Disisi lain pria tampan dengan hidung mancung sedang sibuk menggeluti bisnisnya. Pria itu berambisi akan mewujudkan mimpinya memiliki gurita bisnis restoran dan perhotelan dengan tangannya sendiri. Tiada hari baginya tanpa bekerja dan kerja. Dibalik itu semua ia menyimpan luka sayatan begitu dalam, sehingga mengalihkan pikiran dan waktunya dengan bekerja keras tak mengenal waktu.
Anggi begitu sulit menghubungi dan bertemu Rayden selama 8 tahun ini, bisa dihitung jari dalam satu bulan berapa kali mereka betatap muka. Kali ini wanita paru baya yang masih nampak cantik itu bertekad akan menemui putranya.
Anggi pun memesan tiket penerbangan dengan tujuan Semarang, ya saat ini Rayden berada di Semarang sedang mengurus pembangunan Cafe dan Hotel yang baru.
Ibu mana yang ingin anaknya terlarut dalam jerat kesedihan masa lalu?. Tidak ada bukan, begitupun dengan Anggi. Sudah ia coba beragam cara tetapi tak ada hasil. Hingga akhirnya tersirat untuk menjodohkan Rayden dengan anak sahabatnya, berharap ini sebagai cahaya yang akan menyinari hati Rayden dan menyembuhkan lukanya.
Anggi menghubungi Rayden “Halo, sayang.. Mama ada di Semarang lho ini, kamu ada di hotel kan?”
Rayden
“Mama kenapa mendadak? Rayden lagi di luar ma, ada pertemuan penting, mama tunggu di hotel, begitu selesai Ray langsung ke hotel” Sahutnya di sebrang telepon.
Mama Anggi
“Iya mama mau liburan Ray, oke sayang mama tunggu ya”
Wanita itu pun menutup teleponnya. Segera ia menuju hotel milik sang putra. Hanya 15 menit sudah sampai dan Anggi memutuskan masuk ke dalam kamar untuk beristirahat sejenak.
Tidak terasa sudah satu jam tertidur, tiba tiba terdengar suara ketukan pintu.
Tok
Tok
Tok
“Ma? Ini Ray”
Anggi membuka pintu kemudian tersenyum “Rayden mama laper nih, mama tidur tadi, makan dulu yuk, terus kita keliling taman hotel oke?”.
“Iya Ma” sahut Rayden singkat menggandeng tangan mamanya.
Setelah makan, Anggi dan Rayden duduk di sky garden menikmati pemandangan Kota Semarang. Rayden begitu menyayangi Anggi, baginya Ibu adalah wanita paling berharga dalam setiap detik hidupnya, hanya wanita paru baya itulah yang mengerti suasana hatinya.
Wanita cantik yang sudah tidak lagi muda itu pun bercerita masa-masa Rayden kecil, sesekali tertawa mengingat tingkah pola Rayden kecil yang lucu dan menggemaskan. Sebelum akhirnya mama mengajukan pertanyaan untuk putra tercintanya “Nak, kamu mau kan mama jodohin sama anak sahabat mama?” ucapnya kemudian mengeratkan rangkulan dilengan Rayden.
Rayden pun menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan mama Anggi “Mama tahu kan, bukan Ray gamau, Ray masih fokus mah sama bisnis Ray, tahu kan mama perjuangan selama ini gemana dan –“ ia pun menggantung ucapannya.
“Dan... dan apa nak? Kenapa sayang?”, ucap Anggi dengan hati-hati.
“Ray belum bisa buka hati mah, takut kejadian 8 tahun lalu terulang lagi, maap ma. Mungkin lima tahun kedepan baru Ray pikirin”.
“HA... LIMA TAHUN? Ray mau sampe kapan kamu begini, kamu harus mikirin masa depan kamu juga sayang. Mama semakin tua, kamu tahu kan papa belakangan ini kondisi kesehatannya menurun. Kamu juga kenal kok wanita ini ada di sekitar kamu” ucap Anggi dengan kesal.
“Apa mah? Maksud mama siapa? Ray ga pernah deket sama wanita manapun belakangan ini, ga ada yang menarik perhatian Ray juga” Rayden menyatukan kedua alisnya seraya berpikir siapa wanita yang Anggi maksudkan.
“Kamu tuh.. memang Nayla bukan wanita?. Iya Nayla Kei anaknya Nilla sahabat mama. Kamu rajin ketemuan kok sama dia, kenal kan? Mama jodohin kamu sama Nayla”.
“APA MAH?” teriak Rayden secara langsung.
“Aduh kamu bikin kuping mama sakit Ray. Nayla gadis baik, periang juga, mama yakin dia bisa jadi penawar luka kamu . Dia juga ga kalah cantik dari Susan, keturunan jelas juga, mama dan papa sudah bahas ini dari beberapa bulan lalu” ungkap Anggi.
Rayden memijit pelipisnya yang tiba-tiba pusing dan pening mendengar perkataan mama tercintanya. “Ray ga bisa mah, aku dan dia hanya sahabat aja ga lebih, Ray pergi dulu mah ada meeting penting” pamit Rayden dan meninggalkan Anggi.
Seketika Anggi berdiri dan menahan lengan anaknya “Kalau kamu masih mengharapkan wanita itu, inget dia sudah meninggalkan kamu tanpa alasan yang jelas, kalau kamu membawanya pulang mama dan papa tidak akan pernah setuju dan merestui kalian sampai kapan pun, inget Ray jangan mengharapkan masa lalu burukmu itu”. Menghela napas sebentar “Kamu pikirkan dengan baik perjodohan ini, mama tunggu jawabanya besok pagi, mama lakukan ini karena sayang sama kamu Ray”.
Di dalam ruang kerjanya, Rayden mengusap wajahnya dengan kasar “Nayla Nayla Nayla kenapa harus Nayla” pikirnya dalam hati. Pasti perjodohan akan dilakukan oleh kedua orang tuanya, hal itu sudah ia ketahui sejak lama. Namun siapa sangka wanita yang dijodohkan adalah sahabatnya sendiri.
“Haruskah aku menerima Nayla sebagai calon istriku? Tapi bagaimana dengan Susan?” gumam Rayden pada diri sendiri, “Aaaarrggh, kalau saja kamu tidak meninggalkan aku, semua ga akan seperti ini dasar perempuan tidak tahu diri” tiba-tiba saja gelas digenggamannya sudah melayang dan pecah berhamburan. Tanpa sadar pria yang nampak terlihat dingin dan kuat itu pun meneteskan air matanya.
Akan lebih baik jika memejamkan mata terlebih dahulu dan mendinginkan pikiran. Tanpa terasa hari sudah semakin pagi, matahari pun sebentar lagi akan nampak. Pria itu teringat akan perkataan mamanya. Ia pun berpikir dan terus berpikir. Jika saat ini menolak, pasti dikemudian hari akan kembali dijodohkan dengan entah siapa, wanita mana yang akan di bawa oleh sang mama padanya.
Rayden sudah mendapatkan jawaban atas permintaan Anggi. Ia pun berniat memberi jawaban seusai sarapan.
“Ma, Ray udah ambil keputusan, Ray harap ini yang terbaik” Rayden pun menghela nafas meneguk satu gelas air mineral. Sementara Mama Anggi hanya menunggu jawaban Rayden tanpa berusaha menyela ucapan anaknya, apapun keputusan Rayden pasti sudah dipikirkan secara matang, begitulah pikir Anggi.
“Ray...Ray setuju dengan perjodohan ini, dan menerima Nayla sebagai calon istri Ray, semoga Nayla menerima Rayden juga ma” jawabnya dengan pelan.
Senyum manis terbit di bibir wanita paru baya yang ada di hadapannya, “Mama yakin ini keputusan yang tepat nak, mama yakin seiring perjalanan rumah tangga kalian nanti pasti rasa cinta akan tumbuh dan hadir dengan sendirinya, percayalah. Asal kalian tidak saling menutup pintu hati satu sama lain, mama yakin Ray, yakin” ungkap Mama Anggi dengan serius. Ia pun akan segera mengabari Dave bahwa putra mereka sudah setuju dengan rencana ini.
Setelah pekerjaan Rayden selesai di Semarang. Mama Anggi akan segera meminang Nayla untuk anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
lanjuuut
2022-07-24
0