Melanjutkan kisah awal pertemuan
di masa lalu mereka dengan di temani secangkir teh yang sudah tersaji di atas
meja ruangan tengah, Adelia duduk tak jauh dari suaminya.
“Itu hanya cerita masa lali, kan?
Sudah jangan di bahas lagi!” protes Satya seraya menyeruput tehnya, ada rona
merah yang terlihat samar di wajahnya.
“Kenapa harus malu? Bukankah
kisah itu kita berdua yang mengalaminya? Goda Adelia, dia suka melakukannya.
Flashback....
Kedua tangan Adelia terkepal erat
di mana salah satunya sedang menggenggam map plastik kuning itu, “Apa-apaan dia
itu? memangnya siapa dia? Apakah dia pemimpin tertinggi di Execelnt Group ini,
dasar menyebalkan!” pekik Adelia mengumpa dibalik kedua punggung kekar yang
semakin menjauh dari pandangannya.
Lalu Adelia pun segera menutup
liftnya dan menekan sebuah tombol yang akan mengantarkannya ke tempat bagian
kontrak.
Sesampainya di sana, Adelia
berjalan cepat dan langusng mengetuk pintu ruangan yang tertutup rapat dengan
pelan.
Tok... tok... tok...
“Masuk,” perintah seseorang dari
dalam ruangan tersebut.
Klek!
Adelia membuka pintunya dan hal
utama yang ia berikan adalah sebuah senyuman yang manis, “Maaf mengganggu,
sa—saya kemari untuk mengantarkan kontrak kerja sama...” ucapnya dnegan gugup
dan sedikit terbata-bata.
“Duduklah nona, tidak perlu gugup
seperti itu.”
Adelia mengangguk lalu membaca
sebuah papan nama, Marko, “Baik,
tuan...”
“Boleh saya lihat terlebih dahulu
pengajuan kontraknya?”
Tentu saja dengan senang hati
Adelia memberikannya, namun sebelum sempat Marko mengambil alihnya, terlebih
dahulu telepon di ruangannya berdering, “Maaf nona, tolong tunggu sebentar...”
“Iya, tidak masalah... tuan.”
“Halo?” seru Marko, telefon itu
berasal dari ruangan Ken.
Reaksi yang ia dengarkan usai
mendengar penjelasan Ken, membuatnya sedikit terkeju—lalu menatap ke arah
Adelia, “Baiklah tuan Ken, akan saya batalkan...”
Deg!
Perasaan seorang Adelia sudah
tidak karuan lagi, tidak ada yang nyaman.
“Maaf nona, perusahaan kami tidak
bisa menerima pengajuan kontrak kerja sama ini... dengan berat hati saya
terpaksa menyampaikannya, seilakan,” tutur Marko seraya beranjak dari
duduknya—menggerakkan tangan kanannya terulur menuju pintu ruangan.
Tunggu dulu, apakah itu artinya
dirinya baru saja di usir secara tidak hormat?
Flashback End....
“Dan kau tahu apa yang terjadi
setelah itu, sayang?”
“Tidak tahu!” ketus Satya dengan
kesal.
“Aaaa... apa-apaan itu? Kan,
gara-gara dirimu ayah sampai mengataiku yang tidak-tidak!” balas Adelia tak
kalah ketus seraya mencubit gemas pipi suaminya.
“Aaaaa... sakit, skait, sakit,
tahu.”
“Memangnya apa yang terjadi? Aku
kan bukan paranormal yang bisa mengetahui kelanjutan hidup seseorang...” elak
Satya.
“Saat itu ... “
Flashback...
Kedua kakinya sedikit gemetar
saat harus melangkah masuk keruangan manajer—Sully, telapak tangannya mulai
basah, sekuat-kuatnya ia menghela napas, “Huuuuh... aku pasti bisa
melewatinya... semangat, Adelia...”
Klek!
Adel memberanikan dirinya untuk
membuka pintu tersbeut, “Selamat siang manajer....”
“Oh Adelia, ada apa...” di tatapnya
map plastik itu masih berada di genggaman Adelia, Sully mengertkan keningnya dengan menatap tak
suka pada gadis yang beridir di sebrang mejanya, “Kenapa kau membawa kontrak
itu kembali? Apakah kau sudah membuat masalah, huh?!”
“Tidak manajer, hanya saja—“
Adelia menggibit kecil bibir bawahnya, kan, tidak mungkin juga jika dia
menceritakan hal konyol saat di dalam lift tadi, “Mereka menolak kerja sama
antar perusahaan.”
“Kenapa? Aku tidak butuh alasanmu yang aku inginkan
adalah mengapa mereka menolak kerja
sama ini? Bukankah kau tahu seperti apa kondisi perusahaan ini?” ketus Sully.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
ariasa sinta
31532
2022-06-30
1
Siti Aisyah
ceo arogan yaa begitu itu...seenak udel nya😡
2022-05-07
0
Yunita Laito
astagaaa adelia
2021-08-30
0