LIMA

"Abyandra Tahlia"

Aby yang tengah memberi hiasan pada luka yang ia peroleh semalam,tersentak kaget saat namanya dipanggil dengan lengkap serta nada tinggi. Karna suara itu membuat tangan Aby mendapatkan luka baru tepat disebelah luka yang ada dijarinya. Darah segar yang keluar dengan segera ia seka. Tak terlalu buruk,menurutnya.

"Iya bu" suaranya terdengar malas. Hanya hitungan detik saja fokus Aby memperhatikan sang guru kini sudah teralih pada lukanya yang baru.

"Dari tadi kamu gak denger apa kata ibu?"

Kepala Aby terangkat,Tak sedikitpun merasa terintimidasi oleh tatapan dari buk ningsih. Aby menggeleng pelan.

"Ibu heran,kenapa murid kayak kamu masih aja dipertahanin disini. baik,ibu ulangi sekali lagi dan kamu jawab dengan jujur. surat pemanggilan orang tua kemarin,sudah kamu kasih keorangtuamu?"

"disampaikan pun orangtua saya gak bakalan dateng bu"

"Kok ibu gak percaya, ibu lebih percaya kalau kamu enggak menyampaikan kepada kedua orangtuamu. Aby,Aby kamu mau jadi apa sih? orangtua kamu kerja untuk menyekolahkanmu. tapi apa yang kamu bales buat mereka? Kamu gak ada rasa kasihan sama perjuangan mereka yang kamu sia-siakan? Banyak-banyak bersyukur. Jangan kecewain mereka, sama tingkah nakalmu".

Tak ada satu patah katapun dari ucapan buk Ningsih yang Aby jawab. ia hanya menatap lurus kearah gurunya itu.

"Keluar dari kelas kamu sekarang, bawa alat tulismu dan tulis seribu janji buat gak bikin ulah lagi. jangan balik ke kelas sebelum selesai"

"Baik" ucap Aby tanpa ada rasa ingin membela diri. Cewek itu pun meraih alat tulisnya, berjalan keluar dari kelas. Bahkan Aby masih bisa memamerkan senyumannya saat ini.

"Woy by, Hukuman apa lagi nih. Baru juga jam pertama udah dihukum aja lo" Aby menoleh mendapati anak kelas sebelah yang kini sedang memegang bola basket.

Sosok Aby memang cukup populer diseluruh kalangan. Semua murid hampir mengenalnya. Berkepribadian yang ramah, mudah bergaul dan mengakrabkan diri membuat Aby sangat disenangi orang.

Aby menggulung buku yang ada ditangannya, sesaat cowok itu berada didekatnya gulungan buku itu langsung ia pukulkan kepada temannya.

"Jangan teriak-teriak babi, nanti gua lagi yang kena".

"Lu kenapa lagi dah by, ada aja kelakuan. masih pagi ini loh, gak ada kapok-kapoknya emang"

Tawa Aby terdengar. "Males banget gua sama pelajaran buk ningsih, dari pada puyeng mending dihukum aja kan".

"Untung aja bokap lo donatur tetap disekolah ini, puas-puasin nakal deh lo. mumpung masih ada yang orang dalem kan".

"Iya dong. Untung aja bokap gua pemikirannya gak kolot banget. Anaknya yang nakal aja masih didukung".

Cowok yang ada disebelahnya mengangguk. "kayaknya emang cuma lo doang yang beruntung. Udah cakep, Punya segala-galanya, dikelilingin sama orang yang bikin lo gak jenuh sama hidup. Satu lagi nih, lo gak punya beban. Hidupnya enjoy trus"

"Oh tentu dong. Hidup cuma sekali. yakali gua sia-siain. Harus dimanfaatin buat kesenengan gua".

"Btw,gua duluan ya. Udah pada pemanasan,bye!".

Bahagia karna punya orangtua yang siap materi untuk menutupi kenakalannya.

Banyak teman.

Bahagia karna selalu tertawa.

Finansial yang mampu mendukung gayanya.

Penilaian orang-orang tentangnya cukup menghibur. Setidaknya itu mampu membuat Aby tidak terlihat menyedihkan dimata mereka.

"Aby jangan berisik,ya. Jangan bikin ulah, jangan tidur. Bukunya kalo diambil nanti dikembaliin. Sama jangan robekin kertas apapun".

telinga Aby terasa pengang saat kedatangannya di perpustakaan disambut dengan suara penjaga perpustakaan. "Oke bu" jawab Aby malas lalu melangkah menuju pojok perpustakaan.

...*****...

"Kak Bima, ini formulir pendaftarannya. Sekalian ini sama punya temen-temen gue. Banyak banget yang minat kak, kata buk Sintia suruh dikasih ke kak Bima aja."

Bima menerima setumpuk formulir itu. Ekstra Kurikuler karya ilmiah remaja yang diketuai olehnya memang kini sedang membuka pendaftaran anggota baru. sepertinya KIR tahun ini akan banyak peminatnya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan dari kemarin banyak sekali adik kelas berbondong-bondong menghampirinya untuk memberikan kertas formulir. Sampai Bima sendiri kelelahan dengan banyaknya murid yang berminat.

Belum lagi chat yang masuk

Buk sintia selaku pembina sudah menyebarluaskan nomernya untuk membuka ruang konsultasi kepada peminat KIR. Bima tentunya tau. Adik kelasnya hanya ingin caper terhadap Bima. sayang...mereka bukan selera cowok itu. Jika bukan karna ingin menjaga citra. Mana sudi Bima membuang waktunya untuk meladeni cewek kegatelan.

cowok itu tersenyum. "makasih ya, tunggu aja info selanjutnya, nanti gue kabarin kalo udah ada info."

"Baik kak, kalo gitu gua permisi dulu ya."

Sambil berjalan Bima memeriksa formulir calon anggotanya.

"Kertas apaan tuh, bungkus gorengan ya?"

Langkah Bima berhenti. Cowok itu menoleh kesamping mendapati satria memeluk tiang koridor lantai dua. belum selesai keterkejutannya terhadap satria. Kini bima tengah dikagetkan pula oleh kulit kacang yang jatoh dari atas kepalanya. Di ujung atas tiang lain, gilang berada. Entah bagaimana cowok itu bisa sampai disana.

Arion yang kalem, melempar kotak susunya yang telah kosong kebawah sebelum menghampiri Bima dan memeriksa kerta yang ada ditangan cowok itu. "Oh gak penting. Formulir pendaftaran KIR doang. gua kira surat saham, mau gua beli padahal" ujar Arion lalu mengambalikan kertas itu ke pada Bima, ia tidak berminat dengan itu.

Ada sesuatu yang menarik perhatian Gilang. Cowok itu pun meluncur kebawah dengan tetap memeluk tiang agar dirinya aman, Bima ngilu sendiri melihat itu. waktu sampai diujung. gilang pun melompat dengan banyak gaya.

"Eh kalau ikut KIR, kegiatannya apa aja? Gua lagi tertarik sama rakit-rakit bom. Rakit bom termasuk karya ilmiah kan, ma? " tanya gilang.

"Serius di ekskul KIR diajarin ngerakit bom? Gua juga berminat deh kalo gitu. Bapak gua pasti bangga punya anak bisa ngerakit bom". sambung Satria.

"Serius nanya, kalo ngerakit bom gitu bakalan dapet gelar Profesor gak? Gua juga mau kali punya nama yang panjang. Karena bukan orang kaya kayak Arion, gua mau pake jalur prestasi. Profesor Gilang Syahputra perakit bom. Terus tinggal botakin dikit kan rambutnya,didepan?"

"lo berdua rakit bom sebanyak-banyaknya. hasilnya jual ke gua. Gua orang kaya, yakali ngerakit sendiri. Beli lah, uang buat apa, kan? kayaknya seru main bom didepan gubuk. Bokap gua kagetan, pasti puas banget ngakak gua nanti" Ikut nimbrung Arion.

Bima hanya mampu diam, mereka lagi ngobrolin apaan,sih? ia tidak habis fikir, bisa-bisanya ia memiliki sahabat seperti Arion, Gilang, dan satria yang jauh dari kata 'normal'. selain minus akhlas, mereka juga minus otak. sangat memprihatinkan, Bima sangat iba kepada orangtua mereka, pasti cobaannya sangat berat.

Definisi beban keluarga.

"Lo bertiga ngomongin apaan sih" heran Bima.

"kok gua curiga ya, lo juaranya jalur nyontek ya ma? gak nyambung banget lo jadi orang. kelihatan banget begonya" tuding Gilang.

"Lo bertiga jauh-jauh dari gue, otak gue gak nyampe gaul sama kalian" Ucap Bima lalu menjauh pergi dari ketiga sahabatnya itu. ia takut kegoblokan mereka pindah ke Bima.Cowok seperti Bima sangat phobia goblok.

"Cakra" Panggilnya.

"Apa ma?"

Otaknya mulai menghitung kecepatan minimal gerakan tangannya agar bisa merebut ponsel cakra ditangan cowok itu. Sekecil apapun gerakan Cakra tak satupun luput dari pandangannya. Bima tak ingin salah langkah. Begitu otaknya mengirim sinyal pada Bima, dengan cepat tangannya merebut ponsel Cowok yang ada dihadapannya itu.

"Apa-apaan sih lo" protes cakra.

"Ada dua puluh satu video porno di ponsel lo. kayaknya seru nih kalo gua kasih ke ruang BK, lo pasti tau akibatnya. Hp disita plus pemanggilan orang tua."

"ngomong apaan sih lo, ada bukti?" tantang cakra. Ponselnya disertai keamanan,pastinya tak akan mudah dibobol oleh Bima. Cowok itu pasti akan meminta bantuannya dan saat itulah ia akan mengapus barang bukti.

"Ralat, ternyata koleksi video porno lo ada tiga puluh."

Cakra membulatkan matanya tidak percaya bahwa Bima mampu membuka semua keamanan yang ada di Hpnya itu dengan mudah. Tidak hanya itu, Bima mampu menemukan vidio yang sudah ia simpan di brangkas file lengkap dengan sandi. bagaimana bisa?"

"Gue permisi. Mau keruang BK."

Langkah Bima dihadang oleh cakra yang kini tengah ingin bernegosiasi. "Ma.. kita kan temen nih, masa lo mainnya gitu sih."

"terus?"

"Gua bakalan apus semua video. Janji juga gak bakalan nonton lagi."

"Gak menarik."

"yaudah. lo maunya apa?"

"pacar."

Cakra membulatkan matanya."ma.. maksud lo apaan? Jangan bikin gue takut deh. Gue masih doyan cewek. nyebut lo ma!! gue laki. lo gak lagi nembak gue kan?"

"Kasih Abyandra Tahlia buat gue."

"Aby?"

Bima melempar kembali ponsel Cakra, untung saja reflek Cakra sangat baik. "Udah gua bantuin blokir. Jangan pernah lo buka blokiran di semua sosmed Aby. Gua udah masang CCTV dimana-mana jadi lo gak bisa macem-macem. Jangan sampe lo ketemu Aby. Sebisa mungkin lo hindarin dia.Gak cuma koleksi porno lo, semua rahasia lo gua tau.

...*****...

...TBC...

...Kalau suka jangan lupa coment yaa sama vote...

...semoga enjoy bacanya...

...selamat akhir pekan guyss...

...luv u dari aku...

Terpopuler

Comments

Awe

Awe

posesif jalur diem diem

2022-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!