Mobil lainnya baru saja keluar membelah pagar putih yang menjulag tinggi
meninggalkan kediaman rumah utama, Ken mengemudikan mobil itu dengan kecepatan
sedang.
Sesekali juga Ken menatap wajah tuan mudanya dari spion kecil yang
tergantung di atas kemudi.
“Kenapa kau terus-terusan menatapku seperti itu?”
“Tidak apa-apa tuan.”
“Ken?”
“Iya...”
“Kita ke Winata Group, ada seseuatu yang ingin ku selesaikan.”
Tanpa bertanya lagi Ken hanya mengangguk pelan dan segera menarik tuas
mobilnya, lalu mengijak pedal gas dan mengemudikannya menuju perusahaan
tersebut.
***
Sementara itu Adelia yang sedang sibuk menentaskan pekerjaannya mendadak
bahunya di tepuk pelan membuatnya kaget, “Hei pengantin baru...”
Kening Adelia menukik tak senang, meskipun pelan tetapi Vivi bisa
mendnegarkan helaan napasnya.
“Jangan memanggilku seperti itu, aku tidak suka!”
“Haha...” Vivi duduk di dekatnya, “Kau kan memang sudah menikah, semua tahu
pernikahan kalian—“
Dengan cepat Adelia membungkan mulut sahabatnya itu dengan rapat,
“Sssstttt!!! Kau ini memang tidak bisa berhenti mencari tahu urusan orang...”
Adel pun langsung menurunkan tangannya , kemudian merapikan rambut.
“Ayo cepat ceritakan padaku seperti apa malam pertama mu?” tanya Vivi
dengan suara yang lirih lebih tepatnya berbisik.
Mendengar pertanyaan itu malah membuat Adel kembali mengingat memory yang
tak menyenangkan, tangannya yang sedang menggenggam mouse itu membuatnya
mengepal erat.
“Kenapa diam? Ayo cepat jawab...”
“Tidak, tidak, tida, pokoknya tidak ada apapun.”
“Eh... kau mau kemana? Kenapa malah kabur? Tunggu dulu, Adel!” bahkan Vivi
malah terkekeh saat berhasil menggoda sahabatnya itu, tak puas akhirnya membuat
Vivi mengikuti langkah kaki Adel.
Mengikutinya berjalan hingga masuk ke dalam lift umum, “Kau tidak akab bisa
lari Adel, karena aku akan selalu mengikutimu.”
“Cerewet sekali, sih, kau ini...”
Ting!
Pintu lift terbuka di area lobi perusahaan dan demi menghindari cecaran sang
sahabat yang membuat Adel melangkah cepat, saat keluar dari lift.
Bruk!
“Aw!” pekik Adel yang tak sengaja menabrak tubuh seorang pria tinggi dan
tampan, dia memakai setelan jas navy dan kemeja putih.
Adel terduduk di lantai tepat di bawah kakinya, “Sakit, uh...”
Di tatapnya sepasang pantofel hitam perlahan pandangannya naik ke atas
hingga menatap manik hitam pria itu, “Satya?” Adel beridir, sementara Vivi
langusng tercekat saat melihat dua wajah tampan di hadapannya.
‘Oh my good! Ta—tampan sekali, huuuuh... melihat mereka dari jarak sedekat
ini ternyata benar-benar tampan...’ imbuh Vivi dari dalam hati yang selalu
memberikan penekanan pada kalimat tampan.
Satya menyipitkan matanya menatap sang istri, “Ken, jam berapa sekarang?”
Ken pun menatap arlonji yang melingkar di tangannya, “sekarang jam 10.25,
tuan...”
Tuan muda pun menyeringai, dia menarik pinggang ramping Adel lalu berbisik
pelan di telinganya, “Kenapa? Secepat itukah kau merindukanku?”
“Lepaskan aku, jangan berbicara yang tidak-tidak... siapa juga yang
merindukanmu? Cepat lepaskan aku.”
“Bagaimana jika kita bicara di ruanganku?”
“Ru—ruangan mu ... memangnya sejak kapan perusahaan ini—“ Adel terdiam saat
ingat dengan cara apa pria ini memaksanya menikah, “Tidak, terima kasih... aku
masih banyak pekerjaan...”
Satya melepaskan dekapannya, ekor matanya mengikuti langkah kaki Adel
hingga gadis itu menghilang dari jarak pandangnya.
“Hmph....” lagi, Satya pun kembali menyeringai, “Ayo.”
Ken pun mengangguk dan mengikuti tuan mudanya masuk ke dalam lift.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Yunita Laito
adelia kaburrrrrrrrr
2021-08-30
0
Hermiana
Aduuuu eeeee kisahx sungguh2 mengerikan
2021-08-03
1
Naura Naufal Ara
emang visualnya bagian yg TM berapa thorr 🤔
2021-07-14
0