“Siapa dia? Kenapa aku yang repot untuk membawanya ke psikiater? Keluarga bukan, saudara bukan, adik bukan bahkan teman pun bukan. Tapi malang sekali nasib gadis itu, jika benar dia gadis luar negeri maka ini akan menjadi trauma yang sangat buruk untuknya” suara batin Brian.
“Baik dok, boleh saya melihatnya?” tanya Brian.
“Korban masih harus beristirahat terlebih dahulu Tuan, dan saya juga baru saja memberikan obat penenang karena dari tadi saat korban tersadar dia terus menerus mengamuk dan berteriak" ucap sang dokter.
"Jika Tuan ingin menemuinya, maka kami akan segera memindahkan korban ke ruang rawat inap” sambung sang dokter.
“Bawa dia ke ruang VVIP khusus dok, saya akan mengurus masalah pembayarannya” saut Brian dan diangguki oleh sang dokter.
Sang dokter dan para suster lainnya memindahkan Sandra ke ruang VVIP sesuai dengan permintaan Brian.
Sesampainya di depan ruangan Sandra, Brian tetap harus menunggu karena sang dokter dan suster masih terus mengecek keadaan Sandra agar benar-benar stabil.
*
*
*
*
Hampir 10 menit Brian duduk sambil memainkan handphone nya kembali, dan tiba-tiba saja pintu terbuka bersamaan dengan keluarnya sang dokter dan para suster dari ruangan kamar Sandra.
“Apa dia sudah lebih baik dok? Saya dengar tadi dia masih berteriak seperti itu” Brian langsung berdiri dan mendekati sang dokter.
“Cobalah berinteraksi dengannya sesekali Tuan, temani dia jangan sampai ia merasa kesepian” ucap sang dokter.
“Karena semenjak gadis itu kembali sadar, dia terus menerus mengamuk dan berteriak Tuan. Bahkan saya serta para suster mencoba untuk menenangkannya, namun saat sudah merasa tenang gadis itu hanya bisa terdiam menatap kosong ke arah depan dengan air mata yang selalu menetes” sambung sang dokter dengan rasa kasihan.
“Lalu apa sudah boleh saya melihatnya ke dalam dok?” tanya Brian.
“Silakan Tuan, saya dan suster permisi lebih dulu. Jika ada apa-apa segera hubungi kami dengan menekan tombol diatas bangkar dekat dengan kepala pasien” ucap sang dokter.
Brian yang mengerti langsung menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam setelah sang dokter dan suster pergi meninggalkan ruangan Sandra.
Brian mencoba membuka perlahan handle pintu kemudian masuk dan tidak lupa untuk menutup kembali pintunya.
Perlahan demi perlahan Brian melangkahkan kakinya untuk mendekati Sandra yang duduk di atas bangkar sambil memeluk kakinya serta menangis tiada henti.
“Can I sit next to you, Miss? (bolehkah aku duduk di sebelahmu, Nona?)” ucap Brian sambil mendekati Sandra.
Sandra yang mendengar suara asing itu seketika hanya bisa melirik Brian dengan mata memerah.
“Hi my name is Brian, what’s your name Miss? (hai nama saya Brian, siapa nama anda Nona?)” Brian mencoba untuk berinteraksi kepada Sandra sesuai dengan arahan sang dokter.
“My name is Sandra. Where are my mother and father, Sir? (nama saya Sandra. Di mana ibu dan ayahku, Tuan?)”
Suara Sandra terdengar sangat pelan bahkan nyaris sampai tidak terdengar oleh telinga Brian.
“Sorry Miss, i and everyone who was at the scene couldn’t save your family. We can only save you at the last moment the car is about to explode. (maaf Nona, saya beserta semua orang yang berada di tempat kejadian tidak bisa menyelamatkan keluargamu. Kami hanya bisa menyelamatkanmu di saat terakhir mobil akan meledak)”
Brian mencoba menjelaskan kepada Sandra dengan sangat berhati-hati dengan ucapannya, karena saat ini Brian tahu jika Sandra masih dalam keadaan terpuruk.
Saat mendengar ucapan Brian tadi, kini tubuh Sandra bergetar sangat hebat bagaikan di sambar ribuan petir yang menandakan bahwa Sandra dalam keadaan yang kurang baik.
Brian yang melihatnya seketika merasa kasihan dan ia langsung duduk di bangkar Sandra lalu memeluknya dengan sangat lembut untuk mencoba membuat Sandra agar bisa lebih tenang.
“Hiks.. why do you all have the heart to leave Sandra alone mom, dad..(hiks.. mengapa kalian semua tega meninggalkan Sandra sendirian bu, pak..)”
Sandra menangis di pelukan Brian dengan menumpahkan semua rasa sakit yang berada di dalam hatinya ketika tahu jika keluarganya sudah meninggal dunia dalam insiden kecelakaan tersebut.
Sedangkan Brian hanya bisa memeluk Sandra dan sesekali mengelus punggungnya dengan sangat lembut serta kasih sayang yang membuat Sandra sedikit merasa lebih tenang.
*
*
*
*
Brian Adijaya adalah seorang CEO termuda yang berusia 21 tahun.
Brian juga sudah mempunyai perusahaan sendiri yang bernama ADIJAYA COMPANY yang didirikan dengan hasil kerja kerasnya sendiri tanpa bantuan keluarganya.
Bahkan saat Brian sekolah pun Brian lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor papahnya untuk mempelajari cara kerja semua karyawan termasuk papahnya sendiri.
Brian yang sudah mulai menguasai cara kerja semuanya itu, selalu menawarkan diri untuk menggantikan papahnya sebagai pemimpin di ruangan rapat bersama pembisnis lainnya.
Sedangkan sang papah hanya terduduk dan tersenyum bangga melihat kemajuan anaknya serta mendengarkan presentasi-presentasi yang sangat menarik dari seorang Brian yang terbilang masih anak remaja itu di depan kalangan pembisnis hebat yang sedang bergabung di perusahaan papahnya.
Dan akhirnya di usia yang terbilang masih muda ini Brian berhasil membangun perusahaan kecil milik ia sendiri.
Sampai di usia 21 tahun perusahaan Brian telah berhasil menempati posisi ke-1 sebagai perusahaan terbaik di dunia.
Berbagai cabang anak perusahaan kecil Brian yang saat ini sudah ada di mana-mana kini menjadi perusahaan yang besar, sampai-sampai perusahaan papahnya sendiri menjadi saingannya.
Brian Adijaya terkenal dengan sebutan pria kanebo kering yang sama sekali tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita.
Sifatnya yang terbilang kaku itu, membuat para wanita enggan untuk mendekatinya.
Sampai akhirnya Brian yang baru saja bertemu dengan Sandra, malah membuat sifatnya yang kaku sedikit demi sedikit mencair dan berubah menjadi pria yang lebih hangat.
*
*
*
*
1 tahun telah berlalu
Kini Brian dan Sandra semakin hari semakin dekat, bahkan Sandra pun sudah menjadi warga negara Indonesia yang sah.
Semenjak kejadian insiden itu membuat Sandra mempunyai trauma yang sangat besar setiap melihat kecelakaan yang ada di depan matanya.
Sehingga Brian berusaha membujuk dan membawa Sandra berobat ke psikiater untuk menghilangkan sedikit demi sedikit trauma yang ada dalam diri Sandra.
Awalnya beberapa kali Sandra menolak ajakan Brian, tetapi bukan Brian namanya jika ia tidak bisa membuat Sandra luluh dan mau menemui psikiater yang hebat untuk membuat Sandra keluar dari zona nyamannya.
Lalu di mana Sandra akan tinggal? Apakah Sandra sudah mempunyai pekerjaan? Ataukah Sandra memiliki harta peninggalan keluarganya?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai para leaders 🤗
Perkenalkan ini adalah karya novel ke-2 aku loh 🤩
Semoga kalian menyukainya ya 🤝
Dukung othor terus dengan cara berikut :
Like 👍
Komen 📨
Favorite ❤️
Rate 🌟
Dan tidak lupa selipkan hadiahnya ya 😍🙏
Bunga, kopi atau sebagainya pun tak apa kok, malah lebih bagus lagi pundi-pundi receh yang berterbangan di karyaku ini hihi 😆😜
Terimakasih 🙏🙏
Papay 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 436 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
jadi gadis periang sandra setelah traumamu sembuh
2023-06-08
1
ida fitri
semoga Sandra bisa cepat sembuh dari trauma nya kasihan🥺
2022-10-05
1
ppadang1
, 🤗🤗🤗
2022-08-25
1