“Kamu tahu Mama Anggi? Beberapa hari lalu bunda bertemu dengannya, Anggi bilang ingin menjodohkan kamu dengan Rayden, dan setelah bunda pikir berhari hari, bunda menerima permintaan Anggi”
“APA Rayden? Mama mau jodohin aku sama Rayden?” Nayla semakin terkejut.
“Bunda pasti salah,mama juga pasti salah, ga mungkin bun” Nayla tidak percaya dengan apa yang bundanya ucapkan, karena baginya Rayden hanya sebatas sahabat, ya sahabat tidak lebih.
“Bunda dan Mama Anggi ga salah nak.. kamu pertimbangkan ya, bunda yakin Ray anak baik, kelak jadi suami bertanggung jawab dan akan mencintai kamu, cinta bisa datang kapan saja Nay, seiringin semakin sering kalian bersama pasti rasa itu akan tumbuh” ungkap Nilla
“Bunda sama mama kenapa egois?. Nay bisa ko ketemu dan menikah dengan laki laki lain, bukan Rayden bun. Nay mengganggap Ray sam a seperti Leo, Kezia dan Adam, ga lebih” tentu saja Nayla tidak setuju dengan perjodohan ini, ia yakin Rayden pun akan menolak.
Mama Nilla pun bercerita mengenai Anggi yang membantunya saat ia sedang sakit, dan memberi pinjaman modal agar toko roti kembali berjalan hingga maju seperti saat ini. “Bunda ga tau, apa yang akan terjadi jika Anggi ga datang waktu itu? Memang Anggi ga pernah ungkit persoalan ini. Bunda juga ga langsung nerima permintannya, bunda terus berpikir, dan bunda yakin Rayden dan Anggi memang yang terbaik bagi kamu”.
Nilla menghela napas dan mengatakan “Anggi tulus sayang sama kamu, bunda dan Nayra. Bunda merasa ini sebagai ungkapan terima kasih karena telah menolong bunda waktu itu”
“Nayla ga bisa jawab apa apa lagi bun. Nay ke kamar dulu” pamit Nayla pada bunda Nilla.
Nayla masuk kamar dengan tubuh gontai dan mata yang mengembun, apa harus menerima semua ini? Apa tidak masalah jika menolak? Beragam pertanyaan muncul dalam benaknya.
Malam sudah semakin larut, angin malam pun semakin dingin rasanya. Wanita bermata sipit itu hanya bisa menggulingkan dirinya ke sisi kanan dan kiri, nampak air mata mulai mengering pada kelopak matanya.
“Aaaaarrrgh kenapa ga bisa tidur sih?” , ia pun segera meraih telepon seluler yang terletak diujung kakinya, dan mengetikkan sesuatu.
*Nayla*
“Kez... besok ada waktu kah? Gue mau ketemu lo ya, sore deh setelah gue balik ngampus dateng ke butik”
*Nayla*
“Leo... besok gue izin telat ya, gue juga bakal kabarin murid gue, gue mau ketemu Kezia di butik, thanks ya”
Gadis cantik itu mengirim pesan chat pada kedua sahabatnya. Tak menunggu lama teleponnya berbunyi tanda notifikasi masuk
Ting
Rupanya ada balasan dari Leo, pria yang selau ceria itu belum pergi ke alam mimpi dan masih membalas chat Nayla
*Leo*
“Eh ada apa Nay? Ga biasanya?Gue anterin deh ya”
*Nayla*
“Ada sesuatu penting aja , gue bawa motor koq, makasih ya”
*Leo*
"Pokoknya besok gue anterin, lu ada matkul kan?.
Sore bareng aja sama gue oke. Gue juga kangen sama Kezia”
*Nayla*
“Okedeh”
Setelah berbalas pesan dengan Leo, Nayla pun menyimpan teleponnya di atas meja belajar kemudian hampir menjelang shubuh ia pun dapat memejamkan matanya.
**
Kedua sahabat itu kini sudah tiba di butik milik Kezia. Leo bukan hanya sekedar mengantar saja tapi ia pun turut masuk, penasaran katanya. Begitulah Leo, ceria, hangat, selalu tebar pesona pada setiap wanita namun begitu perhatian dan menyayangi sahabatnya.
Sebelum ke butik, mereka sudah membeli oleh oleh untu Kezia. Martabak telur spesial kesukaan Kezia pun sudah mendarat cantik di atas meja ruang kerja Kezia.
“Nyaman juga ya disini, ada ruang tidurnya pula. Kalau gue punya ruangan model begini, bisa auto nginep terus” tutur Leo dengan kagum.
“Itu sih lo ya, emang tukang main dasar, ga betah di rumah” sahut Kezia lantas tertawa.
“Ada apa Nay, lo chat gue malem malem dan minta ketemu? Pasti ada hal penting ya buat lo gelisah?” tanya Kezia dan mengajak Nayla duduk di sofa ruang kerjanya.
“Sejujurnya gue bingung harus cerita dari mana” tutur Nayla dan menghela nafas kasar. “Beberapa hari lalu bunda ketemuan sama Mama Anggi. Mama minta gue jadi menantunya, berniat jodohin gue sama Rayden” gadis itu pun terdiam.
“APA?” pekik Leo dan Kezia bersamaan
“Kok bisa?” mereka pun bertanya bersamaan
Nayla melanjutkan ceritanya, pandangannya pun tampak lurus kedepan dengan mata yang mengembun. Mulai menceritakan bagaimana awalnya bertemu dengan Mama Anggi, mengenai penyakit bundanya, semua ia ceritakan pada kedua sahabatnya.
“Jujur gue sebenernya pengen nolak tapi ya gue ga bisa nolak juga. Mengingat semua kebaikan mama selama ini”
“Gue takut, takut kalau nerima perjodohan ini, suatu saat gue jatuh cinta sama Ray gemana? Lo semua tahu kan Ray punya luka hati yang sampai sekarang belum bisa dilupain dan selalu ingat sama perempuan itu, gue takut Ray jadiin gue pelampiasan, gue .... gue juga takut Ray ga bisa kasih hatinya untuk gue” tutur Nayla dengan sedih
“Tapi... apa Rayden tahu perihal ini? Perjodohan ini?” tanya Kezia dengan serius
“Gue belum tanya sama Ray, dia juga ga ada kabar apapun, kayanya belum tahu” imbuhnya
“Bagi gue pernikahan itu hal yang amat sangat sakral, pernikahan juga cukup satu kali seumur hidup, makanya gue mau menikah dengan berlandaskan cinta, gue ga bisa, gemana gue jalani semua ini kalau perasaan diantara gue dan Ray hanya sebatas sahabat?” tutur gadis bermata sipit itu.
“Nay...kalau gue boleh jujur. Gue seneng Lo sama Ray, jujur gue lihat selama ini perlakuan dia sama lo beda Nay, dia lebih posesif sama lo dibanding ke Kezia. Sebagai seorang pria dan pecinta wanita, gue bisa lihat perbedaan itu Nay. Gue pikir Rayden yang minta, ternyata tante Anggi” ungkap Leo dengan serius dan menggenggam tangan Nayla.
“Tapi... tapi gue ga pernah merasa diperlakukan beda sama Ray. Gue sayang sama dia pun hanya sebatas sahabat engga lebih”. Nayla menghela nafasnya dan menangis. Sejujurnya bukan hanya terhadap Rayden, tapi ia pun takut akan jatuh cinta dan takut akan sakit nantinya bila perasaan itu tak terbalaskan.
“Saran gue Nay, lo pikir dengan kepala adem dan dingin, feeling gue bisa, lo bisa jadi obat luka hati untuk Rayden, dan dia ga akan jadiin lo pelampiasan semata” tutur Leo.
“Gini aja Nay, sekarang lo masih terbawa emosi, ada benernya yang lo bilang dan ada benernya juga apa yang Leo bilang. Sebaiknya lo tenangin diri dulu, siapa tau saat udah tenang dapat jawaban, gue sih kalau lo nolak atau lanjut dengan perjodohan ini yang penting lo bahagia, jangan dibawa stress ya Nay, kita selalu ada buat lo kok” ungkap Kezia menenangkan Nayla dan memeluknya.
.
.
.
.
.
*Mohon dukungannya, like, komen dan vote. Terima kasih*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
semangat nay
2022-07-24
0