Dua hari sudah berlalu pertemuan antara Anggi dan Nilla, kini mereka hanya saling bertegur sapa saja melalui aplikasi chat tanpa membahas perjodohan anak – anaknya. Anggi tahu, bahwa ini bukan hal kecil, maka ia membiarkan Nilla untuk berpikir dengan tenang.
Malam hari ini begitu dingin terasa menusuk tulang, Nilla nampak memandangi foto pernikahan dirinya dengan mendiang suaminya.
Flashback On
“Dok dokter pasti bercanda bukan? Tidak mungkin suami saya meninggal, dia masih muda dok, tolong selamatkan suami saya” tangis Nilla pun menggema di ruang rawat. Suami tercinta telah berpulang ke pangkuan Sang Pencipta, Hero memiliki penyakit liver akut, selama ini ia menyembunyikan penyakitnya dari istri dan kedua anak mereka hingga akhirnya ajal menjemput.
Setelah 40 hari berlalu Nilla belum juga pulih dari kesedihannya, pola hidup yang tak baik, makan tidak teratur membuat dirinya jatuh sakit, toko roti yang ia miliki pun terbengkalai. Nilla berpikir bagaimana menjalani kehidupan ini bersama kedua anaknya Nayra dan Nayla.
“Ka kenapa bunda belum keluar dari kamarnya? Nay udah laper ka, bunda belum masak, nih lihat” ucap Nayla dengan manja pada sang Kakak. Perutnya sudah semakin nyaring berbunyi, membuat Nayra tidak tega dan ia memutuskan memasak untuk adiknya “Kakak aja yang masak ya, kaka buat nasi goreng sosis mau kan? Kakak juga laper, sekalian kita masak untuk bunda juga” Nayra pun bergegas memasak karena waktu yang dimiliki hanya sedikit, ia harus berangkat kuliah.
“Nay udah mateng nih, anter ke kamar bunda ya, kamu jangan lupa makan, kakak berangkat dulu” pamit Nayra pada Nayla
Tok
Tok
Tok
“Bun, Nay bawa sarapan untuk bunda, dibuka ya pintunya”, ucap Nayla. Ia merasa penasaran mengapa tidak ada jawaban dari dalam kamar, langsung tanpa menunggu lama membuka pintu kamar bundanya. “Ya ampun bundaaaaa” pekik Nayla, melihat Bunda Nilla tersungkur diatas lantai dan meringis kesakitan. Nayla yang saat itu masih berusia 12 tahun pun panik, berusaha menghubungi Nayra namun teleponnya tidak aktif. Ia keluar mencari pertolongan, beruntunglah bertemu dengan Bu Ustadzah dan membawa Nilla ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, dokter mengatakan bahwa terdapat luka di lambung Nilla, selain itu ia pun menderita radang usus buntu dan harus segera dilakukan operasi. Dokter meminta pihak keluarga segera mengurus administrasi hari ini juga. Nayra dan Nayla nampak kebingungan, karena uang tabungan mereka tidak cukup untuk biaya pengobatan Nilla.
Bu Ustadzah tidak tega melihat mereka, ia lantas menghubungi Anggi. Ya Anggi adalah saudara sepupu wanita sholehah yang membawa Nilla ke rumah sakit. Tidak butuh waktu lama untuk Anggi tiba di rumah sakit dan menyelesaikan segala administrasi sehingga Nilla dapat dioperasi dengan segera.
Anggi yang sangat mengenal Nilla, tidak tega dengan keadaan sahabatnya. Sungguh tulus niatnya untuk membantu Nilla, sesekali ia menyeka air mata yang terjatuh tanpa permisi. Wanita berlesung pipi dan cantik itu mendekap erat tubuh Nayla dan memegang tangan Nayra seraya menguatkan mereka.
Dua jam berlalu, operasi berjalan lancar. Nilla sudah dipindah keruang rawat VVIP, namun matanya masih terpejam. Dokter mengatakan satu jam lagi pasien akan tersadar. Benar saja setelah satu jam Nilla mulai membuka kelopak matanya, nampak wanita itu bingung dengan keadaan ruang rawatnya. “Nayra Nayla? Bunda seneng kalian ada disini. Nak kenapa kamar rawat bunda sebagus ini? Kalian –“ ungkap Nilla kebingungan tapi tidak sempat melanjutkan kata kata karena Anggi muncul dan menjawab “Nil, ga usah banyak gerak dan ngomong aneh-aneh dulu ya, fokus biar badan mu sehat lagi, urusan rumah sakit udah beres, kamu tenang aja ya Nil” ucapnya dan kemudian mengusap tangan Nilla “Nil, aku pamit ya... Rayden pasti mencari cari aku, maklum lah anak itu ga bisa tanpa mamanya, besok pasti aku kesini lagi ya”
“Aku mengucapkan banyak terima kasih, sangat sangat banyak terima kasih untuk kamu Nggi, makasih sudah menyelamatkan nyawaku” ucap Nilla lirih dan meneteskan air mata.
**
Keesokan harinya Anggi pun mengunjungi Nilla, tidak lupa membawa buah tangan untuk Nilla dan aneka cemilan manis juga asin untuk Nayra dan Nayla. Rayden pun turut ikut dan membawa makanan tersebut “Ma.. ini berat, kenapa aku yang membawanya? Kenapa bukan Papa aja?” ucap Rayden dengan bersungut.
“Papa kan sibuk Ray, mama butuh teman, makanya mama ajak kamu, nanti mama kenalin sama Nayla, dia seumuran lho sama kamu, anaknya asyik dan ceria juga” jawab Anggi dengan penuh semangat
Mereka pun masuk ke ruang rawat Nilla, saat itu hanya ada Nayla sedang menyuapi sang bunda, ia tersenyum hangat pada Anggi dan Rayden. “Cantik, manis” gumam Rayden sangat pelan. Rayden pun menyerahkan cemilan tersebut pada Nayla “Ini untukmu dan kakak mu, ini dari papa dan mama, bukan aku” anak laki laki tampan itu menyerahkan dengan wajah ketus pada Nayla.
Sifat Nayla yang periang tak menganggap raut wajah ketus Rayden, ia pun tetap tersenyum “Makasih ya, namaku Nayla, kamu?” ia mengulurkan tangannya pada Rayden.
“Rayden Bradley, panggil aja Ray ya Rayden juga boleh masih nama aku” jawab Rayden dengan ketus dan dingin.
“Duh maap ya Nayla, Rayden memang begini tapi dia baik ko. Nay kamu udah makan belum, sini mama bawa makan siang untuk kamu, mama suapi ya” ucap Anggi dengan senang.
Nilla pun menatap mereka dengan tersenyum, ia sangat berterima kasih pada Tuhan karena telah mengirim Bu Ustadzah Ana dan Anggi menjadi penolongnya, apa jadinya jika Anggi tidak datang?.
Flashback Off
“Anggi, aku tahu kamu tulus membantuku dulu. Aku akan memberi jawaban atas permintaanmu Nggi” Ucap Nilla, lalu menghembuskan napasnya dengan kasar “semoga aku tidak salah, aku yakin Rayden anak yang baik dan bertanggung jawab, kamu pun pasti akan menyayangi Nayla sama seperti aku menyayanginya” ucapnya dengan memandangi foto Nayla kecil.
Nilla berusaha menyampaikan maksud niat baik Anggi pada Nayla, ia harap Nayla menerima keputusan ini. Tidak lupa menghubungi Anggi untuk memberinya kabar “Asalamualaikum Nggi, aku sudah memutuskan akan menjawab permintaan mu beberapa hari yang lalu. Aku menerima dan menyetujui perjodohan ini. Aku akan beri tahu pada Nayla”.
Sesampainya di ruang keluarga, Nilla duduk disamping Nayla dan mengusap tangannya. Jelas saja Nayla terkejut “Eh ada apa bun? Pasti bunda mau bilang sesuatu nih. Ada hal penting kah? Cerita sama Nay ya bun” tanyanya.
“Sebelumnya kamu jangan kaget dan marah ya sama bunda, kamu janji ya?” tanya Nilla
“Iya bun, ada apa? Nay jadi takut deh”
“Kamu tahu Mama Anggi? Beberapa hari lalu bunda bertemu dengannya, Anggi bilang ingin menjodohkan kamu dengan Rayden, dan setelah bunda pikir berhari hari, bunda menerima permintaan Anggi”
“APA Rayden? Mama mau jodohin aku sama Rayden?” Nayla semakin terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
penasaran
2022-07-24
1