Fariz sudah ada di rumah Pak Adrian sedari pagi, karena acaranya siang jadi Pak Adrian meminta Ustad Fariz untuk ke rumahnya pagi hari agar siangnya mereka bisa datang bersama ke tempat acara tersebut.
Kebetulan karena ini hari minggu, jadi Rhea berada di rumah sedari pagi tadi. Ustad Fariz dan Rhea semakin akrab, mereka sedari pagi mengobrol dan tentu saja Rhea menganggap Ustad Fariz seperti kakaknya sendiri. Anehnya dia tidak pernah seakrab ini dengan cowok yang umurnya di atas dia, bahkan dengan teman seumuran saja dia hanya beberapa saja yang akrab.
Setelah hari itu, Ustad Fariz sering datang dengan alasan mampir karena sedang berada di daerah tersebut. Kadang juga memang berniat untuk main ke rumah karena merindukan masakan Bu Ratih yang sudah dianggap sebagai Ibunya sendiri.
Dan Bu Ratih pun sudah menganggap Ustad Fariz seperti anak sendiri, sehingga Ustad Fariz memanggil Bu Ratih dengan sebutan Ibu. Dengan begitu Ustad Fariz semakin akrab dan dekat dengan keluarga Pak Adrian. Tak terkecuali dengan Rhea, kini mereka sudah tidak malu-malu lagi bercanda bahkan mereka sering menghubungi lewat telepon.
Minggu ini diadakan acara pengajian di rumah saudara Rhea yang ada di luar kota. Ibu, Ayah dan Rendi sudah berangkat kemarin sore.
Rhea tidak bisa berangkat bersama mereka karena kebetulan ada acara yang wajib diikutinya di sekolah. Karena Ustad Fariz juga menjadi pengisi acara di pengajian tersebut, jadi Rhea berangkat bersama Ustad Fariz menggunakan motornya. Berjam-jam mereka berboncengan motor, nampaknya memang sengaja motor di jalankan oleh Ustad Fariz dengan santai supaya mereka bisa mengobrol lama sambil berkendara.
Sesampainya di sana, Rhea diberondong dengan banyak pertanyaan oleh saudara-saudara dari Ibunya. Mereka seolah-olah melindungi Rhea, namun mereka secara tidak langsung tidak menyetujui Rhea jika berhubungan dengan Ustad Fariz..Rhea gadis SMP yang masih polos dan lugu heran dengan saudara-saudara dari Ibunya yang melarangnya terlalu dekat dengan Ustad Fariz.
Samar-samar dia mendengarkan percakapan mereka yang membicarakan latar belakang Ustad Fariz dan mereka bilang pada Ayah dan Ibu jika sepertinya Ustad Fariz menyukai Rhea, mereka tidak menyetujuinya karena memang latar belakang Ustad Fariz yang seorang yatim piatu dan tidak punya apa-apa. Ibu dan Ayah hanya diam, karena mereka tidak tahu kebenarannya, apa memang Ustad Fariz benar-benar menyukai Rhea atau cuma menganggap sebagai seorang adik saja.
Dan acara pun berakhir di malam hari, namun Rhea tidak pulang bersama Ustad Fariz karena dia pulang bersama orang tuanya.
Beberapa hari setelah acara tersebut, Ustad Fariz jarang ke rumah Rhea. Hanya pada saat Pak Adrian atau Bu Ratih saja yang menyuruhnya datang maka dia akan datang, namun setelah urusan selesai dia akan pulang, dengan alasan sibuk.
Tidak seperti sebelum-sebelumnya yang sering sekali datang ke rumah meskipun tidak disuruh dan di sana pun selalu lama, malah kadang jika sudah terlalu malam dia akan menginap di sana dan pulang waktu setelah shalat subuh di masjid.
Rhea dan orang tuanya heran dengan perubahan sikap Ustad Fariz. Tadinya Ayah dan Ibu menduga jika Ustad Fariz mendengar obrolan mereka dengan saudara-saudaranya di acara pengajian yang bertempat di rumah saudaranya waktu itu, namun segera ditepisnya pikiran tersebut karena Rhea menyuruh orang tuanya untuk berpikir positif saja.
"Yah apa mungkin Ustad Fariz mendengar obrolan kita dengan saudara-saudara kita waktu itu?" Ibu bertanya pada Ayah karena sebelumnya Ibu merasa kangen dengan kedatangan Ustad Fariz yang sudah dia anggap sebagai anaknya itu.
"Masa' sih Bu? Tapi bisa juga ya, sepertinya sikap Ustad Fariz beda setelah pulang dari sana," Ayah sedikit berpikir sembari meminum kopi hitam buatan Ibu.
"Rhea, Ustad Fariz ada bicara sesuatu gak sama kamu?" kini Ibu bertanya pada Rhea yang sedang memakan pisang goreng hangat sambil menonton tayangan kartun sepanjang masa di layar TV.
"Ngomong apaan Bu? Gak ada ngomong apa-apa tuh. Bahkan sekarang udah gak pernah telepon lagi. Ya mungkin aja memang benar, Ustad Fariz lagi sibuk, banyak job kali dia. Seharusnya kita bersyukur sekarang Ustad Fariz sudah banyak kerjaan," Rhea memberikan pikiran positifnya sehingga Ibu dan Ayah hanya mengangguk-anggukan kepalanya, setuju dengan ucapan Rhea.
Hampir satu bulan lebih sudah Ustad Fariz tidak pernah ke rumah. Ibu tidak bisa menahan kekhawatirannya, takut terjadi apa-apa dengan Ustad Fariz. Ibu takut jika Ustad Fariz sakit dan tidak ada yang merawatnya atau menolongnya.
Di tengah kekhawatirannya itu, Ibu menghubungi Ustad Fariz untuk menanyakan kabarnya dan bertanya mengapa sekarang dia jarang sekali datang ke rumah. Dan alasan yang sama pun diterima oleh Ibu. Ustad Fariz tetap beralasan jika dia sedang sangat sibuk sehingga tidak bisa datang ke rumah. Ibu membujuknya untuk sesekali datang ke rumah dan memasakkan makanan kesukaannya, namun tetap saja ditolaknya dengan sangat halus, namun Ustad Fariz mengatakan jika ada waktu longgar saja dia akan datang ke rumah meskipun secara tiba-tiba dia akan menyempatkan waktunya.
Akhirnya jawaban itu pun melegakan hati Ibu setelah beberapa kali Ibu memohon padanya untuk datang dan bertanya apa Ustad Fariz tidak merasa kangen dengan Ibu, dan pertanyaan itu pun mampu membuat Ustad Fariz goyah dan berjanji akan datang ke rumah jika ada waktu senggang.
Bulan ini pengajian di Masjid Nurul Iman, masjid dekat rumah Rhea, mengadakan ziarah ke makam wali. Tanpa Ayah, Ibu dan Rhea ketahui, ternyata Ustad Fariz ikut membimbing jamaah.
Ustad Fariz diajak oleh Ustad Yadi untuk membantunya membimbing jamaah pada saat ziarah ke makam wali tersebut. Ustad Fariz menyetujuinya tanpa dia tahu jika yang mereka antar ziarah itu adalah kelompok pengajian dari masjid yang berada di dekat rumah Rhea.
Pada saat hari itu tiba, Ustad Fariz baru tahu jika yang akan mereka antar adalah jamaah dari masjid tersebut, dia tidak bisa menolaknya lagi, karena tidak ada alasan untuk menolak ajakan Ustad Yadi, sedangkan semua jadwal kegiatannya sudah sengaja dia kosongkan untuk hari ini dan dia juga tidak mungkin bisa menolak permintaan Ustad Yadi yang selama ini sudah menolongnya dan memberinya pekerjaan.
Selama ziarah, Ustad Fariz tidak berinteraksi sama sekali dengan Ayah, Ibu ataupun Rhea. Malah sepertinya dia menghindar untuk bertemu. Bahkan dia tidak menyapa mereka, pandangannya diarahkan ke lain arah jika dia tahu ada sosok Ayah, Ibu dan Rhea.
Namun pada saat pandangan mereka secara tidak sengaja bertemu, dia hanya diam saja dan berpura-pura sibuk dengan yang lain, dan apabila Ayah dan Ibu menyapanya, dia hanya tersenyum tipis dan getir yang menurut Rhea senyum itu getir penuh luka.
Rhea lebih banyak diam ketika sedang ziarah, dia merasa hampa, entah mengapa dan dia tidak tahu itu. Apa mungkin itu ada hubungannya dengan dia yang merasa diabaikan dan dicueki oleh Ustad Fariz, padahal selama ini mereka sangat dekat sekali, dan mengapa dia merasakan ada sedikit rasa sesak, gelisah dan merasa tercubit hatinya ketika melihat Ustad Fariz berada ditengah-tengah para jamaah cewek yang genit-genit menurut Rhea.
Rhea merasa ya.... seperti itulah, rasanya ingin sekali marah tapi siapa dia, bahkan dia bukan siapa-siapa bagi Ustad Fariz karena memang benar mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa.
Melihat Ustad Fariz dikerubungi cewek-cewek yang tertawa haha hihi meskipun Ustad Fariz hanya diam tidak merespon, namun benar-benar ada rasa sakit dalam hati Rhea. Sebenarnya matanya begitu panas, ingin rasanya dia menangis, tapi dia tidak tahu kenapa.
Ah.... mungkin saja dia terlalu terhanyut mendengarkan doa-doa yang dipanjatkan oleh Ustad Fariz tadi, doanya begitu menyayat hati hingga membuat Ustad Fariz dan para jamaah menangis bahkan ada yang sampai terisak-isak nangisnya.
Rhea berpikir mungkin dia terlalu menghayati dan meresapi doa-doa yang dilantunkan oleh Ustad Fariz tadi. Ah entahlah Rhea tidak mau ambil pusing,rasanya dia sudah lelah, padahal baru setengah hari saja dia sudah ingin kembali pulang ke rumah.
Dan entah kenapa dia selalu terbayang wajah Ustad Fariz yang tersenyum getir padanya. Apa mungkin dia kangen dengan sosok Ustad Fariz yang dekat dengannya? Apakah dia cemburu ketika melihat Ustad Fariz bersama dengan wanita lain? Apa memang benar dia jatuh cinta dengan Ustad Fariz yang sudah dianggap sebagai kakaknya itu?
Jika memang benar dia jatuh cinta padanya, dia merasa tidak pantas, karena dia seorang gadis yang miskin ilmu agama jadi tidak mungkin bisa bersama dengan seorang Ustad yang pengetahuan agamanya begitu luas.
"Hufft.... sudahlah, semua itu tidak mungkin terjadi. Kita hanya saling menganggap sebagai adik kakak aja. Dan aku tidak boleh bermimpi untuk bisa bersama dia karena kita tidak sepadan. Aku sangat jauh dibawahnya dan Ustad Fariz harus mendapatkan wanita yang sepadan atau lebih lebih baik dariku," Rhea menghembuskan nafas panjang untuk melegakan rasa sesak di dadanya.
Berbulan-bulan sudah Rhea tidak pernah bertemu dan bertelepon dengan Ustad Fariz semenjak ziarah ke makam wali waktu itu. Kini Rhea sudah mulai disibukkan dengan ujian.
Pikirannya tentang bayangan Ustad Fariz bisa dihilangkannya ketika dia disibukkan dengan belajar. Dia berusaha belajar dengan sangat keras untuk ujian kali ini, karena ini merupakan ujian untuk kelulusan dan awal baru dia untuk memasuki jenjang SMA.
Dia tidak mau mengecewakan orang tuanya dan dia juga ingin sekali masuk ke SMA negeri favorit.
Ujian pun telah berlalu, dan selama itu pula Rhea tidak pernah bertemu dengan Ustad Fariz. Rasanya aneh, namun Rhea menepis perasaan itu. Kadang kala disaat dia sedang tidak melakukan apa-apa, bayangan tentang hari-harinya dengan Ustad Fariz pun terlintas.
Senyuman menghiasi bibirnya, namun dia kembali termenung ketika sadar pada kenyataan. Kenyataannya kini mereka sudah tidak sedekat itu. Sedikit perubahan yang mampu membuat hati Rhea begitu hampa.
Hufft....
Lagi-lagi dia hanya bisa menghela nafas panjang. Hanya ini yang bisa dia lakukan untuk meredakan rasa sakit yang entah apa itu dia benar-benar tidak tahu alasannya. Dia hanya gadis SMP yang masih lugu dan polos, gadis yang tidak tahu apa-apa tentang dunia luar kecuali masalah pelajaran.
Dia memang anak rumahan yang tidak pernah keluar rumah tanpa orang tuanya, dan dia hanya keluar rumah pada saat sekolah dan mengaji di Masjid saja. Tentang rasa suka dan cinta, dia sama sekali tidak tahu dan belum pernah merasakannya.
Apa mungkin rasanya pada Ustad Fariz adalah rasa cinta? Atau hanya rasa sayang sebagai kakak beradik saja, dia pun tidak tahu meskipun sudah berkali-kali dia tanyakan itu pada hatinya.
Hari kelulusan pun tiba, Rhea berhasil menamatkan jenjang SMP nya dengan nilai yang memuaskan. Kini dia fokus untuk tes masuk di SMA negeri yang sudah menjadi incarannya sejak dulu.
Hari-hari berlalu dan kini Rhea berhasil masuk di SMA negeri favoritnya. Begitu panjang proses yang dia tempuh hingga dia lupa akan kegalauannya karena Ustad Fariz. Sudah lama dia tidak mendengar kabar tentang Ustad idolanya itu.
Entah kapan Rhea menganggapnya Ustad idola, mungkin sejak acara ziarah ke makam wali itu dia sepertinya sangat tenang mendengar lantunan ayat dan dia yang dibacakan oleh Ustad Fariz.
Sampai pada suatu hari dia mendengar
bahwa Ustad Fariz akan menikah dengan seorang wanita dari desa tetangga. Rhea mendengarnya ketika Ayah memberitahu Ibu ketika mereka berada di ruang tamu setelah Ayah pulang dari pengajian bersama Ustad Yadi.
Rasanya seperti ada petir yang menyambar. Dunia Rhea seperti berhenti. Ada perasaan kosong, kehilangan dan entahlah semua terjadi begitu cepat menurutnya. Dadanya begitu sesak hingga air matanya menetes jatuh di pipinya. Segera diusapnya air mata itu dan dia kembali ke kamarnya.
Di dalam kamar dia hanya terdiam meskipun tangannya memegang buku dan pandangan matanya jatuh pada buku tersebut. Dia tersadar ketika ponselnya berbunyi, ternyata dia mendapatkan pesan dari temannya yang menanyakan jawaban dari tugas sekolahnya.
Akhirnya dia tersadar jika dia hanya membuang-buang waktu saja dengan lamunannya. Diraihnya selimutnya dan dipejamkannya matanya berharap dia bisa melupakan semua rasa itu ketika dia bangun.
Tak lupa kebiasaannya mendengarkan musik sebelum dia tidur hingga terlelap karena alunan musik. Namun untuk kali ini musik yang dia dengarkan seolah membuat air matanya jatuh tanpa suara tangis, begitu dalam lirik lagu yang dia dengarkan seolah menggambarkan luka yang ada dalam hatinya.
Berbulan-bulan Rhea mencoba melupakan rasa sakit dalam hatinya itu, dan selama itu pula Ustad Fariz tidak pernah nampak meskipun dalam pengajian di daerah tersebut.
Bahkan dia mendengar dari Ibu jika Ibu keberatan mengenai pernikahan Ustad Fariz. Ibu tidak setuju Ustad Fariz menikah dengan wanita tersebut karena menurut Ibu Ustad Fariz bisa menemukan wanita yang lebih cantik dan lebih baik dari pada wanita tersebut.
Dan menurut yang Ibu tahu jika Ustad Fariz menikahinya karena kasihan, dia juga seorang yatim piatu, sama dengan Ustad Fariz, tapi bedanya dia masih punya kakak.
Memang benar selama ini wanita tersebut terus mendekati Ustad Fariz, namun Ibu tidak menyangka bahwa hati Ustad Fariz bisa luluh juga. Ada yang mengatakan Ustad Fariz dijebak karena orang tuanya yang meninggal kemarin menyuruhnya untuk menikahi anaknya.
Sekarang Rhea hanya merasa kasihan dan sakit mendengar berita tentang pernikahan Ustad Fariz. Ternyata memang benar wanita tersebut jauh dari yang Rhea bayangkan.
Dulunya dia membayangkan sosok wanita yang menjadi istri Ustad Fariz adalah wanita yang mempunyai ilmu agama yang tinggi dan wanita yang soleha, ternyata kok sama saja sebelas dua belas dengannya.
Disaat dia hendak membalikkan badannya kembali ke dalam kamarnya, ternyata Ibu kembali membuka suara, "Padahal dulu Ustad Fariz meminta ijin untuk mendekati Rhea tapi Ayah tolak, sekarang Ustad Fariz malah dapat wanita seperti ini, kasihan loh Yah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Emak Femes
ciyeeee mulai akrab nih 😍😍
2022-09-05
1
☘️BILAA☘️
lanjut kAk.
.
2022-09-05
2
☘️BILAA☘️
apa ini yah, gara gara di tolak terus ustad Fariz menghindari Rhea, takut entar gak bisa melupakan perasaannya..
2022-09-05
3